Live Streaming Pengamatan Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020 di Youtube BMKG

Adapun di 83 pusat kota lainnya, tidak akan dilalui gerhana ini, karena nilai magnitudo gerhananya kurang dari 0.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Rizki Fadriani
Gerhana Matahari 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Gerhana Matahari Cincin (GMC) menurut BMKG akan terjadi, Minggu 21 Juni 2020.

Menurut BMKG, jalur cincin GMC melewati Kongo, Sudan Selatan, Ethiopia, Yaman, Oman, Pakistan, India, Cina, dan Samudera Pasifik.

Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020 ini akan melewati 432 pusat kota dan kabupaten di 31 provinsi berupa Gerhana Matahari Sebagian.

Magnitudo Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020 terentang antara 0,000 di Kepanjen, Jawa Timur sampai dengan 0,522 di Melonguane, Sulawesi Utara.

Adapun di 83 pusat kota lainnya, tidak akan dilalui gerhana ini, karena nilai magnitudo gerhananya kurang dari 0.

Niat dan Tata Cara Sholat Gerhana Mahatari Cincin 21 Juni 2020 Sendiri di Rumah

Daerah-daerah yang tak dilalui gerhana mulai dari dua kota di Bengkulu, tujuh kota di Lampung, dan sepuluh kota Jawa Tengah.

Kemudian tujuh kota di Jawa Timur, serta semua kota di Jawa Barat (terkecuali Indramayu), Banten, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta 

Di Indonesia, waktu mulai gerhananya paling awal adalah di Sabang, Aceh, yang terjadi pada pukul 13.16.00,5 WIB.

Adapun kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir adalah di Kepanjen, Jawa Timur, yaitu pukul 15.19.49,3 WIB.

Demikian juga waktu Puncak Gerhana, akan berbeda-beda di setiap daerah.

Di Indonesia, daerah yang akan mengalami waktu saat puncak gerhana paling awal adalah kota Sabang, Aceh, yang terjadi pada pukul 14.34.52,4 WIB.

Adapun kota yang akan mengalami waktu puncak paling akhir adalah Agats, Papua, yaitu pukul 17.37.26,3 WIT.

Adapun waktu Kontak Akhir paling awal akan terjadi di Tais, Bengkulu yang terjadi pada pukul 15.06.39,8 WIB dan waktu Kontak Akhir paling akhir akan terjadi di Melonguane, Sulawesi Utara, pada pukul 17.31.44,9 WITA.

Niat dan Tata Cara Sholat Gerhana Mahatari Cincin 21 Juni 2020 Sendiri di Rumah

Dengan demikian durasi gerhana paling sebentar akan terjadi di Kepanjen, Jawa Timur, yaitu hanya selama 3 menit 17,1 detik.

Sementara durasi gerhana paling lama akan terjadi di Sabang, Aceh, yaitu selama 2 jam 27 menit 11,1 detik.

Meski tak bisa mengamati gerhana matahari secara langsung, kamu tetap bisa mengamati lewat Youtube BMKG berikut ini:

Link 1

Link 2

Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.

Adapun Gerhana Bulan adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan dan selalu terjadi pada saat fase purnama.

Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya.

Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut siklus Saros.

Gerhana-gerhana pada siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari 8 jam.

Dua gerhana berdekatan dalam satu siklus Saros yang sama, konfigurasi posisi Matahari, Bulan, dan Buminya akan hampir sama.

Karena itu pola peta gerhana global kedua gerhana tersebut akan mirip, meskipun lokasi visibilitas gerhananya berbeda.

Sebagai contoh GMC 21Juni 2020 ini merupakan anggota ke 36 dari 70 anggota pada siklus Saros 137.

Gerhana Matahari sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah GMC 10 Juni 2002.

Adapun gerhana yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah GMC 2 Juli 2038.

Amalan Solat Gerhana

Satu di antara amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan saat gerhana matahari terjadi adalah Shalat Gerhana Matahari.

Nama lain dari Shalat Gerhana Matahari adalah Solat Kusuf.

Hukum melaksanakan Shalat Gerhana Matahari adalah sunnah.

Shalat Gerhana Matahari dilaksanakan dua rakaat, satu kali salam.

Sebelum melaksanakan Solat Gerhana, kita tentu harus berniat terlebih dahulu di dalam hati. 

Adapun untuk lafadz niat Solat Gerhana matahari adalah sebagai berikut:

Niat Solat Gerhana Matahari (Kusuf)

أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan likusuufis syamsi rok'taini lillahi taa'ala

Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta'ala"

Tata Cara Shalat Gerhana Matahari

Solat Kusuf dilaksanakan sebanyak dua rakaat dan ditunaikan secara berjamaah.

Saat melaksanakan Solat, dianjurkan untuk memperpanjang sujud dan ruku'.

Berikut ini tata cara Salat Gerhana seperti disampaikan Kemenag:

1. Niat.

2. Takbiratul ihram

3. Membaca doa iftitah

4. Membaca Ta’awudz

5. Membaca surat Al-Fatihah

6. Membaca surat. Jika mampu membaca surat Al-Baqarah atau surat lain yang panjangnya kira-kira sama

7. Ruku’ sambil memanjangkannya

8. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”;

9. Membaca Al-Fatihah kedua

10. Membaca surat kedua

11. Ruku’ kedua yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.

12. I’tidal sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”

13. Sujud.

14. Duduk di antara dua sujud.

15. Sujud

16. Berdiri dari sujud untuk rakaat kedua.

17. Pelaksanaan raka’at kedua sama dengan raka’at pertama. Hanya saja bacaan dan gerakannya lebih singkat.

18. Salam.

Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, bersedekah.

Selain Shalat, amalan lain yang disyariatkan saat terjadi gerhana adalah berdoa, dzikir, istighfar, shodaqoh, membebaskan budak dan semua amal-amal Taqorrub lainnya.

Dasarnya sebagaimana disampaikan UMMetro seperti dalam riwayat berikut:

“Dari Abu Musa:….Jika kalian melihat hal itu maka bersegeralah dengan gentar untuk mengingatNya, berdoa kepadaNya dan meminta ampun kepadaNya” (H.R.Bukhari).

“Dari Asma’ beliau berkata; Kami diperintahkan membebaskan (budak) pada saat gerhana” (H.R.Abu ‘Awanah). (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved