Sebut Sistem Ujian Nasional Akan Berubah, Berikut Ulasan Pengamat Pendidikan Aswandi

Jadi pengganti UN disebut sistem Assement kompetensi minimum dan survei karakter dari siswa seperti apa

Penulis: Anggita Putri | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FILE
Pengamat Pendidikan Untan, Dr. Aswandi.  

Kepala SMA Negeri 9 Pontianak, Ibrahim mengatakan persiapan UNBK sudah dipersiapkan dengan matang tinggal menunggu pelaksaan Ujian Nasional .

Jadi semua sudah dipetakan termasuk pengawas sudah di SK kan dan disilang terdiri dari dua devisi dan masuk rayon empat yakni sekolah yang ada di Timur dan Utara.

“Kalau di Timur khusus untuk penyilagan itu karena areanya berjauhan . Jadi kita yang di Timur terdiri dari SMA N 9, SMA N 6, SMA Islam Haruniyah dan SMA Swasta PGRI I,” ujarnya , Senin (9/3/2020).

Tahun Ini Jadi Ujian Nasional (UN) Terakhir, Suprianus Herman: Tahun Depan Sistemnya Berbeda

Jadi untuk US berbeda penerapannya . Awalnya disebut US saat ini berdasarkan Permendikbud nomor 43 istilah nya USP (Ujian Satuan Pendidikan).

Sebenarnya USP sudah diterapkan sesuai kebijakan sekolah . Itu ada dengan sistem portofolio dan sistem penugasan lainnya . Jadi tidak haris ujian seperti yang lalu.

“Jadi untuk tahun transisi tahun ini kita masih melakukan seperti halnya tahun lalu masih menggunakan soal- soal ,” ucap Ibrahim.

SMA N 9 Pontianak sedikit agak berbeda dengan sekolah yangada di kota . Walaupun USP atau US di sekolah lain masih menggunakan papper atau kertas . Di SMA N 9 Pontianak sudah menggunakan Computer Best Test (CBT).

“Sekolah yangmenggunakan CBT ada tiga yakni SMA N 1 ,9 dan 10 Kota Pontianak,” ucapnya.

Untuk SMA N 9 Kota Pontianak yang akan mengikuti UNBK tahun ini berjumlah 240 orang terdiri dari jurusan IPA dan IPS.

Jadi UN bukan di hapuskan tapi menggunakan sistem yang baru yakni Assesmen Kompetensi Minimal (AKM) dan yang di tes tidak hanya siswa tapi gurunya juga .

“Kita sudah lakukan simulasi kemaren . Jadi tahun ini masa transisi perubahan UN sebelum digantikan dengan sistem lainnya. Kalau pola lama berakhir tahun ini . Sebenarnya tahun ini sudah bisa melakukan kebijakan itu karena permendikbud sudah ada tapi waktu terlalu mepet,” ujar Ibrahim.

Ia mengatakan saat simluasi AKM soalnya luar biasa karena terpapar karakter. Walaupun soalnya panjang tapi justru memberikan satu dampak apakah sabar atau tidak .

“Kalau kita tak sabar keterbacaan atau literasi kita minimum berarti kuranglah kita mengerjakannya. Soalnya itu berdurasi agak panjang seperti sda satu kasus atau cerita dalam soal,” jelasnya.

Jadi dalam soal mengandung karakter , budi pekerti dan peradaban sikap didalamnya.

“Respon siswa dan guru malah suka . Karena soal waktu simulasi kemaren sedikit. Soal untuk guru dan siswa sekitar 10 sampai 20 soal dan waktunya pendek tidak tahu yang sebenarnya, “ jelas Ibrahim.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved