Breaking News

Rumah Sakit Berkonsep Seperti di Rumah, Berharap Penyandang Thalasemia bisa Beraktivitas Normal

Saat ini RSUD. Soedarso telah menyediakan Rumah Singgah dengan konsep Dumah Sakitku Rumah Keduaku

Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pemprov Kalbar melakukan inovasi pelayanan publik dan membuat “Rumah Sakitku Rumah Keduaku” untuk para Penyandang Thalasemia di Kalbar yang terletak di RSUD Soedarso .

Direktur RSUD Soedarso, dr Yuliastuti Seripawan mengatakan dengan adanya inovasi pelayanan publik“Rumah Sakitku Rumah Keduaku” dengan menyediakan layanan komprehensif dan menyiapkan fasilitas untuk menghibur anak-anak bisa membuat mereka enjoy saat melakukan transfusi darah .

Ia mengatakan kepedulian masyarakat terhadap penderita Thalasemia di Kalbar saat ini sudah besar .

Kedepannya seperti yang disampaikan oleh Gubernur Kalbar ingin menggandeng para donatur sehingga bisa dilakukan transflantasi.

RSUD Soedarso Terima Bantuan Masker Kain Produksi Mandiri Perusahaan di Kubu Raya

“Selama ini mereka masih ketergantungan pada transfusi darah . Kalau di Indonesia sendiri belum ada transpalansi tulang belakang harapannya kedepan bisa dilakukan supaya mereka tidak ketergantungan dengan transfusi darah,” ujar  Yuliastuti Seripawan.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara Gubernur Kalbar zaat presentasikan inovasi pelayanan publik “Rumah Sakitku Rumah Keduaku” untuk para Penyandang Thalasemia di Kalbar kepada Tim Panel Independen KIPP 2020 di Ruang DAR Kantor Gubernur Kalbar, Kamis (16/7/2020).

Dikatakannya yang jelas selama ini di RSUD Soedaros sudah melakukan pelayanan dengan memberikan pelayanan komprehensif dengan harapan penderita Thalasemia bisa beraktifitas seperti orang normal lainnya.

“Hal itu penting supaya mereka bisa sekolah, nikah ,bermain, dan tidak ada bedannya. Hanya posisinya adalah meraka harus rutin transfusi darah,” ucapnya.

Saat ini RSUD. Soedarso telah menyediakan Rumah Singgah dengan konsep Dumah Sakitku Rumah Keduaku agar para penyandang Thalasemia merasa tidak seperti sedang dirumah sakit.

“Jadi mereka tetap merasa seperti di rumahnya saja, itu yang kami bangun sehingga mereka enjoy secara keseluruhan itu yang kami bangun. Maka itulah kami membangun rumah singgah tadi. Disana tidak bau obat, bisa bermain dengan mainan yang disediakan seperti di rumah sendiri,” ujarnya.

Jadi tidak ada beban psikologis bagi anak dan orang tua . Dalam sebulan mereka datang relatif , tetapi rata-rata sebulan sekali.

“Kalau kondisi capek ada sakit HB akan ngedrop, ketika HB ngedrop dia harus transfusi darah karena tidak memproduksi tadi. Biaya bisa Rp 12 juta sampai Rp 20 juta per satu orang untuk sebulan, karena saking mahalnya pengobatan,” jelasnya.

Dikatakannya untuk pembiayaan mendapat subsidi dari Pemprov Kalbar sebanyak 30 persen dan sisanya oleh BPJS .

“Jadi kami tidak membebani karena yang dilayani se kalbar. Jadi sudah disiapkan rumah singgah dan yang jauh bisa datang untuk meningkatkan pelayanan," pungkas  Yuliastuti Seripawan.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved