ANIES Baswedan Sampaikan Pada Media Asing, Sebut Pemerintah Tak Jujur Soal Data Pasien Covid-19

Sejak awal, Kemenkes tidak pernah transparan dalam membeberkan data pasien positif Covid-19 karena tidak ingin membuat masyarakat panik.

Editor: Mirna Tribun
KOMPAS.com/NURSITA SARI
ANIES Baswedan Sampaikan Pada Media Asing, Sebut Pemerintah Tak Jujur Soal Data Pasien Covid-19. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sedari awal, data pasien corona tentu diharapkan agar jujur-sejujurnya.

Penanganan pandemi corona di Indonesia tentu butuh transparan agar masyarakat juga mampu bekerja sama untuk menekan bertambahkan angka pasien positif.

Namun bagaimana jika selama ini pemerintah ternyata telah menyembunyikan data pasien covid-19 yang sebenarnya?

Diberitakan Kompas.com, Gubernur DKI Jakarta meminta Kementerian Kesehatan RI untuk transparan terkait data-data pasien positif Covid-19.

Anies menyampaikannya dalam kesempatan wawancara bersama media Australia The Sydney Morning Herald dan The Age.

Menurut dia, transparansi data dapat membuat masyarakat lebih waspada terhadap penyebaran Covid-19.

Kendati demikian, sejak awal, Kemenkes tidak pernah transparan dalam membeberkan data pasien positif Covid-19 karena tidak ingin membuat masyarakat panik.

Adapun, Anies mengaku sejak Januari hingga Februari 2020, Pemprov DKI Jakarta telah mendeteksi adanya kasus Covid-19 di Jakarta.

Namun, hasil yang disampaikan Kemenkes RI berbanding terbalik dengan laporan pemantauan Pemprov DKI.

Pasalnya, kala itu, Kemenkes RI mengumumkan belum ditemukan adanya kasus Covid-19 di Jakarta.

Prabowo Subianto Ditelepon Menteri Pertahanan China Wei Fenghe, Isi Percakapan Mereka Bocor

SEBUT Menteri Jokowi Bodoh di ILC Tv One, Bupati Boltim Kena Semprot Bupati Lumajang di Depan Karni

Tren penambahan kasus Covid-19 harian di Jakarta. Data dari tanggal 27 Maret hingga 12 Mei 2020. Terlihat pada grafik, pergerakan data masih belum stabil, kadang melonjak tinggi, keesokan harinya bisa langsung turun drastis.
(JEO Kompas.com)
Tren penambahan kasus Covid-19 harian di Jakarta.
Data dari tanggal 27 Maret hingga 12 Mei 2020.
Terlihat pada grafik, pergerakan data masih belum stabil, kadang melonjak tinggi, keesokan harinya bisa langsung turun drastis.

"Menurut kami, bersikap transparan dan menginformasikan (kepada masyarakat) mengenai apa yang harus dilakukan adalah cara memberikan rasa aman. Namun, Kementerian Kesehatan mempunyai pandangan berbeda, (Kemenkes menilai) transparan akan membuat (masyarakat) panik," kata Anies dalam artikel The Sydney Morning Herald yang terbit pada 7 Mei lalu.

Anies juga mengatakan angka kematian Covid-19 di Jakarta lebih tinggi dibandingkan angka kematian nasional akibat Covid-19 yang dirilis Pemerintah Pusat selama ini.

Hal ini mengacu pada data pemakaman jenazah dengan protokol pemulasaran jasad pasien Covid-19 yang dimiliki Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.

Jumlah tersebut menunjukkan adanya kenaikan 1.500 kasus pemakaman jenazah dibanding bulan-bulan sebelum pandemi Covid-19 yang rata-rata pemakaman jenazahnya hanya sekitar 3.000 setiap bulan.

"Angka kematian itu menunjukkan dugaan tingginya kasus Covid-19. Jika kita sebut tingkat kematian akibat Covid-19 sebesar 5 sampai 10 persen, maka kemungkinan, ada 15.000 sampai 30.000 kasus positif Covid-19 di Jakarta. Angka kematian dan kasus positif Covid-19 diperkirakan jauh lebih tinggi dibanding angka yang dirilis Kemenkes," ujar Anies.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved