Virus Corona Masuk Kalbar

Gubernur Meradang Ada Kabupaten Isolasi Pasien Covid-19 di Tempat Tidak Layak, Midji: Kasihan Mereka

Sutarmidji meradang ia menegaskan daerah jangan asal dalam mengisolasi mereka yang positif.

Penulis: Syahroni | Editor: Syahroni
TRIBUN PONTIANAK/Anggita Putri
Gubernur Kalbar, H Sutarmidji saat ditemui di Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (10/6/2020). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji meminta seluruh daerah kabupaten kota untuk serius menangani Covid-19.

Sutarmidji menuturkan dalam penanganan Covid-19 ini harus dari hulu hingga hilirnya sehingga semua bisa berjalan dengan baik.

Saat ini ada 28 pasien Positif Covid-19 di Kalbar dan tersebar didua kabupaten.

Kabupaten Kubu Raua sebanyak 25 orang dan Ketapang tiga orang pasien.

Selain itu dari 28 kasus tersebut terdapat pula tiga orang guru yang dinyatakan positif dari hasil pemeriksaan swab yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dalam rangka persiapan masuk sekolah.

"Saya minta semua daerah seriuslah dalam menangani Covid-19 ini, setiap kabupaten kota harus memperhatikan tempat isolasi mereka yang positif Covid-19," kata Sutarmidji, Minggu (2/8/2020).

Sutarmidji meradang ia menegaskan daerah jangan asal dalam mengisolasi mereka yang positif.

Soal & Jawaban TVRI Senin 3 Agustus Kelas 4-6 SD Tugas TVRI Sifat Asosiatif Penjumlahan Perkalian

Apabila sembarangan maka imunitas mereka juga akan menurun.

"Kasihan mereka, mereka yang positif rata-rata ada beban psikologis, tak layak seorang kepala daerah mengatakan yang positif Covid tak perlu di rawat, bisa sembuh sendiri dalam 10 hari," tegasnya.

Sutarmidji menyebut ada daerah yang mengisolasi pasien Covid-19 ditempat yang tidak layak.

Mereka diisolasi dalam ruangan seperti ruko dan tidak ada tempat tidur.

Selian itu para pasien tidak diatur dengan baik.

Ia menjelaskan jika mereka tidak diisolasi ketat bisa saja mereka membeli kebutuhan sehari-hari di mall atau warung.

Kemudian mereka berinteraksi dengan orang lain.

"Kalau yang bugar orang tanpa gejala (OTG) memang tidak apa-apa, tapi kalau ada yang sakit dan dia terjangkit bisa fatal,"ujarnya.

Selain itu jika satu wilayah masih ada kasus maka anak-anak belum boleh sekolah tatap muka.

"Jadi serius lah, saya akan koreksi betul APBD-Perubahan kabupaten yangg tak serius dan saya juga tidak membantu untuk kabupaten tersebut," terangnya.

"Urusan Covid tidak boleh main-main lihat Amerika sudah tercatat 153 ribu meninggal padahal kurang apa alat kesehatan mereka, begitu juga seperti Italia Prancis," ucapnya.

UPDATE CORONA KALBAR - Tiga Guru Positif Covid-19 Total Kasus 28, Masuk Sekolah Tatap Muka Batal

Sama juga di Indonesia seperti Jakarta, Jatim, Jabar berapa banyak yang meninggal padahal alat kesehatan mereka jauh lebih canggih dan lengkap dari Kalbar.

Oleh sebab itu ia meminta kepala daerah jangan main-main dan mengeluarkan pendapat yang dapat membuat para tenaga medis lemah dan kecewa serta memberikan kesan negatif ditengah masyarakat sehingga mereka jadi tidak tertib.

Selain itu, Midji juga menerangkan Pemprov Kalbar Sabtu kemarin melakukan rapid test secara acak terhadap penumpang dari Surabaya.

Ternyata ada dua orang yang hasil rapid testnya reaktif, Midji menilai hal ini menunjukan maskapai yang bersangkutan tidak mematuhi aturan dan ini sangat membahayakan Kalbar.

"Untuk itu sebagai sanksi nya maskapai tersebut tidak boleh terbang dari Surabaya ke Pontianak selama 1 minggu dan jika setelah 1 minggu mereka masih di dapati ada penumpangnya reaktif saya akan larang untuk 3 bulan," katanya.

Ia menuturkan kebijakan ini berlaku untuk semua maskapai.

Midji meminta maskapai jang jadi media untuk memindahkan mereka yang terpapar virus dari daerah endemik ke daerah Kalbar.

"Maskapai jangan mengira kita tidak kontrol, saya akan perketat orang yang masuk Kalbar," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved