Human Interest Story
Kisah Dedikasi Perawat Pasien Covid-19 di RSUD Sintang, Sempat Down hingga Tangis Bahagia
Kesembuhan PDP 02, rujukan dari Kabupaten Sanggau yang terkonfirmasi Covid-19 itu sangat membahagikan Liya dan tim medis yang merawatnya
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Tagar 'Indonesia Terserah' menyeruak di tengah pandemi Corona.
Tagar itu popular dilontarkan sejumlah pihak lantaran warga kini seolah acuh dengan upaya pembatasan jarak tak lagi diindahkan.
Pusat perbelanjaan mulai ramai. Jalanan kembali macet. Sementara, para tenaga medis berjuang antara hidup dan mati merawat pasien terpapar corona.
"Kami sempat down lihat postingan pertama yang ramai-ramai di bandara.
Rasanya sia sia. Sakit hati, kesal, campur aduk," kata Liya, perawat di RSUD Ade M Djoen Sintang kepada Tribun Pontianak, Selasa (19/5).
• Asmadi Pastikan Pekerja Migran Asal Singkawang yang Dideportasi Dalam Kondisi Sehat
Sebagai bagian dari tim medis yang berada di garda terakhir merawat pasien yang terpapar corona, perawat seperti Liya tak bisa berbuat banyak, kecuali berdoa dan berharap, masyarakat sebagai garda terdepan pemutus mata rantai covid-19 sadar, dan mau membantu tenaga medis melawan corona, bukan sebaliknya.
"Sampai akhirnya kami berkesimpulan yang terjadi di luar sana udah bukan sesuatu yang bisa kita kendalikan lagi.
Jadi kami mempersiapkan diri untuk menghadapi apapun yang akan terjadi di depan," ungkap Liya.
• AMERIKA Serikat Pukul Mundur Kapal China, Kapal perusak AS Dikerahkan
Liya tak bisa membayangkan, apabila kondisi ini terus berlarut, bakal seperti apa lonjakan kasus corona pasca lebaran.
Belum lagi, fasilitas dan sarana prasarana rumah sakit di daerah penuh dengan keterbatasan.
"Apapun lah, semoga saja tidak terjadi lonjakan kasus pasca lebaran.
Pertimbangannya tempat tidur kita, alat alat medis kayak ventilator dan lainnya sama tenaga medis kita terbatas.
Yang ditakutkan kalau sampai terjadi lonjakan kasus, sementara rumah sakit daerah dengan segala keterbatasan yang ada,” ungkapnya.
Tulis Surat untuk Penyintas Corona
Liya dan para perawat dan tim medis menjadi saksi detik demi detik, selama 59 hari perjuangan Yohanes Adrianus Wijaya, penyintas corona yang baru sembuh setelah berjuang bertarung melawan corona antara hidup dan mati di RSUD Ade M Djoen Sintang.
Kesembuhan PDP 02, rujukan dari Kabupaten Sanggau yang terkonfirmasi Covid-19 itu sangat membahagikan Liya dan tim medis yang merawatnya.
Di laman Facebooknya, Liya menuliskan “surat cinta” untuk pasien yang sembuh dari corona.
• PROMO PIZZA HUT Terbaru dari Bank BRI, Khusus Makanan dan Minuman Diskon hingga 50 Persen
“Teruntuk Yth. Bapak Yohanes Andriyus Wijaya dan keluarga.
Akhirnya beliau pulang setelah menjalani perawatan selama 59 hari di RSUD Ade Muhammad Rsud Ade M Djoen Sintang dan dinyatakan sembuh.
Iya, pulang dalam keadaan sembuh. Sembuh setelah bertarung antara hidup dan mati melawan Virus Sars Cov-2.
Dan kami menjadi saksi detik demi detik perjuangan beliau melewati semuanya itu,” tulis Liya yang sudah dibagikan lebih dari 17 kali oleh warganet.
Andriyus dirujuk ke RSUD Ade M Djoen Sintang pada 19 Maret 2020 dari Kabupaten Sanggau, dengan keluhan demam, batuk dan sesak nafas.
Pria berusia 51 tahun ini, punya riwayat bepergian ke Yogyakarta dan Jakarta untuk urusan dinas.
Beberapa hari dirawat di Ruang Isolasi Khusus (RIK) RSUD Ade M Djoen Sintang, Direktur PDAM Tirta Pancur Aji kondisinya membaik.
Bahkan, sejak tanggal 28 Maret 2020, Andri tidak lagi harus diinfus.
Hasil swab tenggorokan Andri baru keluar dan dinyatakan positif Covid-19 pada 30 Maret 2020.
Saat Andri diumumkan positif Covid-19, Liya dan tim medis lainnya menangis bersamaan.
• Polantas Bengkayang Tegur Pengendara Motor Tak Gunakan Helm SNI
“Kami perawat Ruang Isolasi khusus pernah 2 kali nangis disaat bersamaan di depan hp dan kediaman kami masing masing, kali pertama saat mendapat kabar bahwa hasil swab beliau dinyatakan positif.
Lutut lemes. Nangiis. Ya Allah, kami manusia biasa yang tak sakti mandraguna.
Rasa takut ada, secara covid-19 yang selama ini kita lihat beritanya di televisi sekarang ada didepan kita dan kita yang rawat,” kata Liya.
Sejak saat itu, Liya dan perawat serta tim medis semakin solid, benar benar saling jaga satu sama lain agar tidak terpapar.
“Kami cari tau tentang covid-19, baca dan cari info sebanyak banyaknya, diskusi sama dokter, sama IPCN sama K3RS biar punya bekal cukup buat rawat pasien covid dan kitanya tetap selamat sampai semuanya selesai,” ungkapnya.
Hampir dua bulan Andri dirawat di RSUD Ade M Djoen, Sintang. Liya menyebut, selama dirawat, pasien tersebut tidak ada mengeluh sama sekali.
Bahkan, ketika sesak nafas, Andri mengucapkan terima kasih kepada perawat.
“59 hari itu bukan waktu yang sebentar bagi orang yang sedang sakit.
Selama itu, beliau pernah ada satu kalimat atau kata atau bahkan tanda sekalipun yang mengisyaratkan beliau itu mengeluh. Tidak pernah sama sekali.
Bahkan ditengah sesak nafasnya beliau masih mengupayakan bibirnya berucap terimakasih kepada kami perawat dan nakes lain yang berjibaku merawat beliau.
Saya salut atas sikap beliau yang sangat menghargai dan kesabaran yang beliau dan keluarganya miliki,” kata Liya.
Tenggorokan Andri, di swab sebanyak 4 kali.
Hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) pertama kali, hasilnya positif-negatif.
Begitu pula yang kedua dan ketiga.
Dibutuhkan dua kali negatif PCR baru pasien benar-benar bisa dinyatakan sembuh. Pada Minggu (17/5) kemarin, dia diperbolehkan pulang.
• Bantuan Sembako Tiga Pilar PDI Perjuangan Kubu Raya Disebar ke Semua Kecamatan
Kabar kesembuhan Andri membahagiakan para tim medis. Liya dan lainnya menangis berjamaah ketika dr. Handri Yani Sp.Paru mengabari pasien dinyatakan sembuh.
“Kata sembuh adalah sebuah kata yang menjadi puncak perjuangan kami.
Dedikasi tinggi dan ikhlas melayani menjadi semangat mengantar kesembuhan,” katanya.
Liya memberikan semangat untuk teman-teman perawat dan tenaga medis yang berjuang merawat pasien agar tidak boleh menyerah.
“Terakhir yang saya mau bilang, tetap semangat buat teman teman perawat dan teman teman Nakes lain di luar sana.
Indonesia boleh terserah, tapi kita tidak boleh dan tidak akan menyerah.Semoga tidak ada pasien terkonfirmasi covid 19 lagi di bumi Senentang ku tercinta.
Semoga sisa pasien yang saat ini sedang kami rawat juga segera dinyatakan sembuh, Aamin,” doanya. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak