Terjebak Covid-19, Ratusan Mahasiswa Asal Bengkayang Minta Pemda Perhatikan Nasib di Pontianak

Adi Putra selaku ketua IMKB (Ikatan Mahasiswa Bengkayang) mengungkapkan kurang lebih ada 109 Mahasiswa yang terdata di Pontianak saat ini.

Penulis: David Nurfianto | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Werudy A.S Mahasiswa Asal Bengkayang 

Citizen Reporter

Werudy A.S Mahasiswa Asal Bengkayang

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sejak munculnya pandemi COVID-19 awal bulan Maret lalu, sontak membuat Rakyat Indonesia syok terutama di bidang pendidikan yang saat di ubah menjadi Sistem Pembelajaran Daring (SPADA).

Kebijakan ini bertujuan menghindarkan penyebaran semakin luas, namun hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Bengkayang belum mengambil keputusan terkait nasib ratusan Mahasiswa yang berada di Pontianak.

Pemerintah Kabupaten Bengkayang dianggap seolah-olah mengabaikan nasib Mahasiswa yang terdampak Pandemi COVID-19.

Bukan tanpa alasan Mahasiswa yang saat ini lebih memilih untuk bertahan di Pontianak, karena di beberapa daerah di Kabupaten Bengkayang banyak Daerah yang belum di jakau oleh jaringan internet, sehingga menjadi pertimbangan bagi Mahasiswa untuk pulang ke Daerah nya masing-masing.

Adi Putra selaku ketua IMKB (Ikatan Mahasiswa Bengkayang) mengungkapkan kurang lebih ada 109 Mahasiswa yang terdata di Pontianak saat ini.

Hal Unik Dimasa Pandemi Covid-19, Banyak Pengendara Sepeda Motor Pakai Maker Tapi Tidak Pakai Helm

Dan mereka sudah berupaya menghubungi pihak pemda terkait namun tidak direspon baik oleh pihak pemda.

"Padahal PEMDA Bengkayang sudah mengalokasikan dana sebesar 17.3 miliar untuk penanganan dapak COVID-19. Tentu dengan anggaran yang cukup besar tersebut di harapkan dapat membantu nasib Mahasiswa yang jumlahnya kurang lebih 109 tersebut" ujar Adi Putra.

Ia menyayangkan sikap Pemda yang seakan tidak menyadari keberadaan manusia yanga ada di kota Oon dan tidank dapat kembali ke daerah asal.

"Kami menyayangkan sikap PEMDA yang tidak memperhatikan Masyarakat khususnya mahasiswa yang masih berada di Pontianak. Karena banyak Mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk kebutuhan sehari-hari," lanjutnya.

Sejatinya PEMDA memiliki tugas juga dalam hal peningkatan SDM nya, dengan cara memperhatikan penuh kondisi yang di alami rekan-rekan mahasiswa saat ini, yang mungkin tidak bisa memenuhi kebutuhan nya selama masa Pandemi sekarang di kota, karena hanya
bergantung kiriman dari kampung itu pun kalau mencukupi.

Belum lagi personal data internet yang harus di penuhi guna mendukung kuliah online.

Sangat di sayangkan bila PEMDA Bengkayang tidak memperhatikan nasib Mahasiswa yang saat ini memerlukan bantuan.

"Kami berharap Pemerinta Bengkayang segera mengambil keputusan baik terkait nasib ratusan Mahasiswa yang terjebak Pandemi COVID-19 di Pontianak saat ini," ungkap Adi Putra. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved