UPB Laksanakan Seminar Secara Daring, Dekan: Pilihan Efektif di Saat Pandemi Covid-19
Dekan Fakultas Hukum, Henny Damaryanti menyatakan bahwa pelaksanaan seminar daring merupakan pilihan yang tepat dan efektif selama masa darurat Covid.
Penulis: David Nurfianto | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Universitas Panca Bhakti (UPB) tidak hanya melakukan perkuliahan secara daring selama masa darurat Covid-19 berlangsung. UPB juga melaksanakan seminar proposal secara daring pada 29 dan 30 April 2020 lalu.
Adapun fakultas yang melaksanakan seminar secara daring tersebut di antaranya Fakultas Hukum dengan 4 mahasiswa yang telah menyelesaikan seminarnya dalam waktu 2 hari.
Dekan Fakultas Hukum, Henny Damaryanti menyatakan bahwa pelaksanaan seminar daring merupakan pilihan yang tepat dan efektif selama masa darurat Covid-19 mengingat saat ini tidak memungkinkan dilakukan seminar secara tatap muka.
"Pelaksanaan seminar daring ini sangat efektif karena prosesnya sama saja dengan pelaksanaan seminar tatap muka dari segi tata cara pelaksanaan. Hanya bedanya peserta dan tim penguji tidak berada dalam satu ruangan," ungkap Henny.
Menurutnya hasil seminar cukup baik. Pelaksanaan seminar juga merupakan satu di antara syarat kelulusan mahasiswa yang tetap harus berjalan meski wabah covid-19 membuat berbagai aktivitas kampus harus ditunda dan memberikan nilai positif pada kedua pihak yaitu mahasiswa dan tim dosen.
"Ini salah satu kegiatan yang masih bisa dilaksanakan dengan teknologi yang ada saat ini. Seminar daring bernilai positif bagi mahasiswa pada satu sisi dan kami sebagai tim dosen pada sisi lain," tuturnya.
Kemudian Henny juga menyatakan proses seminar pr secara daring ini berjalan sesuai dengan prosedur pelak seminar pada umumnya dimana mahasiswa mempresentasikan proposalnya melalui power point dan ditanggapi oleh dosen.
"Meskipun tidak melalui tatap muka secara langsung, seminar ini tetap dilaksanakan seperti seminar dengan sistem tatap muka. Mahasiswa mempresentasikan proposalnya melalui power point dan dosen sebagai tim memberikan tanggapan dan sekaligus masukan sebagai bahan penyempurnaan penelitian yang akan dilakukan mahasiswa nanti," jelasnya.
Henny juga menyatakan seminar daring membuat mahasiswa bisa lebih menghemat pengeluaran karena proposal skripsi tidak perlu dicetak, cukup dikirim ke email atau pesan kepada dosen.
"Efisiensi waktu dan biaya karena mahasiswa cukup mengirimkan proposal penelitiannya melalui WhatsApp atau email dan waktu pelaksanaan di sesuai dengan ketentuan akademik," ujarnya.
Henny berharap pelaksanaan seminar secara daring tidak mengurangi semangat mahasiswa dalam menyelesaikan perkuliahan bahkan mahasiswa harusnya bisa termotivasi untuk menjadi lebih baik mengingat seminar daring merupakan satu diantara teknologi yang harus dipahami oleh mahasiswa sebagai generasi muda.
"Semoga ini membuat mahasiswa tetap semangat dalam menyelesaikan pendidikannya selama masa pandemi dan menjadi sebuah informasi baru yang harus lebih dipahami oleh mahasiswa mengingat mereka lebih mudah memahami," pungkasnya.