Tetap Produktif, Warga Binaan Lapas Singkawang Bercocok Tanam di Area Lapas

Ia berharap dengan keterampilan yang diberikan di Lapas nantinya bisa dikembangkan ketika WBP bebas.

Penulis: Rizki Kurnia | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK/Rizki Kurnia
Dua warga binaan permasyarakatan (WBP) Lapas Kelas II B Singkawang saat merawat tanaman sawi di lahan area Lapas, Minggu (7/6/2020). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Tetap produktif, Warga binaan permasyarakatan (WBP) Lapas Kelas II B Singkawang disibukan dengan kegiatan bercocok tanam di beberapa lahan tanah yang berada di dalam area Lapas.

Kasubsi Kegiatan Kerja Lapas Kelas II B Singkawang, Heru Trismanto menuturkan sedikitnya belasan WBP melakukan kegiatan bercocok tanam di lahan yang berada di dalam Lapas Kelas II B Singkawang.

"Untuk lahan yang diluar itu belum saya kondisikan, sementara ini untuk yang  memenuhi kerja di halaman luar sangat terbatas," ujarnya kepada wartawan, Minggu (7/6/2020).

Bantah Kenaikan Tarif Listrik, PLN Ungkap Sebab Tagihan Listrik Pelanggan Naik di Bulan Juni

Ia menuturkan kegiatan bercocok tanam tersebut sudah berlangsung sejak lima tahun lalu dan telah dapat menyumbangkan Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan kisaran uang Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta untuk tiap kali panen.

"Yang tadinya nol kami kembangkan sedikit-sedikit, dari Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) sementara waktu itu boleh dibilang paling 50.000 atau 100.000 sekarang ini paling tidak kami sudah bisa setor antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta sekali panen," ujarnya.

Ia juga menerangkan jenis sayuran yang ditanaman kali ini adalah Sawi Kailan, dimana menurutnya jenis sayuran ini sangat khusus untuk masyarakat kota singkawang.

"Karena Harganya khusus, peminatnya juga khusus," ujarnya.

Ia menuturkan untuk saat ini, hasil panen hanya dijual di langganan tersendiri, menurutnya masih belum banyak pasar umum yang berani menampung hasil panen dari Lapas.

"Tapi ada langganan khusus ada di pasar dan itu khusus juga. Harga perkilo sekitar 20.000," ungkapnya.

Ungkap Kasubsi Kegiatan Kerja, uang hasil panen tersebut kemudian sebagian digunakan untuk modal, modal pupuk, bibit, sebagian lagi untuk premi narapidana.

"Setelah hasil tadi di potong modal dengan premi sebagian lagi kami sisihkan untuk pengembangan, sisanya lagi untuk setor PNBP," ungkapnya.

Bukan hanya bercocok tanam, WBP juga diberikan keterampilan khusus lainnya.

Salah satunya adalah membuat barongsai.

"Barongsai itu baru mau merintis, itu baru jadi satu untuk sampel, baru nanti buat dua lagi mudah-mudahan untuk nanti bisa bagus, mudahan bisa dipasarkan sebagai icon Singkawang," ungkapnya.

Ia juga berencana untuk mengembangkan kegiatan lain seperti pertukangan las listrik dan alumunium kaca.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved