Virus Corona Masuk Kalbar
REKAM JEJAK Anak 12 Tahun PDP Corona Meninggal di Kota Amoy Singkawang Kalbar, Duka Tjhai Chui Mie
Tetap waspada dengan mengikuti instruksi dari pihak kesehatan serta melaksanakan surat edaran Gubernur Kalimantan Barat dan Wali Kota Singkawang.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Seorang anak laki-laki usia 12 tahun status Pasien Dalam Pengawasan ( PDP ) virus corona atau covid-19 di Kota Singkawang, Kalimantan Barat ( Kalbar ) meninggal dunia, Kamis (2/4/2020).
Ini menjadi kasus kedua terjadi pada anak PDP covid-19 di Kalbar meninggal dunia.
Sebelumnya terjadi pada anak berumur 14 tahun di Kabupaten Kubu Raya (KKR).
Sempat dirawat sejak 27 Maret lalu, pasien tersebut meninggal dunia, Senin (30/3/2020) sekitar pukul 16.05 WIB.
Khusus kasus di Kota Amoy Singkawang, membuat sang Wali Kota bersedih.
Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya anak PDP covid-19.
"Saya Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengucapkan turut berduka cita kepada almarhum," kata Wali Kota, Kamis (2/4/2020).
Ia berharap semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga diberikan kekuatan dan kesehatan.
Chui Mie berharap seluruh masyarakat Kota Singkawang untuk tidak panik.
Namun tetap waspada dengan mengikuti instruksi dari pihak kesehatan serta melaksanakan surat edaran Gubernur Kalimantan Barat dan Wali Kota Singkawang.
"Bersama kita lawan covid-19," ajak Chui Mie.
• BREAKING NEWS - Seorang PDP Virus Corona Umur 14 Tahun di Kubu Raya Kalbar Meninggal Dunia
REKAM JEJAK
Direktur RSUD dr Abdul Aziz Kota Singkawang, dr Ruchanihadi Sp.PD, menjelaskan rekam jejak anak PDP covid-19 yang meninggal dunia.
Antak tersebut menjalani karantina di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar) dan meninggal dunia, Kamis (2/4/2020) pukul 09.00 WIB.
"Pada hari ini telah meninggal pasien dalam pemantauan kami, anak berumur 12 tahun yang dirawat dengan dicurigai terinfeksi covid-19," kata dr Ruchanihadi.