Bupati Sanggau Paolus Hadi Persiapkan Warga Menuju Pola Hidup Baru
PH sapaan akrabnya menambahkan bahwa baru dalam Minggu ini Sanggau dinyatakan penyebaran kuning artinya rendah
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sanggau yang juga Bupati Sanggau, Paolus Hadi menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan new normal atau aktivitas yang dilakukan masyarakat untuk arah produktif.
"Perlu disampaikan pada saat pertama kali rilis bahwa Kalbar masih digolongkan sebagai penyebaran yang cukup tinggi.
Sehingga kita masih merah waktu itu dan saya sudah tegaskan ketika diwawancara saya katakan Sanggau belum siap, sehingga harus mempersiapkan diri untuk kita memulai Pola Hidup baru (PHB),"katanya, Selasa (9/6/2020).
"Saya lebih enak menggunakan kata-kata PHB.
Mengapa, karena saya khwatir, saya lihat situasi sekarang di Sanggau, begitu bicara new normal jadi orang-orang mulailah berpikir seperti biasa.
Pergi kemana-mana dengan santai dan tidak lagi patuh dengan protokol kesehatan,”jelasnya.
• Program Kota Tanpa Kumuh, Pemkot Singkawang Tata Kawasan Sungai Kuala Dua
• Wagub Ria Norsan Sebut Kalbar Akan Berhasil Terapkan New Normal Jika Warga Disiplin
Dikatakannya, Dulu pada saat awal-awal pandemi Covid-19, Kita diminta pemerintah untuk tinggal di rumah.
Saat ini tidak ada lagi bahasa tinggal di rumah, tetapi kita beraktivitas yang produktif dan itu harus diatur.
“Tetap dengan protokol kesehatan. Jadi kalau orang buka warung kopi, harus ngerti kalau dia tidak bisa seperti yang dulu lagi.
Membiarkan orang duduk di warungnya tidak ikut aturan, Jarak harus diatur.
Orang boleh duduk disitu, tapi siapkan juga alat untuk mencuci tangan. Berikutnya, pastikan tamu itu datang pakai masker. Yang punya warung-warung harus peduli,”tegasnya.
PH sapaan akrabnya menambahkan bahwa baru dalam Minggu ini Sanggau dinyatakan penyebaran kuning artinya rendah.
Untuk itulah, kita boleh mempersiapkan diri untuk melakukan pola hidup baru.
• KISAHNYA Viral, Sang Istri Menolak Berhubungan Saat Malam Pertama, Pria Ini Laporkan Polisi
"Kami sebagai pemerintah mengimbau kepada kita khususnya yang melakukan usaha-usaha.
Apakah dia Warkop, Warung makan atau jualan apa saja agar patuhi protokol kesehatan.
Karena perlu ibu bapak ketahui hari ini Kabupaten Sanggau hanya mampu menyediakan 10 ruangan untuk perawatan Covid-19.
"Hari ini masih kosong. Saya khawatir dengan kita merasa bebas, lalu terkena semua lalu harus dirawat.
Kalau 20 orang kemana meletakkan yang 10 ngerawatnya, Jadi jangan kalian anggap enteng soal ini.
Kita harus menjaga bersama-sama, jadi Patuhi saja. Tidak ada larangan sekarang warung kopi atau warung makan ditutup, tidak ada,"tegasnya.
Dikatakanya, Pemerintah diminta untuk mempersiapkan mitigasi.
Apabila ketika semuanya PHB ini berjalan lalu tidak terkontrol, Tapi diharapkan Sanggau tidak.
"Jangan nanti lalu merasa takut, marah orang memberitakan.
Ini untuk kesehatan kita, Sekarang pemerintah bilang oke ayok kamu beraktifitas yang produktif. Tetapi ikuti protokol kesehatan,"ujarnya.
Akan tetapi, jika ada tempat-tempat yang tidak ikuti protokol kesehatan jangan salahkan tim gugus tugas akan datang untuk mengingatkan, untuk menyampaikan.
Tapi sebaiknya kita orang dewasa jangan lagi diingatkan.
• Wali Kota Pontianak Edi Kamtono Minta Disdukcapil Lakukan Inovasi Layanan di Fase New Normal
“Jangan orang-orang pintar termasuk ASN, malah dia yang nongkrong tidak ikut protokol kesehatan lagi,"ujarnya.
Kemudian, rumah ibadah. PH mengaku tidak akan membuat surat edaran dari bupati. Tetapi mengacu pada SE Menteri Agama.
"Ikuti saja itu, Saya sudah bicara dengan Kemenag dan tokoh-tokoh agama jug sudah paham.
Dan bagi pemimpin agama yang menyatakan kami tidak melakukan ibadah langsung, tidak apa-apa.
Tapi bagi yang sudah siap harus mengajukan ke gugus tugas. Syarat-syaratnya sudah ada kan,”tegasnya.
• Umumkan 24 Kasus Konfirmasi Terbaru dan Semua OTG di 4 Kabupaten, Ini Penjelasan Harisson
Jadi, lanjutnya, tidak hanya sebatas menulis surat untuk ibadah.
Tapi harus dijelaskan kepada pemerintah rumah ibadah kami seperti apa, Nanti akan dilihat karena nanti akan ada rekom bahwa rumah ibadah itu bebas Covid-19.
“Jadi jangan juga belum ada apa-apa sudah mulai.
Karena sekarang ini baru persiapan kita ini, Kalau kuning, barulah kita boleh mempersiapkan.
Kalau merah, tidak boleh sama sekali. Ikuti, Jangan anggap remeh jadi tidak mau mengikuti protokol kesehatan itu,"pungkasnya. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
--