Corona Masuk Indonesia
Kabar Baik, WHO Lakukan Pengujian 4 Jenis Obat Virus Corona di 10 Negara
"Studi internasional yang besar ini dirancang untuk menghasilkan data kuat yang kita butuhkan untuk menunjukkan obat mana yang paling efektif"
"Dan apakah pasien yang menerima salah satu obat butuh ventilation atau unit perawatan intensif (ICU)," ujarnya.
• KABAR GEMBIRA dari Pasien Corona COVID-19 yang Sembuh 100% | Tolong Jangan Hakimi Pasien Korona
Henao-Restrepo menyampaikan bahwa WHO sengaja mendesain pengujian ini.
Tujuannya agar cukup sederhana untuk dilakukan oleh rumah sakit yang sudah kebanyakan pasien sekalipun.
Khusus untuk klorokuin, pengujian akan dilakukan dengan dua cara.
Beberapa negara akan membandingkan klorokuin dengan perawatan standar.
Sementara, beberapa negara lainnya akan membandingkannya dengan obat terkait lainnya yaitu hidroksiklorokuin (hydroxychloroquine).
Klaim China Obat Corona
Sebelumnya Otoritas kesehatan di China menyatakan, obat asal Jepang untuk mengobati flu efektif dalam mengatasi virus corona.
Zhang Xinmin, pejabat di kementerian teknologi dan sains menuturkan, favipiravir, obat yang dikembangkan Fujifilm, menunjukkan hasil positif.
Hasil itu didapatkan setelah China menggelar uji coba klinis terhadap 340 pasien yang berasal dari Wuhan serta Shenzhen.
"Tingkat keamanannya terbukti tinggi, dan jelas efektif untuk digunakan," ucap Zhang mengomentari obat Jepang itu pada Selasa (17/3/2020) kemarin.
• Nama-nama Pejabat Positif Covid-19: Wali Kota Bogor, Menhub hingga Petinggi di Negara Lain
Dilansir The Guardian, pada Rabu (18/3/2020), pasien yang mendapat obat flu di Shenzhen menunjukkan hasil negatif rata-rata empat hari sejak dinyatakan positif.
Dilaporkan NHK, hasil itu kemudian dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapat favipiravir, di mana mereka baru negatif 11 hari setelah didiagnosa tertular.
Hasil Sinar X juga memperlihatkan adanya peningkatan pada kondisi paru-paru sekitar 91 persen.
Berbanding 62 persen tanpa favipiravir.