Penumpang Pesawat Kabur
Kronologi Penumpang Pesawat Surabaya Pontianak Asal Jatim Positif Covid-19 Kabur Dicari TNI Polri
Kedua orang tersebut dinyatakan positif, tapi ada 1 orang berinisial IS yang berasal dari Jombang tersebut kabur dari tempat penginapan Pontianak.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson menyampaikan bahwa ada satu penumpang pesawat dari Surabaya - Pontianak hasil dari rapid test acak telah dinyatakan kasus konfirmasi Covid-19 kabur.
Sebelumnya, Diskes Kalbar telah melakukan rapid test secara acak di Bandara Supadio Pontianak pada 1 Agustus.
Dari rapid test acak tersebut, pihaknya menemukan 2 orang penumpang dinyatakan reaktif dari hasil rapid test tersebut.
Dari dua orang tersebut yakni 1 orang berasal dari Kabupaten Kubu Raya, dan 1 orang berasal dari Jombang, Jawa Timur.
Pada 2 orang tersebut sudah dilakukan swab dan pada 3 Agustus hasil dari swab tersebut telah keluar.
“Hasilnya kedua orang tersebut dinyatakan positif, tapi ada 1 orang berinisial IS yang berasal dari Jombang tersebut kabur dari tempat penginapan di Pontianak,” ujar Harisson, Selasa (4/8/2020).
Riwayat sebelumnya ada 2 orang penumpang pesawat penerbangan dari Surabaya menuju Pontianak pada 1 Agustus 2020 yang menurut pemeriksaan PCR Untan Positif Covid-19.
Keduanya yakni Tn M asal Kubu Raya
merupakan penumpang Lion Air dari Surabaya ke Pontianak.
Lalu inisial IS (42) asal Jombang Provinsi Jawa Timur yakni penumpang Citilink Surabaya ke Pontianak.
Namun dari kedua orang tersebut yang telah dinyatakan positif ada satu pasien yang kabur ketika hendak di isolasi yakni IS (42) dari Jombang.
Riwayat sebelumnya IS menginap di Hotel Jeruju Baru.
Namun ketika dilakukan penjemputan untuk diisolasi di Rumah Isolasi Rusunawa Kota Pontianak yang bersangkutan telah meninggalkan hotel atau melarikan diri.
Sebelumnya petugas sempat melakukan kontak melalui HP untuk informasi penjemputan, tetapi setelah itu HP yang bersangkutan dimatikan.
“Jadi dia tinggal di salah satu penginapan di Pontianak. Semalam kami menghubungi lewat HP-nya dan dijawab. Lalu kami minta untuk diisolasi di Rusunawa, sesuai dengan jam yang kami tentukan, tapi dia tidak datang-datang. Ketika kita telpon lagi HP-nya dimatikan,” ungkap Harisson.
• Dishub Kalbar Angkat Bicara Ancaman Gubernur Sutarmidji, Bukan Ditutup Tapi Larangan Penerbangan
Ia mengatakan terkait kejadian tersebut pihak Dinkes Kalbar bersama dengan petugas Polri dan Dinkes Kota Pontianak mengecek ke penginapan yang bersangkutan.
Ternyata yang bersangkutan sudah keluar dari penginapan tersebut.
Pihaknya hingga saat ini masih melakukan pencarian, karena khawatir ia dapat menularkan kepada warga Pontianak lainnya.
“Dinkes Provinsi telah meminta bantuan TNI Polri untuk mencari IS yang berasal dari Jombang. Saya yakin dia masih berada di Pontianak, dan saya harapkan beliau bisa menghubungi kami untuk kita isolasi di tempat isolasi yang telah disiapkan pemerintah,” pungkasnya.
Gubernur Sutarmidji Larang Penerbangan
Gubernur Kalbar Sutarmidji mengeluarkan pelarangan 2 maskapai penerbangan untuk membawa penumpang dari Surabaya ke Pontianak, menyusul adanya penumpang reaktif saat dilakukan rapid tes secara acak di Bandara Internasional Supadio.
Kepala Dinas Perhubungan Kalbar Manto saat di konfirmasi Tribun Pontianak menyampaikan bahwa pelarangan pertama di berlakukan untuk maskapai Citilink sejak Minggu (2/8/2020).
Kemudian menyusul maskapai Lion Air yang direncanakan mulai besok Selasa (3/8/2020) dilarang untuk membawa penumpang dari Surabaya ke Pontianak.
"Sejak kemarin (Minggu (2/8/2020) Citilink sudah berlaku larangan, dan untuk Lion Air Efektif besok Selasa (4/8/2020),"ujarnya saat di konfirmasi Tribun Pontianak, Senin (3/8/2020).
Manto menegaskan bahwa larangan kepada 2 maskapai ini hanya berlaku untuk layanan penerbangan penumpang dari Surabaya menuju Pontianak.
Sedangkan layanan penerbangan penumpang dari Pontianak menuju Surabaya masih berlangsung normal, tidak ada pelarangan.
"Pelarangan ini berlaku 7 hari, untuk penerbangan Pontianak Surabaya masih normal, dan untuk kargo masih di perbolehkan," katanya.
• Ahli Epidemiologi Sebut Kebijakan Gubernur Sutarmidji Dibidang Pendidikan Berpihak Pada Masyarakat
Terkait penutupan sementara tersebut, bila ada calon penumpang yang memiliki keluhan dapat membuat pengaduan di website Dinas Perhubungan Kalbar https://dishub. kalbarprov.go.id/.
Kemudian, Officer In Charge (OIC) Bandara Internasional Supadio Pontianak, Fahmi menyampaikan bahwa dasarnya operasional bandara tetap optimal sesuai dengan kebijakan yang sudah ditetapkan, dengan peran dan kolaborasi dari seluruh stakeholder di bandara.
Terkait pelarangan 2 maskapai yang membawa penumpang dari Surabaya ke Pontianak oleh Gubernur Kalbar pihaknya tidak menyiapkan posko pengaduan khusus.
"Dari angkasa pura 2 Supadio tidak menyiapkan posko khusus, segala informasi terkait ops bandara kami punya petugas pelayanan info yang dapat berinteraksi secara virtual di loket, dan keterkaitan langsung dengan maskapai, bisa ke kantor mereka yang berlokasi dibelakang gerai aming kopi," jelasnya.
Gubernur Ancam Tutup
Sebelumnya Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji menegaskan pihaknya akan menutup maskapai penerbangan Surabaya ke Pontianak.
Keputusan ini dilakukan menyusul baru-baru ini ditemukan dua orang hasil rapid test reaktif Covid-19.
Sebagaimana kasus tersebut diketahui setelah Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar melakukan rapid test secara acak pada (1/8/2020) kemarin.
Dari pemeriksaan itu didapatilah dua maskapai yang masing-masing satu penumpangnya reaktif.
"Itu cuma acak, kalau diperiksa seluruhnya mungkin lebih. Ini kan bahaya mereka membawa penyakit ke sini," ungkapnya, Senin (3/8/2020).
"Saya sanksi satu minggu tak boleh terbang dari Surabaya ke Pontianak. Tapi dari Pontianak ke Surabaya silakan. Tapi dari Surabaya ke Pontianak tak boleh," tegasnya.
Ia menilai bahwa bandara asal di luar Kalbar itu tidak ketat dalam pengawasan.
Sehingga adanya kasus baru masuk ke Kalbar.
"Artinya apa pengawasan Bandara asal. Pantas saja banyak kejadian dan kasus di tempat itu karena pengawasan seperti itu," ungkapnya.
Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini pun mengungkapkan bahwa pengawasan di bandara harus dilakukan secara ketat demi kepentingan dan keselamatan masyarakat Kalbar.
Tak hanya di pengawasan jalur udara saja yang ia tegaskan.
Namun juga pengawasan di jalur laut pun dimintanya untuk dilakukan pengawasan yang ketat.
"Jika sekali lagi saya rapid test ketemu, saya akan sanksi tiga bulan tak boleh terbang ke Pontianak. Masih lagi, selamanya tak boleh terbang biar saja daripada kita repot," tegasnya.
"Ini untuk kepentingan masyarakat Kalbar. Katanya sudah di rapid test kok masih reaktif. Tak mungkin kan," pungkasnya.
Guru Positif
Gubernur Kalbar Sutarmidji menyampaikan Senin tanggal 3 Agustus belum bisa masuk sekolah untuk SMA/SMK sederajat di Kalbar.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Kalbar Sutarmidji saat acara Tripon Cast di Kantor Tribun Pontianak, Sabtu (1/8/2020).
Beberapa waktu lalu, Sutarmidji telah mewacanakan untuk masuk sekolah pada awal Agustus.
Namun melihat perkembangan yang ada menurutnya perlu koordinasi lebih lanjut.
Sutarmidji menegaskan akan memanggil seluruh kepala SMA/SMK pada tanggal 4 Agustus mendatang.
"Tanggal 4 saya akan panggil kepala sekolah untuk koordinasi apa yang harus disiapkan untuk masuk sekolah," ucap Sutarmidji.
Sekolah harus benar-benar mempersiapkan seperti tempat cuci tangan, ruang kelas, meja harus satu-satu hingga pengaturan penggunaan masker dalam kelas supaya anak tidak terlalu sesak.
Sutarmidji menyebutkan dirinya tidak akan mengambil risiko yang kemudian membahayakan peserta didik.
Pasalnya dari serangkaian uji swab yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar terhadap para guru disekolah terdapat beberapa guru yang positif Covid-19.
Midji mengaskan Kalbar saat ini ada 28 kasus positif Covid-19 dan 25 kasusnya ada di Kubu Raya.
Sementara tiga kasus lainnya ada di Ketapang.
Ia menerangkan belum masuk sekolah pada Senin 3 Agustus lantaran ada tiga guru yang positif Covid-19.
"Saya belum berani mengambil risiko untuk masuk sekolah, bahkan PAUD dan TK sampai akhir tahun jangan dulu masuk sekolah sampai benar-benar aman," katanya.
Oleh sebab itu, Pemprov Kalbar akan mengumpulkan kepala sekolah terlebih dahulu pada tanggal 4 Agustus untuk persiapan masuk sekolah.
Ia tegaskan daerah yang boleh masuk sekolah setelah pemanggilan para kepala sekolah adalag daerah zona hijau.
Sedangkan daerah zona kuning, zona oranye tidak boleh apalagi zona merah.
"Yang SD pun harus yang daerah benar-benar aman dan tidak ada kasus boleh masuk dan SMP SMA yang masuk kelas 3 saja," ujarnya
Saat ini ia menuturkan yang prioritas tatap muka adalah murid kelas 3 SMA dan kelas 3 SMP.
Sebab mereka akan ada evaluasi-evaluasi yang dilakukan.
Terlebih bagi murid SMA mereka akan melanjutkan pendidikan dan tes masuk perguruan tinggi serta sebagainya.
"Kalau untuk kelas 1-2 jangan dulu masuk juga tidak apa-apa bahkan hingga September dan Oktober nanti. Itupun yang masuk untuk zona hijau, selain itu tidak boleh, anak-anak ini rentan apalagi SD, kalau SMP dan SMA mungkin imunitas sudah baik," jelas Midji
Masuk sekolah pada zona hijau akan dilakukan bertahap, mulai kelas tiga terlebih dahulu.
Ia menjelaskan untuk SD SMP kebijakan masuk sekolah ada di kabupaten kota masing-masing.
Pasalnya tanggungjawab SD SMP atau kewenangan ada pada daerah masing-masing.
Sementara SMA/SMK kewenangannya ada pada pemerintah provinsi.
"Kita harus jamin bahwa anak-anak ini aman dan tidak terjangkit dan tidak boleh coba-coba dengan penanganan Covid-19 ini," ujar Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini.
Maka sebelum masuk sekolah harus dilakukan swab terhadap guru dan petugas sekolahnya.
Sementara bagi peserta didik cukup dilakukan swab dan apabila reaktif hasilnya barulah diswab.
Midji memastikan tiga orang guru yang positif Covid-19 bukanlah di Pontianak.
Seluruh guru SMA SMP di Pontianak yang telah dilakukan uji swab PCR hasilnya negatif.
"Urusan Covid tidak boleh main-main lihat Amerika sudah tercatat 153 ribu meninggal padahal kurang apa alat kesehatan mereka, begitu juga seperti Italia Prancis," ucapnya.
Sama juga di Indonesia seperti Jakarta, Jatim, Jabar berapa banyak yang meninggal padahal alat kesehatan mereka jauh lebih canggih dan lengkap dari Kalbar.
Oleh sebab itu ia meminta kepala daerah jangan main-main dan mengeluarkan pendapat yang dapat membuat para tenaga medis lemah dan kecewa serta memberikan kesan negatif ditengah masyarakat sehingga mereka jadi tidak tertib.
"Untuk masuk sekolah ini harus betul-betul dipersiapkan, seperti saat ini ada tiga guru yang positif, nah kalau anak-anak langsung disuruh masuk maka sangat berbahaya," terangnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/sjcbducnsja.jpg)