Mengapa dalam Sepekan ada 7 Hari? Ternyata Begini Sejarahnya

Peradaban lain memilih angka lain–bagi orang Mesir satu minggu itu 10 hari lamanya; atau bagi orang Romawi, delapan hari.

Editor: Dhita Mutiasari
NET/ISTIMEWA
Update Kalender 2020 Daftar Libur - Mengapa dalam Sepekan ada 7 Hari? Ternyata Begini Sejarahnya 

Orang Babilonia membagi bulan berdasarkan pergerakan Bulan menjadi tujuh hari dalam seminggu; hari terakhir pada tiap pekan memiliki signifikansi keagamaan tertentu.

Daftar Kalender Libur Nasional dan Cuti Bersama 2020 Setelah Revisi Akibat Virus Corona  

Siklus bulan yang berlangsung 28 hari adalah jangka waktu yang terlalu lama untuk bisa mereka kelola dengan efektif.

Orang Babilonia kemudian membagi 28 hari tersebut menjadi empat bagian, masing-masing terdiri dari 7 hari.

Angka tujuh tidak terlalu pas untuk bisa bertepatan dengan tahun atau bahkan bulan yang dibuat berdasarkan siklus Matahari, jadi angka tujuh memang menciptakan ketidakteraturan.

Namun, budaya Babilonia begitu dominan di wilayah Timur Dekat, terutama pada abad keenam dan ketujuh sebelum Masehi (SM), sehingga pengaturan minggu dan banyak gagasan lain mereka tentang waktu - seperti satu jam berisi 60 menit - bertahan.

Pengaturan seminggu tujuh hari menyebar ke Timur Dekat dan kemudian diadopsi oleh orang-orang Yahudi yang menjadi tawanan orang Babilonia pada puncak kekuatan peradabannya masa itu.

Budaya-budaya lain di daerah sekitarnya mengikuti gagasan tujuh hari dalam seminggu, termasuk kekaisaran Persia dan Yunani.

Berabad-abad kemudian, ketika Alexander Agung mulai menyebarkan budaya Yunani ke Timur Dekat sampai India, konsep tujuh hari dalam seminggu juga menyebar.

Para ilmuwan menduga bahwa India mungkin kemudian memperkenalkan tujuh hari seminggu ke wilayah Cina.

Ketika orang-orang Romawi mulai menaklukkan wilayah yang dipengaruhi oleh Alexander Agung, orang-orang Romawi juga bergeser ke gagasan satu minggu tujuh hari.

Kaisar Konstantinus menetapkan bahwa tujuh hari dalam seminggu adalah minggu resmi Romawi dan menjadikan hari minggu sebagai hari libur umum pada 321 Masehi.

Gagasan mengenai “akhir pekan” tidak diadopsi sampai zaman modern pada pada ke-20.

Meskipun ada beberapa upaya baru-baru ini untuk tidak lagi menggunakan tujuh hari seminggu, namun hal ini sudah dilakukan begitu lama sehingga menjadi suatu kebiasaan yang sepertinya akan lama bertahan.

Artikel ini diterjemahkan dari Bahasa Inggris oleh Agradhira Nandi Wardhana.

Penulis: Kristin Heineman, Instructor in History, Colorado State University

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

Artikel ini telah terbit di Nationalgeographic.co.id dengan judul "Mengapa Ada Tujuh Hari dalam Seminggu? Berikut Penjelasannya"

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved