ROKET Eksperimen China Meledak, Puingnya Meghujam di Afrika | Ahli Harvard Sebut Objek Paling Masif

Sebagian besar roket diperkirakan akan terbakar, tetapi potongan-potongan kecil bisa sampai ke permukaan bumi.

Editor: Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA/REUTERS VIA KONTAN.CO.ID
ROKET Eksperimen China Meledak, Puingnya Meghujam di Afrika | Militer AS Sebut Objek Paling Masif / ILUSTRASI 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sebuah roket eksperimental diduga milik China dikabarkan meledak di angkasa. 

Akibatnya, puing-puing dari roket China itu menghujam bumi. 

Sejumlah sebaran puing-puingnya dikabarkan ditemukan tersebar di beberapa wilayah di benua Afrika.

Melansir dari Kontan.co.id yang mengyutip Forbes, roket itu merupakan bagian dari sampah ruang angkasa.

Namun tidak terkendali sehingga jatuh ke bumi. 

DONALD Trump Murka ke Xi Jinping, Presiden Amerika Ancam Putus Hubungan Ekonomi dengan China

Forbes memberitakan, pada 5 Mei, roket Long March 5B meluncurkan kapsul prototipe awak menyerupai SpaceX Crew Dragon yang mengorbit untuk pengujian.

Setelah hampir satu minggu mengorbit ke Bumi, tahap inti dari roket besar kembali memasuki atmosfer kita.

Roket ini adalah kapsul awak eksperimental, yang dirancang agar suatu hari dapat membawa manusia ke luar angkasa dan mungkin ke Bulan.

Menurut militer AS, tampaknya benda apa pun yang tidak sepenuhnya terbakar mungkin telah sampai ke bumi.

Dan kemungkinan jatuh ke Samudra Atlantik di lepas pantai Afrika Barat. 

CHINA Gelar Latihan Besar-besaran 2,5 Bulan, Uji Rudal Pertahanan Udara Canggih | Ancam Taiwan?

"Ini adalah objek paling masif yang masuk kembali ke bumi secara tidak terkendali sejak Salyut-7 39 ton pada tahun 1991," tulis Jonathan McDowell, astrofisikawan Harvard terkemuka yang melacak objek di orbit, di Twitter seperti yang dikutip Forbes.

Militer, Korporasi Dirgantara swasta dan lainnya sedang melacak roket seberat 37.000 pound itu ketika orbitnya mulai membusuk beberapa hari yang lalu menuju kobaran api yang tak terhindarkan.

Badan roket itu lebih besar daripada stasiun ruang angkasa Tiangong-1 Tiongkok yang jatuh kembali ke Bumi (mungkin mendarat di suatu tempat di lautan) pada tahun 2018.

Namun, roket itu hanya sekitar seperlima massa Skylab, yang kembali ke Bumi dekat Perth, Australia pada 1979 .

Sebagian besar roket diperkirakan akan terbakar, tetapi potongan-potongan kecil bisa sampai ke permukaan bumi. 

Laut China Selatan Memanas ! Amerika Serikat Tambah Tekanan Militer ke China, Tuding Soal Covid-19

Sumber: Kontan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved