Sutarmidji Sebut Penerapan Jam Malam di Pontianak dan Rapid Test di Pasar Tradisional Tepat
Ia melihat hampir seluruh Indonesia yang menerapkan PSBB belum menunjukan hasil...............
Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat mengatakan terkait kebijakan yang dilakukan oleh Wali Kota Pontianak terkait pembatasan beberapa ruas jalan di Kota Pontianak dan menerapkan jam malam sudah sangat tepat.
Ia melihat hampir seluruh Indonesia yang menerapkan PSBB belum menunjukan hasil yang diharapkan bahkan ada beberapa daerah PSBB nya semakin kacau.
Sehingga mereka menambah lama waktunya.
“Saya berharap untuk Pontianak pilihannya jam malam. Walaupun Pontianak diberlakukan jam malam tapi hampir sama dengan PSBB bahkan lebih ketat,” ujarnya, Jumat (7/5/2020).
Kemudian di siang hari seperti di pasar tradisional dilakukan rapid test secara acak.
• Wacana PSBB Pontianak, Pimpinan DPRD Provinsi Kalbar Angkat Suara
Kemudian bagi pedangan tidak menggunakan masker dan sarung tangan dilarang berjualan dan begitu juga dengan pembeli yang tidak memakai masker disuruh pulang.
“Apabila masih melakukan hal yang menyimpang itu akan ditilang supaya kapok dan ini sangat tergantung pada ketegasan kepala daerah sebagai ketua Gugus Tugas Covid-19 di daerah masing- masing,” jelasnya.
Ia mengatakan sejauh ini untuk kasus OTG di Kalbar justru OTG banyak yang berusia muda di bawah 20 tahun.
Lalu di jajaran Pemprov Kalbar ada kurang lebih 50 orang yang hasil rapid testnya reaktif.
Namun sudah ada beberapa yang sudah dinyatakan non reaktif karena telah mengkonsumsi makanan yang telah dianjurkan.
Jadi 95 kasus konfrimasi Covid-19 di Kalbar adalah kasus konfirmasi berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan RT PCR, sedangkan rapid test sudah dilakukan di seluruh Kalbar dengan hasil reaktif sebanyak 582 seluruh Kalbar .
“Sedangkan di Kota Pontianak saja mencapai 283 orang dan yang sudah dinyatakan non reaktif sekitar 50 orang dan lainnya masih reakitf dan harus isolasi mandiri dan diberikan obat lain sebagainya. Inilah upaya kita untuk memisahkan mana yang rapid test dan mana yang di PCR,” pungkasnya .