Jejak Terakhir Penumpang Pesawat Positif Covid-19 Terdeteksi, Kapolresta Kerahkan Seluruh Jajaran
Posisi terakhir sudah terdeteksi, dan tim sudah menuju ke lokasi untuk mengajak yang bersangkutan melakukan penanganan protokol kesehatan.
Penulis: Ferryanto | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
"Dari angkasa pura 2 Supadio tidak menyiapkan posko khusus, segala informasi terkait ops bandara kami punya petugas pelayanan info yang dapat berinteraksi secara virtual di loket, dan keterkaitan langsung dengan maskapai, bisa ke kantor mereka yang berlokasi dibelakang gerai aming kopi," jelasnya.
Gubernur Ancam Tutup
Sebelumnya Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji menegaskan pihaknya akan menutup maskapai penerbangan Surabaya ke Pontianak.
Keputusan ini dilakukan menyusul baru-baru ini ditemukan dua orang hasil rapid test reaktif Covid-19.
Sebagaimana kasus tersebut diketahui setelah Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar melakukan rapid test secara acak pada (1/8/2020) kemarin.
Dari pemeriksaan itu didapatilah dua maskapai yang masing-masing satu penumpangnya reaktif.
"Itu cuma acak, kalau diperiksa seluruhnya mungkin lebih. Ini kan bahaya mereka membawa penyakit ke sini," ungkapnya, Senin (3/8/2020).
"Saya sanksi satu minggu tak boleh terbang dari Surabaya ke Pontianak. Tapi dari Pontianak ke Surabaya silakan. Tapi dari Surabaya ke Pontianak tak boleh," tegasnya.
Ia menilai bahwa bandara asal di luar Kalbar itu tidak ketat dalam pengawasan.
Sehingga adanya kasus baru masuk ke Kalbar.
"Artinya apa pengawasan Bandara asal. Pantas saja banyak kejadian dan kasus di tempat itu karena pengawasan seperti itu," ungkapnya.
Mantan Walikota Pontianak dua periode ini pun mengungkapkan bahwa pengawasan di bandara harus dilakukan secara ketat demi kepentingan dan keselamatan masyarakat Kalbar.
Tak hanya di pengawasan jalur udara saja yang ia tegaskan.
Namun juga pengawasan di jalur laut pun dimintanya untuk dilakukan pengawasan yang ketat.
"Jika sekali lagi saya rapid test ketemu, saya akan sanksi tiga bulan tak boleh terbang ke Pontianak. Masih lagi, selamanya tak boleh terbang biar saja daripada kita repot," tegasnya.
"Ini untuk kepentingan masyarakat Kalbar. Katanya sudah di rapid test kok masih reaktif. Tak mungkin kan," pungkasnya. (*)