Corona Masuk Indonesia

Sembuh dari Virus Corona Apakah Masih Bisa Terinfeksi Kembali? Begini Penjelasan Ahli

Kasus serupa juga terjadi di China. Gejala sakit terulang pada pasien sembuh biasanya ditandai dengan demam.

Editor: Dhita Mutiasari
pixabay.com
Ilustrasi - Sembuh dari Virus Corona Apakah Masih Bisa Terinfeksi Kembali? Begini Penjelasan Ahli 

Sembuh dari Virus Corona Apakah Masih Bisa Terinfeksi Kembali? Begini Penjelasan Ahli

Virus corona telah menjadi masalah besar yang menimpa seluruh dunia.

Hingga saat ini korban yang meninggal terus bertambah, sementara puluhan ribu terinfeksi, dan lainnya berhasil disembuhkan.

Namun pihak berwenang di Wuhan ternyata tidak serta merta membebaskan pasien yang sudah sembuh dari virus corona.

Karena mereka memberlakukan karantina wajib selama 14 hari bagi pasien yang sudah sembuh.

Kebijakan ini diambil setelah jumlah pasien yang keluar dari rumah sakit dinyatakan pulih, kembali terinfeksi positif virus corona.

Melansir Weibo, Pusat Perawatan Virus dan Komando Kontrol menulis, "Sejak Sabtu (22/2) seluruh pasien yang telah pulih dikirim ke tempat karantina dua minggu dengan perawatan medis." 

Pengaturan karantina ini diumumkan setelah ahli medis di barisan terdepan perlawanan virus corona, memperingatkan hal mengerikan yang bisa terjadi pada pasien yang sudah sembuh.

Beberapa kasus pasien sembuh dari virus corona dinyatakan terjangkit lagi.

Pasien Virus Corona Bocorkan Gambar-gambar Ruang Isolasi hingga Perlakuan Petugas

Namun, apa benar segala kemungkinan itu?

Dilansir dari New York Times, ternyata informasi tentang virus corona masih di atas permukaan alias belum banyak dipahami.

Kemungkinan pasien sembuh dapat terjangkit juga masih dalam tahap analisis penelitian dan bahkan bisa saja merupakan kesalahan uji pemeriksaan ulang.

Pada Rabu (26/2/2020), Pemerintah Jepang pernah mengonfirmasi kasus pasien sembuh yang terinfeksi kembali hanya dalam waktu sepekan.

Kasus serupa juga terjadi di China. Gejala sakit terulang pada pasien sembuh biasanya ditandai dengan demam.

Namun ternyata, jenis patogen seperti itu berbeda dari virus corona.

Pakar menyebutkan, pasien sembuh corona tidak mungkin terinfeksi kembali dalam jangka waktu dekat.

Hal ini ditegaskan oleh Florian Krammer, seorang ahli virologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, AS.

Dia menuturkan, "Saya tidak mengatakan bahwa infeksi ulang tidak dapat terjadi atau tidak akan terjadi, tapi tak mungkin terjadi dalam waktu dekat."

Dia juga menambahkan bahwa infeksi ringan saja semestinya meninggalkan kekebalan jangka pendek pada pasien yang sembuh.

Lebih jauh, pasien yang diduga terinfeksi kembali ternyata kebanyakan masih memiliki virus tingkat rendah ketika mereka dikeluarkan dari rumah sakit dan pengujiannya gagal untuk diambil hasilnya.

Meskipun jika memang terjadi beberapa kasus infeksi ulang, tidak akan sebahaya kasus infeksi baru yang sampai sekarang meningkat di beberapa negara.

Vaksinnya Belum Ada, Ilmuwan Yakini Obat Ini Mampu Tangkal Virus Corona, Sering Dipakai di Indonesia

Sebuah jurnal penelitian yang diterbitkan pada Rabu (27/2/2020) di Jurnal JAMA mengatakan bahwa pasien sembuh virus corona memang masih mungkin kambuh, tetapi dalam jangka waktu yang lama sekali sejak dia sembuh.

