Cara Jitu Seorang Petani Daniel, Tetap Aman dan Nyaman Ditengah Pandemi Covid-19

Petani harus membuka lahan dengan “mekanisasi” yaitu menggunakan alat yang diberi nama Cultivator dengan membuat jalur-jalur,

Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Jamadin
Dok. Sambusir
Senior Corporate Affair PT Finantara, Sambusir saat bersama satu diantara petani asal Dusun Sungai Langir, Desa Mengkiang, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, Daniel, Belum lama ini. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU -Saat ini bangsa kita dan dunia tengah genting menghadapi wabah pandemi Covid-19 yang membuat sebagian besar masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Baik untuk makan sehari-hari maupun kebutuhan lainnya. 

Perekonomian masyarakat di berbagai kelas bahkan dalam lingkup negara pun terganggu, termasuk kelompok petani yang biasa membuka lahan dengan cara membakar. 

Namun, kondisi demikian tidak terjadi pada satu diantara petani yang bernama Daniel.

Daniel adalah satu diantara petani yang tinggal di Dusun Sungai Langir, Desa Mengkiang, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. 

Dalam kondisi wabah pandemi Covid-19 ini, Ia tetap mampu merasa aman dan nyaman untuk melakukan pekerjaannya terlebih mampu menikmati hasilnya. 

Ia mengindahkan imbauan pemerintah untuk tetap tinggal di rumah, namun berkebun bagi dia akan aman dan nyaman untuk tetap dilakukan tentu dengan memperhatikan Social Distancing. 

Berkegiatan di kebun tetap dijalankan secara produktif dan mampu memenuhi kebutuhannya dan keluarga, bahkan mempu  membantu tetangganya.

Pandemi Covid-19 Tak Halangi Petani Kalbar Panen Raya, Diprediksi Puncaknya Hingga April Ini

"Dari hasil tanaman yang ditanamnya, Daniel mampu  menghasilkan kebutuhan makanan pokok untuk sehari-hari, seperti beras dan sayur-sayuran. Hal ini tentu sangat memudahkan dia karena tidak harus membeli lagi di tempat lain,"kata Senior Corporate Affair PT Finantara, Sambusir melalui rilisnya, Jumat (8/4/2020).

Sedangkan untuk kebutuhan pemenuhan perekonomiannya, Daniel bisa menjual hasil 
tanaman bulanannya kepada perusahaan PT Finantara, seperti  cabe, pisang, atau sayur-sayuran untuk mendapat tambahan uang.

Untuk tanaman tahunannya sendiri, saat ini sudah mulai tumbuh bunga dan buah yang masih kecil-kecil dan akan dituai hasilnya tahun depan, seperti jeruk, Pete, dan lainya.

Mengapa Daniel bisa bertahan dan merasa tenang dan aman dalam masa sulit kondisi kehidupan di tengah pandemi Covid-19, Hal ini dikarenakan, Daniel secara konsisten sejak tahun 2017 sampai sekarang telah melakukan perubahan sistem bertaninnya dari membakar menjadi tanpa bakar serta berpindah-pindah menjadi menetap. 

"Ternyata konsistensi Daniel dalam menerapkan sistem pertanian yang sudah beliau pahami dan 
kuasai membawa keberuntungan yang tidak diduga-duga pada tahun ini. Nyatanya, ditengah 
wabah pandemi Covid-19 dia dan keluarganya mampu survive dan tidak mengalami 
kesulitan dan permasalahan,"jelasnya.

Daniel, lanjutnya, memulai merubah pola bertaninya ketika mengikuti program CSR bersama PT Finantara Intiga yang mengembangkan pola bertani produktif tanpa membakar sejak tahun 2017. Program CSR yang diperkenalkan ini yaitu Pembukaan Lahan Tanpa Bakar  (PLTB), yang kemudian diberi nama SANGGAU FARMING SYSTEM (SFS). 

"Bersama teman-temannya, beliau konsisten melanjutkan sistem ini sampai sekarang. Dari proses tersebut, beliau menikmati karena mampu mendapatkan tiga macam penghasilan yaitu harian, bulanan, dan tahunan. Rencananya, kelak setelah hasil tahunannya sudah dapat dipanen Daniel 
bercita-cita untuk dapat membeli kendaraan roda empat agar bisa membawa hasil pertaniannya ke kota,"jelasnya.

DPRD Nilai Upaya Pencegahan Covid-19 di Kapuas Hulu Sudah Baik

Adapun Beberapa prinsip SFS yang diterapkan adalah Tidak membakar yaitu dalam kegiatan pembukaan lahan tidak diperbolehkan lagi menggunakan api.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved