BMKG Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem di Kalbar Hingga 24 Juli 2020
Ia memaparkan, dari pemantauan pihaknya, untuk angin kencang perlu diwaspadai di Kalbar bagian pesisir barat pada siang hingga sore hari.
Penulis: Ferryanto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Kalbar menyampaikan bahwa cuaca ekstrem masih akan terjadi di wilayah Kalbar hingga 24 Juli 2020 mendatang.
Hal ini disampaikan melalui Kepala Seksi Data dan Informasi, Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio Pontianak Sutikno.
"Diprakirakan hingga tanggal 24 Juli 2020 nanti, masih akan terjadi gangguan meteorologis yang meningkatkan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat di seluruh wilayah Kalimantan Barat," ujar Sutikno.
Ia memaparkan, dari pemantauan pihaknya, untuk angin kencang perlu diwaspadai di Kalbar bagian pesisir barat pada siang hingga sore hari.
• BREAKING NEWS - Angin Kencang Terjang Pemukiman Warga di Pontianak, Beberapa Pohon Tumbang
Kemudian untuk wilayah Kalbar bagian tengah hingga timur, dan sebagian Ketapang masih perlu diwaspadai hujan lebat, sehingga potensi banjir, genangan dan longsor masih akan berpotensi terjadi.
Lalu wilayah Kalbar bagian barat juga masih perelu diwaspadai terjadinya genangan, banjir dan longsor akibat hujan lebat tersebut.
Sutikno menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini disebabkan adanya gangguan gelombang atmosfer di wilayah tropis, sehingga membentuk pola pusaran angin di Kalbar pada ketinggian 3.000ft.
"Sehingga memudahkan terbentuknya awan-awan penghujan, kemudian suhu muka air laut di sekitar Kalbar juga masih hangat sehingga penguapan air sebagai bahan baku awan hujan masih banyak."
"Serta pemanasan yang kuat ikut mendukung kuatnya gaya angkat ke atas uap air, kelembapan udara pada lapisan atas juga masih tinggi, sehingga awan mudah terbentuk," jelasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan.
Seperti banjir, tanah longsor, genangan, angin kencang, pohon tumbang, jalan licin dan sebagainya.
Potensi masih terjadinya hujan ini mengindikasikan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat diprakirakan masih akan dalam kategori aman, setidaknya hingga seminggu ke depan.
Bukan Puting Beliung
Lanjutnya, terkait bencana alam angin yang menerpa Kota Pontianak dan diperkirakan merusak ratusan bangunan pada Jumat (17/7/2020) sore, dari analisa pihaknya itu bukanlah angin Puting Beliung.
"Kemarin sore itu kalau analisis kami berdasarkan pengamatan radar cuaca tidak mengindikasikan kejadian puting beliung, tapi angin kencang, bukan puting beliung."
"Karena wilayah yang terdampak cukup luas, dan tidak menggambarkan pola puting beliung," tutupnya.