Wabah Virus Corona
APLIKASI Bersatu Lawan COVID-19 (BLC) - Bisa Pantau Ancaman Kerawanan Corona di Daerah Tertentu
Melalui aplikasi BLC, masyarakat dapat mengetahui kerentanan lokasi persebaran virus corona di sekitar warga sehingga dapat membangun kewaspadaan.
Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Muhammad Firdaus
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 meluncurkan aplikasi Bersatu Lawan Covid-19 (BCL), pada Minggu (3/5/2020).
Aplikasi ini berfungsi mempermudah masyarakat untuk menyikapi dan merespons Coronavirus disease 2019 atau Covid-19, di tanah air.
Dikutip dari laman covid19.go.id, aplikasi berbasis gawai atau telepon pintar ini memiliki beberapa fitur fungsi.
Melalui aplikasi BLC, masyarakat dapat mengetahui kerentanan lokasi persebaran virus corona di sekitar warga sehingga dapat membangun kewaspadaan.
Selain itu, aplikasi ini juga membantu masyarakat untuk mendeteksi gejala corona ketika ada situasi masyarakat yang merasakan gejala dikenali dalam mempercepat konsultasi dan pemeriksaan diri oleh tenaga kesehatan pada tahap awal.
• Objek Wisata di Sekadau Ditutup Selama Pandemi Covid-19, Paulus: Upaya Cegah Penyebaran Covid-19
BLC juga diklaim membantu masyarakat untuk mengenali ancaman maupun bahaya Covid-19 sehingga mereka dapat juga mengurangi risiko yang lebih besar.
Aplikasi ini berisi transparansi data penting yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19.
Melalui aplikasi juga masyarakat dapat melihat informasi-informasi seperti tingkat kerawanan di tingkat kecamatan, mencari informasi rujukan dan informasi terkini yang lain.
"Ini adalah gerakan pemuda untuk transparansi data dari akar rumput hingga adaptasi kebijakan nasional," kata BLC Apps Developer, Kevin Daniel Pantasdo dalam keterangannya, di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Minggu.

Masyarakat juga dapat melakukan diagnosis secara mandiri dengan menggunakan algoritma dari tim pakar medis yang juga didukung dengan teknologi mesin learning.
Dalam perang melawan COVID-19, aplikasi tersebut memiliki keunggulan tersendiri karena telah terintegrasi langsung dengan data-data yang lengkap dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
"Jadi langsung dari Gugus Tugas," katanya.
• Antisipasi Penyebaran Covid-19, Ini yang Sudah Dilakukan Satgas Kecamatan Tempunak
Selain itu, aplikasi tersebut bukan hanya menyediakan beberapa fitur untuk masyarakat, tetapi juga untuk petugas-petugas penanganan COVID-19 di lapangan, seperti petugas medis, psikolog maupun petugas logistik.
"(Aplikasi ini) memberikan dashboard kepada pemerintah juga," katanya.
Berbeda dengan aplikasi Peduli Lindungi Diri yang dikembangkan oleh Kementerian Informasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang cenderung berfokus pada upaya pelacakan, BLC tersebut merupakan aplikasi yang lebih berfokus pada pemberian informasi dan fitur-fitur lain.
Sebagai generasi milenial, Kevin menyadari dampak COVID-19 tidak hanya dirasakan dari sisi kesehatan, tetapi juga sisi ekonomi dan sosial.
Oleh karena itu, melalui aplikasi tersebut, Kevin berharap milenial lain dari berbagai disiplin dapat turut berpartisipasi dalam penanganan pandemi COVID-19.
"Contohnya di bidang software kita bisa memfasilitasi dengan sistem. Pasti di setiap disiplin ada kesempatan untuk berkontribusi," katanya.
Terlepas dari harapan adanya partisipasi dari masyarakat luas, teruta milenial, dengan aplikasi BLC tersebut diharapkan dapat membantu maayarakat dan pemerintah dalam perang melawan pandemi COVID-19.
Saat ini, aplikasi ini baru dapat diunduh pada gawai berbasis android di PlayStore atau dapat mengakses tautan aplikasi pada laman covid19.go.id.
Untuk mengunduh aplikasi BLC, Klik Link
Ke depannya aplikasi BLC dapat juga bekerja pada gawai berbasis iOS.
Gugus Tugas Nasional akan terus meningkatkan dan mengembangkan fitur aplikasi ini sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat.
• Apa Tarif PLN Naik saat Covid-19 ? Ini Penjelasan Manajemen PT PLN Persero
Sementara itu, Pemimpin program konten aplikasi BLC, dr Sheila Rachma menyampaikan bahwa fitur Bersatu Lawan COVID dikembangkan berdasarkan data terkini, tinjauan ilmiah dan berbasis bukti.
“Masyarakat dapat menggunakan fitur periksa gejala mandiri untuk mengetahui status kesehatan, pemantauan isolasi diri, telekonsultasi, mengetahui kerawanan daerah dan edukasi harian,” ujar Sheila saat konferensi persi di Graha BNPB, Jakarta.
Selain masyarakat, aplikasi ini dapat digunakan oleh petugas kesehatan. Mereka dapat melihat perkembangan pasien, fitur pemeriksaan rapid diagnostic test atau RDT dan data riwayat medis pasien.
“Aplikasi ini mempermudah petugas untuk dapat melakukan pemantauan pasien COVID pada wilayah kerjanya, melaporkan hasil pemeriksaan pasien termasuk rapid test dan lain-lain. Mobile apps ini terkoneksi langsung ke dalam sistem utama Bersatu Lawan COVID,” ujar Sheila.
Sistem aplikasi ini dikembangkan oleh kementerian, institusi dan pihak lain di bawah koordinasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID – 19.
Pengembangan ini dilatarbelakangi tekad untuk merangkul seluruh masyarakat. Berbagai komponen tersebut telah bahu membahu untuk menanggulangi COVID – 19.
“Mobile apps Bersatu Lawan COVID ini dibentuk dari kolaborasi segala macam aspek tidak hanya menggunakan pendekatan medis melainkan kesehatan masyarakat, psikologis dan sosial,” ungkap Sheila.
“Adanya sinergi dan kedisiplinan dari seluruh aspek kita jadikan sistem ini sebagai tembok pertama dalam pertahanan mencegah dan melawan COVID-19.”
Sementara itu, Pakar Epidemiologi, Dewi Nur Aisyah mengatakan bahwa integrase data sangat penting.
“Ini seperti ibarat peta navigasi dalam menghadapi COVID – 19,” ujar Dewi.
• Tutup Selama Pandemi Covid-19, Taman Kelempiau Sekadau Terus Dipercantik
Ia juga mengatakan bahwa data yang cepat, akurat dan terintegrasi dibutuhkan untuk menyusun kebijakan dan strategi dalam menghadapi pandemi. Data terintegrasi tidak hanya terkait dengan data kesehatan tetapi data lain, seperti data ekonomi dan sosial.
Di samping itu, pengembangan sistem yang dibangun Kevin Daniel Pantasdo ini tidak terlepas dari pemanfaatan aplikasi yang terlebih dahulu diciptakan yakni Fight Covid – 19, oleh Ahmad Alghozi Ramadhan dan tim pengembang, Piky Hamonangan, Wahyu Nurhidayat dan Hudio Hizari. (*)