Warga Tiga Jam Antre Elpiji 3 Kg di Pangkalan

Dia sudah kebingungan harus kemana lagi mencari gas karena hampir semua warung kehabisan stok.

Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK/ Muhammad Rokib
Warga tampak antre saat beli gas elpiji 3 KG di di Kelurahan Bansir Laut RT.002/RW.008 Kecamatan Pontianak Tenggara, Sabtu (25/7/2020) 
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Puluhan warga dengan sabar mengantre selama tiga jam menanti datangnya gas elpiji bersubsidi 3 Kg di pangkalan Kelurahan Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Sabtu (25/7/2020).
Warga perumahan sekitar, Kartimun sudah mendatangi pangkalan sejak pukul 08.00 WIB, dia rela menunggu untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg yang sudah tiga hari habis.
Kartimun mengatakan elpiji subsidi tersebut diperkirakan datang pukul 09:00 namun tanpa penyebab yang pasti hingga pukul 11:00, ‘si Melon’ belum juga kunjung datang.
"Ini apa penyebanya, sejak sepekan lalu gas 3 Kg susah di dapat. Apa mungkin jelang Idul Adha, jadi kebutuhan masyarakat meningkat," tukas Kartimun yang merupakan Ketua RT002/RW008 Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara.

Hal serupa juga dirasakan Siti Aisyah (40), warga sekitar yang datang ke pangkalan sejak pukul 09.00 WIB.
Dia sudah kebingungan harus kemana lagi mencari gas karena hampir semua warung kehabisan stok.
Ia khawatir gas melon bersubsidi ini akan terus sulit didapat hingga berakibat pada kondisi kebutuhan rumah tangganya.
“Gas ndak ada, terpaksa anak-anak untuk sarapan pagi dan makan siang harus beli. Menurut saya ini disebabkan masih ada rumah makan besar yang pakai elpiji 3 kilogram," katanya.
Seharusnya, kata dia orang yang kaya-kaya itu juga dirazia jika masih pakai elpiji 3 Kg. Karena idealnya gas subsisi ini untuk masyarakat miskin.
“Sebaiknya pemerintah dan pertamina perketat pengawasan, monitor terhadap penyaluran gas elpiji 3 kilogram ini. Kalau ada penyelewengan tindak tegas saja," tandasnya.
Pemilik pangkalan elpijji di Kelurahan Bansir Laut RT002/RW.008 Kecamatan Pontianak Tenggara, Usaini menjelaskan untuk stok yang disitribusikan pertamina menurutnya masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat.
"Ada 270 gas 3 kilogram yang saya kaver untuk enam RT. Dalam satu RT ada ratusan kepala keluarga. Dalam satu KK dapat jatah satu dengan syarat bawa KTP," ungkapnya sambil melayani antrean warga. Ia berharap agar stok elpiji 3 Kg bisa ditambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Harapannya agar pertamina menambah stok bagi setiap pangkalan agar mencukupi pendistribusiannya kepada masyarakat," ucapnya.
Usaini mengaku dirinya tak mengetahui secara jelas terkait kelangkaan elpiji 3 Kg ini.
Ia hanya menerima dan disalurkan serta di distribusikan secara langsung kepada masyarakat yang kurang mampu.
"Kita cuma menerima kiriman dan kita hanya sebagai perpanjangan tangan dari agen. Untuk kendala di lapangan kita kurang paham. Karena biasanya datang ke sini dalam satu minggu sekali itu setiap Sabtu jam 8 pagi," ungkapnya.
Kita sudah konfirmasi ke gudang yang katanya di Siantan gudangnya, katanya masih ngantar ketempat lain dulu, dalam artian mungkin ada tempat lain belum diantar," tambah Usaini.
Penertiban
Sebelumnya, Satpol PP dan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak beserta Hiswana Migas yang tergabung dalam tim penertiban elpiji bersubsidi menyita 11 tabung elpiji 3 kilogram di sejumlah tempat usaha.
Kepala Satpol PP Kota Pontianak Syarifah Adriana di Pontianak, menjelaskan bahwa tim penertiban menyisir sejumlah tempat usaha, seperti warung kopi, rumah makan, restoran, dan hotel, di antaranya Jalan WR Supratman, Tanjungpura dan lokasi lainnya.
Tim, kata dia, menemukan elpiji bersubsidi untuk operasional usaha mereka.
"Operasi ini digelar terkait dengan keluhan masyarakat yang kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram," ucapnya. Ia menambahkan bahwa penertiban ini sifatnya pembinaan.
"Kepada pelaku usaha yang masih menggunakan elpiji 3 kilogram untuk segera menukarnya dengan tabung elpiji nonsubsidi," katanya.
Sementara Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan bahwa pihaknya akan gencar melakukan operasi penertiban terhadap para pelaku usaha.
Operasi ini dilakukan oleh Satpol PP Kota Pontianak bersama tim terpadu. Bagi pelaku usaha yang masih menggunakan elpiji 3 kilogram, dia mewanti-wanti agar menukar dengan tabung elpiji nonsubsidi, seperti bright gas 5,5 kilogram atau di atasnya.
Menyedihkan

Wakil Ketua I Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC PP) Kota Pontianak, Mukhlis SSos mengakui, memang terjadi kelangkaan elpiji 3 Kg. Ia pun meminta aparat terkait melakukan tindakan tegas apabila dijumpai adanya penyimpangan.
"Banyak warga datang ke pangkalan untuk membeli gas ternyata telah kosong, habis terjual. Kasihan mereka harus berkeliling lagi untuk mencari gas. Waktu seharian hanya mencari satu atau dua tabung. Ada apa ini,” tukas Mukhlis, Sabtu (25/7/2020).
Ia mengaku dengan kondisi tersebut sangat menyulitkan masyarakat, apalagi di tengah pendemi Covid 19 yang belum lagi tuntas.
“Ini miris sekali dan bahkan menyedihkan. Warga kurang mampu di Pontianak dan sekitarnya harus merasakan kesulitan ini,” ujar Muklis.
Ia pun mengharapkan kepada instansi terkait, baik pemerintah dan aparat kepolisian, serta DPRD Kota Pontianak, serta pihak Pertamina untuk turun ke lapangan memantau langsung penderitaan masyarakat.
"Jika ada penyimpangan segera tindak sesuai aturan hukum yang berlaku. Kepada Pertamina kami minta untuk melakukan langkah kongkrit mengatasi kelangkaan ini, jangan hanya operasi pasar saja. Cukupi kebutuhan masyarakat agar tidak menimbulkan kegaduhan sosial di tengah pandemi Covid 19," tegasnya.
Mukhlis pun mengimbau kesadaran masyarakat tergolong mampu agar tak menggunakan elpiji 3 kilogram. Hal itu dikatakannya sesuai dengan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Presiden RI Nomor 104 Tahun 2007.
"Sesuai aturannyaelpiji 3 Kg adalah haknya orang kurang mampu saja, karena berstatus subsidi. Pertamina juga jangan mengurangi stok, baik di tingkat pengecer maupun agen. Bila perlu kuotanya ditambah," pungkasnya. 
Gencarkan Operasi Pasar

Kepala Diskumindag Kota Pontianak Haryadi T Wibowo mengatakan, pihaknya bersama dengan pertamina telah melakukan tiga kali operasi pasar gas LPG 3kg selama kurun waktu delapan hari terakhir.
"Maunya saat ini kita akan setiap hari melakukan operasi pasar, sampai masyarakat yang memerlukan LPG 3Kg itu benar-benar mendapatkan harga sesuai harga pangkalan yakni Rp 16.500," ujarnya saat meninjau operasi pasar LPG 3kg di halaman Kelurahan Dalam Bugis, Pontianak Timur, Sabtu (25/7/2020)
Ia mengatakan jika seluruh kebutuhan masyarakat telah terpenuhi dan tidak ada masyarakat yang tak kebagian.
"Jika masih ada masyarakat yang membeli dengan harga diatas HET seperti 25ribu atau 28 ribu, maka kita akan terus melakukan operasi pasar," ujarnya.
"Sampai harga terkendali hingga eceran tertinggi atau harga normal Pemerintah yakni Rp 16.500," imbuhnya. Ia mengatakan untuk penentuan titik operasi pasar nantinya akan ditentukan secara situasional.
Pihaknya juga akan mencermati informasi-informasi di sosial media jika terdapat masyarakat mengeluhkan susahnya mendapatkan tabung gas LPG atau tingginya harga jual yang diterima masyarakat.
"Pihaknya juga mengharapkan kesadaran para pelaku usaha atau industri menengah hingga besar, seperti rumah makan, loundry dan warkop diharapkan dapat beralih untuk menggunakan tabung gas non subsidi," ujarnya. 
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved