Wacanakan Setahun Tanpa Seragam, Sutarmidji: Jangan Paksa Siswa Beli Seragam

Dirinya secara tegas melarang seluruh kepala sekolah baik di level SD maupun negeri melakukan pungutan kepada para orang tua murid

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji. 

Dikatakannya bagi masyarakat tidak diterima pada sekolah negeri baik Sekolah Dengan (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Niat Mandi Junub dan Tata Cara Mandi Wajib untuk Laki-laki dan Perempuan

Diharapkan agar bisa mendaftar pada sekolah-sekolah swasta. Baik yang berbasis keagamaan maupun swasta murni. "Jangan sampai ada yang tidak sekolah untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi," ujarnya.

Ia menuturkan meskipun proses belajar mengajar masih dilaksanakan dari rumah. Diharapkan para guru untuk tetap datang ke sekolah meskipun bergantian. Hal tersebut guna melakukan evaluasi dan proses belajar mengajar daring baik dari sekolah maupun rumah.

Edi mengungkapkan pihaknya terus melakukan pemantauan seperti apa penerapan belajar daring yang dilakukan. Pembelajaran daring menurutnya memang tidak sesempurna tatap muka.

"Sistem pembelajaran siswa juga masih belum dilakukan dengan tatap muka. Apalagi Kota Pontianak belum memasuki zona hijau, jadi kita masih belum melakukan kegiatan dengan tatap muka," pungkasnya.

Dihubungi terpisah Kepala SMAN 9 Pontianak, Ibrahim, mendukung keputusan Gubernur Kalbar, mengingat saat ini sekolah juga memahami kondisi keuangan orangtua siswa tidak semuanya baik.

"Kami mendukung program pak gubernur jika memang belum perlu menjual seragam sekolah, karena kami juga tidak memaksakan orangtua siswa untuk secepatnya membeli seragam. Apalagi tahun ajaran baru dimulai secara daring, jadi siswa belum terlalu memerlukan seragam juga," ungkapnya.

Meski demikian Ibrahim menyatakan bahwa tidak sedikit pula orangtua siswa yang berharap sekolah menyediakan baju seragam baru bagi anaknya dengan berbagai alasan.

"Tapi ada orang tua siswa yang tetap menyerahkan uang seragam. Katanya kalau uangnya dipegang takut terpakai untuk hal lain," lanjutnya.

Selain itu bagi beberapa orang tua dengan menyediakan baju seragam baru kepada anaknya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri dan ada kepuasan melihat anaknya menggunakan seragam sekolah.

"Mereka juga ingin anaknya menggunakan seragam SMA, katanya ada kebanggaan tersendiri. Jadi kami terima uangnya tetapi disimpan oleh koperasi dan belum kami gunakan sama sekali," jelasnya.

Selain itu sekolah juga tidak ingin pembelian seragam ini menjadikan orang tua siswa terbebani, mengingat proses pembelajaran secara tatap muka rencananya baru dimulai pada Januari mendatang. Sehingga orang tua siswa tidak perlu terburu-buru membayar seragam.

"Pembelajaran di sekolah juga masih belum dipastikan, dengan perkiraan bulan Januari mendatang. Kami juga akan melakukan rapat dengan orang tua siswa secara daring besok (Sabtu, red) terkait seragam siswa ini. Karena kami ingin orang tua menyampaikan pendapatnya tentang bagaimana baiknya pemberian seragam siswa sesuai aturan pemerintah," ujarnya.

Wacana Gubernur Kalbar Sutarmidji untuk tidak mewajibkan siswa memakai seragam selama setahun di tengah adanya pandemi Covid-19 disambut baik oleh para orangtua.

Irma, satu di antara orang tua siswa yang anaknya baru saja diterima di SMAN 4 Pontianak mengatakan, sebagai orang tua mendengar wacana Gubernur Kalbar yang tidak mewajibkan siswa memakai seragam selama setahun sebagai bentuk toleransi di tengah adanya pandemi Covid-19 sangat disambut baik olehnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved