Rapid Test Ribuan Warga, Atbah: Untuk Pastikan Warga Sambas Sehat
sebagai upaya untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat Sambas.
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Jamadin
"Bagaimana kedepannya kita bersama berkomitmen untuk memutus mata rantai penyebarannya," sambung Atbah Romin Suhaili.
Diungkapkan dia, sehari sebelumnya mereka juga sudah melaksanakan Rapid Test pusat-pusat keramaian di Kabupaten Sambas, salah satunya adalah seperti yang dilakukan di pasar pagi Kecamatan Sambas.
"Seperti yang kita lakukan Rapid test kepada pedagang dan pengunjung pasar seperti di pasar pagi, terminal dan pasar Sambas. Dan alhamdulillah, untuk dipasar pagi semua yang dilakukan Rapid test hasilnya non reaktif," kata Atbah Romin Suhaili.
Meski diketahui hasilnya adalah non reaktif. Ia meminta kepada masyarakat Sambas untuk bisa bersama-sama disiplin dengan tetap mentaati protokol Kesehatan Covid-19.
"Karenanya saya nnegjak kita semua, agar harus senantiasa mengalakan kedisiplinan yaitu senintiasa mengunakan masker, selalu mencuci tangan serta menjaga jarak diantara kita," tutup Atbah Romin Suhaili.
Cegah Penularan Covid-19
Tokoh masyarakat Kabupaten Sambas H Samingan, Z. M.Si mendukung pelaksanaan Rapid Test secara masal.
Di katakan dia, dirinya juga ikut melaksanakan Rapid Test di Masjid Babul Jannah Kota Sambas. Dia pun bersyukur, hasil Rapid Test yang dilaksanakan pada dirinya negatif.
"Tadi saya juga ikut Rapid tes, Alhamdulillah hasilnya negatif. Dan saya rasa ini bagus, dan dilakukan secara masal," ujar Samingan, Jumat (12/6/2020).
"Dan kita sangat mendukung pelaksanaan kegiatan ini," ungkapnya.
Hanya saja menurut dia sosialisasi yang dilakukan masih kurang sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui pelaksanaan Rapid tes tersebut.
Menurut dia jika dilaksanakan sosialisasi, maka kemungkinan akan masif masyarakat yang ikut.
"Waktu yang lalu di Puskesmas bayar Rp 30 ribu, jadi kemungkinan orang masih alergi. Padahal kemarin-kemarin ada yang dipasarkan pagi dan lain-lain juga dilakukan Rapid Test dan tidak bayar," ujarnya.
"Jadi masih ada persepsi masyarakat yang mengatakan bayar untuk ikut Rapid tes, padahal gratis. Tapi orang mungkin belum tahu, karena kurangnya sosialisasi," kata dia.
Oleh karenanya ia berharap agar kedepannya sosialisasi bisa dilakukan dengan masif dan di tingkatkan, agar partisipasi masyarakat lebih banyak dalam pelaksanaan Rapid tes.
"Harapannya sosialisasi kita memang kurang, jadi kalau gratis bilang gratis, dan kalau bayar bilang bayar," ungkapnya.
"Karena ini juga bagus, untuk mengurangi penularan Covid-19," tutupnya.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut: