Hadapi Covid-19, Gapki Kalbar Pastikan Tak Ada Pengurangan Pekerja dan Jam Kerja di Pabrik TBS
Menurutnya sampai saat ini tidak ada pengurangan tenaga kerja dan jam kerja, baik di kebun maupun untuk kegiatan operasional di pabrik pengolahan TBS.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Badai pandemi Covid-19 yang menerjang semua sektor juga terasa di industri kelapa sawit.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Kalbar, Purwati Munawir, menjelaskan di tengah pandemi Covid-19 yang telah berjalan lebih dari dua bulan, kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit di Kalimantan Barat secara umum masih berjalan normal.
• Kawasan Wisata Waterfront City Kota Pontianak Masih Sepi Pengunjung
• Kepala Ombudsman RI Perwakilan Kalbar Minta Pemkot Singkawang Serius Menuju WBK
• Erwin Ajak Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan
“Hanya saja dengan tetap mengikuti protokol pencegahan Covid-19 secara disiplin,” ujarnya dalam press rilis kepada tribunpontianak.co.id, Rabu (10/6/2020).
Menurutnya sampai saat ini tidak ada pengurangan tenaga kerja dan jam kerja, baik di kebun maupun untuk kegiatan operasional di pabrik pengolahan TBS.
Secara nasional gambaran produksi CPO bulan April 2020 naik 12,6 % dibandingkan produksi bulan Maret 2020.
Sedangkan konsumsi dalam negeri turun 6,6 %, ekspor turun 2,8 % dan harga CPO turun dari rata-rata USD 636 pada bulan Maret menjadi USD 516 per ton Cif Rotterdam pada bulan April.
Demikian pula nilai ekspor turun 10 % dari USD 1,82 miliar menjadi USD 1,64 miliar. Rendahnya produksi dibandingkan bulan yang sama tahun 2019 merupakan efek bawaan dari kemarau panjang tahun lalu.
“Namun demikian kenaikan produksi pada bulan April 2020 diharapkan sebagai titik awal kenaikan produksi periode 2020,” jelasnya.
Serapan pasar untuk konsumsi dalam negeri pada bulan April dibandingkan bulan Maret turun 98 ribu ton disebabkan turunnya konsumsi biodiesel sebagai dampak melambannya mobilitas masyarakat dengan adanya kebijakan lockdown/PSBB.
Di sisi lain konsumsi oleokimia berbasis CPO naik 11 ribu ton dikarenakan meningkatnya pemakaian hand sanitizer dan sabun.
“Kenaikan pemakaian oleokimia diperkirakan masih tetap bertahan meskipun adanya pelonggaran kebijakan PSBB sepanjang protokol Covid-19 tetap diterapkan secara disiplin,” ujarnya.
Gambaran ekspor sawit pada bulan April dibandingkan dengan bulan Maret 2020 mengalami penurunan sebesar 77 ribu ton terdiri dari 44 ribu ton dalam bentuk refined palm oil dan 33 ribu ton dalam bentuk CPO.
Berdasarkan tujuan negara ekspor, penurunan yang signifikan ke negara tujuan Bangladesh; Afrika dan Timur Tengah hal ini diperkirakan masih cukup tersedianya stok di tiga negara tersebut akibat cukup tingginya ekspor yang terjadi pada bulan
Maret 2020.
Sebaliknya tujuan ekspor ke Pakistan mengalami kenaikan 100 % menjadi 201 ribu ton disebabkan serapan ekspor yang sangat rendah pada bulan Maret 2020.
Ekspor tujuan China mengalami kenaikan 37 % menjadi 417 ribu ton meskipun angka tersebut masih jauh lebih rendah jika dibandingkan ekspor ke China pada periode April 2019 ( 730 ribu ton ), sedangkan ekspor ke India dan EU menunjukan
sedikit kenaikan.