Wabah Virus Corona
Donald Trump Berang Hingga Keluarkan Ancaman Keras, Tuding WHO Salah Data Covid-19 dan Pro China
Pernyataan tersebut Presiden Amerika Serikat (AS) itu disampaikan selama konferensi pers yang digelar pada Rabu (08/04/2020) waktu setempat.
Perkiraan ini pada akhirnya sejalan dengan apa yang pejabat AS lain katakan.
Sementara itu Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Dr. Anthony Fauci dan Dr. Deborah Birx pekan lalu mengatakan, AS akan mengantongi 1,5 hingga 2,2 kematian bila tidak melakukan upaya apapun.
Tetapi dengan pembatasan yang luas, mereka mengatakan virus corona masih bisa membunuh 100.000 hingga 240.000 orang di AS dan jutaan terinfeksi.
Pada memoarnya itu, pejabat Gedung Putih ini menjabarkan skenario dan dana untuk mengatasinya.
Sedikitnya USD 30 Miliar sekira Rp 486 Triliun, yang ditulis Navarro untuk mendukung upaya pencegahan, perawatan, dan lainnya.
Memo kedua Navarro menguraikan kebutuhan akan peralatan perlindungan (APD) tambahan.
"Barang-barang utama termasuk masker wajah N-95, kacamata, sarung tangan, setelan Tyvek, sirkuit ventilator, dan Positive Air Pressure Respirators (PAPRs)."
Navarro, pada saat itu meminta lebih dari USD 618 juta atau setara Rp 10 Triliun untuk APD dan ventilator.
Pesan Memo Ini Dianggap Berlebihan
Selasa (7/4/2020) lalu, seorang sumber mengatakan bahwa memo Navarro dianggap terlalu agresif pada Februari silam.
Namun beberapa pejabat di Dewan Keamanan Nasional dan Gedung Putih juga banyak yang mengikuti sarannya itu.
Sumber itu menilai saat ini memo Navarro tampaknya akurat.
Seperti yang terjadi pekan lalu, Trump memperingatkan warga AS bahwa beberapa minggu ke depan akan menjadi waktu yang berat.
"Lonjakan akan datang dan itu datang cukup kuat," kata Trump.
Namun faktanya, pada saat memo kedua dikirim ke Trump, presiden ini justru menganggap Covid-19 terkendali.