Mulai Sore Ini, Fenomena Langka Komet Neowise C/2020 F3 Bisa Disaksikan dengan Mata Telanjang
Masyarakat Indonesia bisa menyaksikan fenomena langka komet Neowise (C/2020 F3).
Kemudian, Anda juga membutuhkan lensa dengan sudut lebar atau lensa zoom untuk menangkap fenomena ini lebih dekat jika menginginkan gamar astrofotografi yang lebih detail.
"Saya menggunakan campuran lensa dan juga teleskop celestron kecil milik saya," kata Astrofisika dan Astrofotografer David Blanchflower yang telah menangkap fenomena ini saat melewati wilayah tempatnya tinggal.
Menggunakan smartphone
Jika tidak memiliki perangkat kamera yang mendukung, Anda masih dapat mencoba mengabadikan fenomena komet Neowise dengan kamera smartphone yang dimiliki.
"Apabila tidak memiliki pilihan lain, selalu gunakan tripod dan aplikasi yang membantu mengontrol ISO serta shutter speed. Atur exposure selama 20-30 detik dan tingkatkan ISO," kata kata Astrofotografer Ollie Taylor.
Dalam metode ini, menjaga fokus adalah hal utama.
"Jika telah memiliki tripod, umumnya, fotografer dengan smartphone akan menggunakan mode "cahaya rendah" atau "low light" dan mencoba fokus pada titik cahaya paling terang seperti bintang Capella," sambungnya.
Namun demikian, Taylor menyebut bahwa dengan menggunakan smartphone, gambar yang dapat dihasilkan bersifat sangat dasar, yaitu sebatas komet yang dideteksi.
"Layak dicoba, tetapi jangan terlalu berharap pada hasil yang mendetail," imbuhnya.
Memperoleh fokus dan ketajaman gambar
Terlepas dari perangkat apa pun yang digunakan, perhatikan fokus dan ketajaman dari gambar yang Anda tangkap.
Menurut Blanchflower, fokus yang baik merupakan hal penting dalam mengambil gambar komet ini.
"Saya menggunakan Capella untuk memperoleh fokus terbaik," ujarnya.
Capella sendiri merupakan bintang paling terang dalam konstelasi Auriga dan terdekat dengan komet Neowise.
Melalui live view pada kamera, bentangkan hingga Capella, fokuskan, dan bentangkan kembali ke komet.