Empat tenaga medis profesional akan virus corona di Wuhan, China, pusat dari epidemik virus corona, mengatakan hasil penelitiannya.

Uji deteksi materi genetik virus corona rupanya masih tetap positif dalam lima sampai 13 hari sejak pasien tidak menunjukkan gejala lagi.

Namun, bukan berarti pasien sembuh dengan virus aktif ini masih bisa menulari yang lainnya.

Uji deteksi melakukan diagnostik PCR ini dikatakan dr Krammer sebagai tes paling sensitif dan mampu memperkuat materi genetik bahkan dari satu molekul virus.

Jadi, tes PCR ini hanya bisa mengambil beberapa potongan virus.

Tes PCR biasanya juga mendeteksi sisa virus penyakit campak berbulan-bulan sejak penderitanya dinyatakan sembuh dan tidak menularkan campak pada yang lain.

Lalu, kenapa pasien bisa dinyatakan sembuh padahal hasilnya negatif?

Kemungkinannya, tes tersebut dilakukan dengan kurang tepat. Atau, sampel yang diambil disimpan dalam suhu di mana virus memburuk.

Uji seka atau usap, atau juga "swab" ke tenggorokan juga dapat melewatkan virus yang bersembunyi di tempat lain di tubuh.

Untuk uji swab ini, Marc Lipsitch, pakar epidemiologi Harvard, mengatakan, "Tes virus akan positif jika jumlah virus cukup dan terseka dalam uji swab."  Itu artinya, tes negatif bukan berarti tidak ada lagi virus pada orang itu.

Pada kasus seorang pasien wanita di Jepang yang kabarnya terinfeksi lagi juga dikomentari oleh dr Lipsitch.

Wanita itu terinfeksi pada akhir Januari 2020 dan pulih serta diperbolehkan pulang pada Sabtu (1/2/2020).

Dia dinyatakan sakit lagi pada Rabu (5/2/2020) setelah mengeluhkan gejala sakit tenggorokan dan dada terasa berat.

"Hal itu terkesan seperti terinfeksi kembali, ya," ujar dr Lipsitch.

"Padahal, kasus-kasus seperti itu belum dapat dipastikan (merupakan) gejala yang sama."

Satu kemungkinan yang perlu diwaspadai adalah virus corona juga punya dua fase infeksi: virus menetap menyebabkan gejala lain yang dikira masih sama dengan virus corona.

Pada pasien ebola, misalnya, virusnya masih ada selama berbulan-bulan melalui uji mata, bahkan setelah dinyatakan sembuh.

Namun, pada kasus ebola dinyatakan masih bisa menular kepada yang lain.

Seorang pakar virologi bernama Angela Rasmussen dari Universitas Columbia juga menegaskan bahwa pasien sembuh ebola mungkin bisa terjangkit penyakit lain, seperti insomnia dan masalah-masalah neurologis.

Dia mengatakan, "Kami belum dapat memastikan apakah itu juga sama dengan kasus infeksi virus corona yang terulang." Dia mengaku belum memahami virusnya.

Virus corona masih disalahpahami secara umum, ungkap Rasmussen. Sebelum epidemi SARS melanda, virus corona belum diketahui sebagai masalah penyakit yang serius.

Beberapa ilmuwan juga mengatakan bahwa orang yang terinfeksi dengan virus corona kenyataannya mampu memproduksi antibodi (daya tahan tubuh) yang mampu melindungi mereka pada masa-masa mendatang.

Sebuah laporan yang datang tentang pasien sembuh virus corona ringan bahkan mengatakan bahwa sistem imun manusia akan muncul setelah sembuh selama lebih kurang tujuh hari.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sembuh dari Virus Corona, Masih Bisa Terjangkit Lagi dan Lagi? Belum Tentu...", https://www.kompas.com/global/read/2020/03/04/100842970/sembuh-dari-virus-corona-masih-bisa-terjangkit-lagi-dan-lagi-belum-tentu?page=all#page2.
Penulis : Miranti Kencana Wirawan

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved