Virus Corona Masuk Kalbar

PDP Pertama Asal Sintang Meninggal, Kadiskes Sinto: Belum Tentu Positif, Jangan Buat Stigma

Pasien berusia 62 tahun dirujuk ke RSUD Ade M Djoen Sintang pada Jumat malam tersebut mempunyai riwayat penyakit paru-paru.

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
TINJAU Posko: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh meninjau pos di Kelurahan Menyumbung Tengah, Kecamatan Sintang, berkoordinasi dengan warga, kepolisian dan tokoh masyarakat mengenai pemakaman PDP 04. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Proses pemakaman PDP 04 di Kabupaten Sintang berjalan lancar berkat koordinasi semua pihak, baik dari unsur TNI-Polri, Camat, tokoh masyarakat dan agama.

“Berkat koordinasi baik, camat, kapolsek, danramil dan seluruh masyarakat, tokoh agama berjalan lancar," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh, Senin (20/4/2020).

"Pukul 2 pagi selesai pemakaman, dan proses pemakaman sesuai protokol Covid-19,” tambahnya. 

PDP 04  menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu malam, sekira pukul 20.33 WIB.

Pemakaman Jenazah PDP Corona di Sintang Berjalan Lancar, Sesuai Standar Covid-19

Pasien berusia 62 tahun dirujuk ke RSUD Ade M Djoen Sintang pada Jumat malam tersebut mempunyai riwayat penyakit paru-paru.

“Almarhum ini belum divonis sebagai penderita covid-19, hanya rapid test yang sifatnya reaktif. Jadi belum positif." katanya. 

"Masyarakat harus betul-betul mengerti. Masyarakat jangan membuat stigma bahwa sudah covid. Tidak seperti itu,” jelas Sinto.

Swab tenggorokan terhadap PDP 04 yang meninggal dunia sudah dikirim ke Pontianak.

Sinto berharap, hasilnya segera keluar, apalagi di RS Untan Pontianak sudah bisa melakukan tes PCR.

“Paling lambat 3 hari sudah keluar. Lebih cepat lebih bagus. Supaya kita ada kepastian." terangnya.

"Masyarakat harap tenang, jangan membuat stigma, bahwa rapid tes reaktif sudah covid, padahal belum tentu itu covid, bisa saja itu infeksi virus lain. Seperti DBD, influensa. Jangan membuat stigma,” pinta Sinto.

PDP Usia 62 Tahun Meninggal Dunia

Satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat di RSUD Ade M Djoen Sintang meninggal dunia.

PDP dengan nomor registrasi 04, warga Kecamatan Sintang, menghembuskan nafas terkahirnya pada Minggu (19/4/2020) pukul 20.33 di ruang isolasi RSUD Rujukan.

"PDP 04 telah meninggal dunia di ruang isolasi khusus RSUD Ade M Djoen, Sintang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh, Senin (20/4/2020).

Pasien yang meninggal dunia tersebut merupakan seorang laki-laki, berusia 62 tahun.

Masuk ke ruang isolasi khusus pada Jumat lalu.

"Berdasarkan hasil rapid test hasilnya reaktif dan tetap masih menunggu hasil swab tenggorokan untuk mengetahui pasti apakah positif atau negatif Covid-19," ujar Sinto.

Jenazah PDP 04 dimakamkan sesuai dengan prosedur Covid-19 tadi malam.

Hanya Butuh Waktu 3 Jam

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat kini bisa menguji sampel cairan nasofaring atau uji swab sendiri.

Mulai hari ini, Gubernur Kalbar Sutarmidji menegaskan uji lab penentuan apakah pasien terjangkit corona atau Covid-19 atau tidak bisa sangat cepat.

Bahkan dia menjelaskan pembuktian hasil dari uji laboratorium yang ada paling lama tiga jam.

"Kalau uji swab untuk mengetahui hasilnya paling lama tiga jam,"ucap Sutarmidji diwawancarai, Senin (20/4/2020).

Dengan demikian, ia menjelaskan akan memudahkan penanganan terhadap pasien yang ada.

Apabila selama ini, cairan nasofaring dari pasien dikirim ke Balitbangkes Kemenkes membutuhkan waktu 10-14 hari bahkan lebih untuk mengetahui apakah terinfeksi atau tidak.

Laboratorium RS Untan

Gubernur Kalbar, Sutarmidji menjelaskan uji swab dengan laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) milik Rumah Sakit Universitas Tanjungpura bisa digunakan.

Uji PCR tidak lagi dikirim pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes.

Saat ini, laboratorium yang digunakan adalah milik Rumah Sakit Universitas Tanjungpura.

"Besok sudah mulai dilakukan uji swab di Lab Untan. Kita bisa mengetahui lebih cepat hasil pemeriksaan swab dari cairan nasofaring pasien," ucap Midji saat diwawancarai, Minggu (19/4/2020).

Lanjut dijelaskannya penggunaan lab di Untan sempat terkendala, tidak adanya reagent kits.

Namun saat ini bahan untuk menguji virus corona itu sudah tersedia, meskipun jumlahnya tidak hanyak.

Mendapatkan reagent kits disampaikannya memang sulit, karena bukan hanya Kalbad yang membutuhkannya.

"Sekarang reagent kits yang ada baru 100 an, Insya Allah minggu depan datang lagi. Sehingga kita bisa melakukan uji swab terhadap para PDP maupun orang tanpa gejala yang reaktif," ucap Midji.

Uji swab saat ini diprioritaskan bagi pada PDP karena keterbatasan reagent kits yang ada.

Pihaknya berusaha mendatangkan reagent kits sebanyak-banyaknya jika melalui Kemenkes serta BNPB.

 Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Untan dan Kubu Raya Meninggal, Sutarmidji Ungkap Hasil Rapid Test

Midji menegaskan, kuota untuk uji swab di Lab Untan bisa dimaksimalkan hingga 100 perhari.

Selain di Untan, PCR lainnya milik Balai BPOM.

Namun saat ini yang digunakan adalah Lab RS Untan. (*)

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved