Corona Masuk Indonesia

SELAMA Ini Dicari-cari, Akhirnya China Temukan Penderita Pertama Positif Virus Corona

Itu mengapa jika peneliti dapat melacak kasus paling awal, mereka mungkin dapat mengidentifikasi hewan inang tempat virus bersembunyi.

Editor: Mirna Tribun
EPA via AlJazeera
SELAMA Ini Dicari-cari, Akhirnya China Temukan Penderita Pertama Positif Virus Corona. 

Namun, Morse berkata, dia akan terkejut jika itu terjadi.

"Saya tidak cukup optimis untuk berpikir bahwa virus yang satu ini akan seperti yang lainnya (empat virus Corona sebelumnya)," ujar Morse.

"Mungkin itu bisa terjadi, tetapi itu akan memakan waktu," imbuhnya.

2. Virus ini bisa dikendalikan oleh medis

Covid-19 disebut mirip dengan wabah SARS pada 2003 silam.

Keduanya adalah virus yang dipercaya berasal dari kelelawar.

Selain itu, kedua virus tersebut kemungkinan berasal dari hewan yang ditularkan ke manusia di pasar basah Cina.

Kedua virus memiliki 80 persen kecocokan DNA.

Oleh karena itu, dampak dari wabah Corona baru bisa mirip dengan SARS.

SARS menewaskan 774 orang dan menginfeksi lebih dari 8.000 orang dari November 2022 hingga Juli 2003.

Namun, wabah ini menghilang pada 2004.

"Para pakar kesehatan masyarakat dan pihak berwenang bekerja keras untuk melacak, mendiagnosis, dan mengisolasi orang yang terkena virus hingga virus menghilang dengan sendirinya," kata Morse.

Morse menyebut, SARS dapat mengilang karena adanya pembatasan melalui karantina, pembatasan untuk bepergian, dan kampanye informasi publik.

Itu merupakan cara yang sama dengan yang dilakukan pemerintah China dan negara-negara lain sekarang.

"Jika upaya-upaya itu menyebabkan jumlah orang yang rentan terhadap virus Corona baru turun di bawah ambang batas tertentu, wabah akan mereda," ujarnya.

Dalam skenario itu, virus akan menghilang dan berakhir seperti Zika atau H1N1.

3. Vaksin virus corona ditemukan

Morse dan Adalja mengatakan, vaksin sangat penting untuk mengendalikan Covid-19.

Vaksin dianggap akan mengurangi jumlah orang yang rentan terhadap virus Corona dan menciptakan 'dinding penghalang' penyebaran lebih lanjut.

Opsi ini dianggap yang paling mungkin bisa mengakhiri wabah.

"Kita perlu bertindak untuk menghentikan penyebaran virus dalam jangka pendek sampai kita mendapatkan vaksin," kata Morse.

Lima perusahaan obat terkemuka Johnson & Johnson, Regeneron Pharmaceuticals, GlaxoSmithKline, Moderna, dan Gilead Science telah mengumumkan rencana untuk meneliti dan menangani virus baru ini.

Beberapa di antaranya sedang mengembangkan vaksin berdasarkan kode genetik virus Corona.

Sementara itu, yang lainnya sedang menguji obat untuk menentukan efektivitas dalam mengobati virus Corona baru.

Membuat vaksin adalah proses yang sulit dan membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Seperti vaksin Ebola, yang membutuhkan waktu 20 tahun untuk membuatnya.

Namun, Anthony Fauci, direktur pusat penyakit menular di National Institutes of Health, mengatakan bahwa agensinya bekerja sama dengan perusahaan obat Moderna untuk mengembangkan vaksin virus Corona dengan cepat.

"Jika tidak ada kendala, kami akan menerapkan uji coba fase-pertama kepada beberapa orang dalam 2,5 bulan ke depan," ujar Fauci. (*)

Artikel ini telah terbit sebelumnya di https://intisari.grid.id/amp/032064109/dipercaya-bisa-mengakhiri-virus-corona-ilmuwan-ungkap-3-skenario-untuk-mengakhiri-virus-corona-kabar-buruknya-virus-ini-disebut-tidak-bisa-musnah?

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved