12 Desa di Sekitar Perkebunan Sawit Berstatus Sangat Tertinggal, Bupati Jarot: Kita akan Evaluasi

Bupati Sintang, Jarot Winarno menyebut 56 desa yang berada di sekitar perkebunan kelapa sawit berstatus tertinggal.

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA/Syukur
Diskusi online: Bupati Sintang, Jarot Winarno menjadi salah satu narasumber Diskusi Tentang Sawit dengan tema “Masa Depan Kalimantan Barat di Era Sawit yang dilaksanakan secara live streaming. Diskusi juga menghadirkan empat narasumber lain yakni Teguh Surya Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan, Manseutus Darto Sekjen Serikat Petani Kelapa Sawit, Erlangga peneliti muda Yayasan Madani Berkelanjutan, dan Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Sanggau Syafriansyah. 

12 Desa di Sekitar Perkebunan Sawit Berstatus Sangat Tertinggal, Bupati Jarot: Kita akan Evaluasi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Meski menempati urutan nomor tiga luasan lahan perkebunan sawit, namun 12 desa di Kabupaten Sintang yang berada di sekitar perkebunan belum merasakan dampak ekonominya.

Bupati Sintang, Jarot Winarno menyebut 56 desa yang berada di sekitar perkebunan kelapa sawit berstatus tertinggal.

12 desa lainnya, sangat tertinggal.

"Ini yang musti kita kejar. Kenapa keberadaan perkebunan sawit ini ternyata tidak memiliki dampak ekonomi bagi desa yang ada disekitarnya. Harusnya kan gak ada lagi desa sangat tertinggal," ungkap Jarot.

Erlangga Sayangkan Luasnya Lahan Sawit di Sintang Belum Berkontribusi Turunkan Angka Kemiskinan

Meski ada yang masih berstatus sangat tertingggal, Jarot juga menyebut, ada desa di sekitar perusahaan sawit yang sudah mandiri dan maju.

Jumlahnya: 3 Mandiri, 5 maju dan 48 berkembang.

"Harusnya kan gak ada lagi desa sangat tertinggal. Sedikit sekali harusnya, artinya desa sudah maju bahkan mandiri, kalau desa yang ada kebun sawitnya. Sehingga perlu kita evaluasi," jelasnya.

Menurut Jarot, keberadaan perkebunan kelapa sawit harusnya berdampak bagi kesejahteraaan masyarakat.

Sejauh ini, perusahaan perkebunan sawit sudah membantu masyarakat dalam hal infastruktur dasar.

"Jadi itu yang dinikmati. Dari perkebunan sawit ini kita ndak dapat apa-apa, gak ada PAD ke kita. Tapi masih ada desa yang masih sangat teringgal," ungkapnya.

Jarot memastikan akan mengevaluasi keberadaan perkebunan sawit yang belum memberikan kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat.

"Ini maslaah komunikasi dan pembinaan. Ada hal kontribusi positif perkebunan sawit, tapi ada juga yang dampaknya belum jelas. Bervariasi tergantung perkebunanya."

"Kita kejar komunikasi agar jangan sampai masih ada desa sangat tertinggal," tegas Jarot. (*)

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved