Kisah Awal Pandemi Virus Corona di Wuhan yang Tidak Akan Terlupakan Seluruh Dunia

Saat itu, Lan tidak tahu bahwa dirinya merupakan satu di antara kasus-kasus pertama dari sebuah virus corona baru yang sangat menular.

Editor: Rizky Zulham
AFP/HECTOR RETAMAL
Seorang petugas medis dari Provinsi Jilin menangis sebelum pergi dalam sebuah acara perpisahan di Bandara Tianhe yang baru dibuka kembali di Wuhan, Hubei, China, Rabu (8/4/2020). Ribuan orang bergegas meninggalkan Wuhan setelah otoritas mencabut kebijakan lockdown selama lebih dari dua bulan di lokasi yang diketahui sebagai episenter awal virus corona tersebut. 

"Virusnya sangat cepat. Pada awalnya, semua terasa di luar kendali. Kami tidak tahu apa yang terjadi," kata seorang dokter yang merawat pasien virus corona di rumah sakit pusat Wuhan.

Setelah menjalani lockdown selama lebih dari dua bulan, kini Wuhan secara perlahan kembali normal.

Kawasan sekitar mendirikan bendera dan tanda-tanda yang menyatakan mereka bebas dari virus.

Mobil-mobil mulai memenuhi jalan lagi ketika orang-orang kembali bekerja.

Namun, pengingat tentang epidemi ini masih tetap ada.

Deretan pagar logam tinggi mengelilingi pasar makanan laut Huanan yang masih tertutup dan bekas pintu masuknya dijaga oleh keamanan.

Tidak semua orang dengan mudah melupakan apa yang terjadi pada mereka.

"Mereka mengatakan untuk tetap tinggal. Saya tinggal. Mereka mengatakan semua baik-baik saja. Saya percaya. Aku ingin tahu mengapa ini terjadi? Siapa yang menyuruh mereka tidak mengatakan yang sebenarnya kepada orang-orang," kata Han.

"Aku akan mengingat ini selama sisa hidupku, aku mengerti sekarang bahwa kita tidak penting," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah dari Wuhan, Awal Pandemi Virus Corona yang Tidak Akan Terlupakan..."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved