Panen Jagung Hibrida di Sintang, Satu Hektare Mencapai 8,8 Ton
Sekali panen satu hektare hektar bisa menghasilkan 1.600 tongkol jagung atau 8,8 ton jagung dikalikan 5000/kg akan menghasilkan Rp 44 juta per hektare
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Jamadin
SINTANG - Kelompok Maju Tani di Desa Jerora Satu, Kecamatan Sintang, panen jagung Hibrida. Hasil panen jagung yang ditanam di lahan seluas 1,5 hektare mencapai 8,8 ton.
Panen jagung juga dihadiri oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno, didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Sintang Veronika Ancili, Camat Sintang Siti Musrikah.
Tenaga penyuluh pertanian yang mendampingi kelompok Maju Tani, Theresia Anastasia mengatakan jagung hibrida milik Kelompok Maju Tani dalam waktu 105 hari sudah bisa dipanen.
Menurutnya, jagung dari varietas hibrida ini lebih tinggi, tahan terhadap hama, bibit gratis dari pemerintah, hemat pupuk, tahan kalau disimpan, dan peluang pasar lebih menjanjikan.
• Panen Padi Bersama Petani Desa Tempoak, Bupati Landak Minta Petani Landak Lakukan Pertanian Modern
“Sekali panen satu hektare hektar bisa menghasilkan 1.600 tongkol jagung atau 8,8 ton jagung dikalikan 5000/kg akan menghasilkan Rp 44 juta per hektare. Dalam satu tahun bisa 2 kali panen,” ungkap Theresia.
Sejak lama, Desa Jerora Satu merupakan sentra menghasil jagung manis dan jagung Hibrida.
Tidak hanya itu, di desa ini juga penghasil sayur mayur. Setiap harinya mampu menjual ubi sebanyak 500 kilogram ke pasar.
Meski peluang pasar untuk jagung hibrida menjanjikan di pasaran, namun kelompok tani merasa ada kendala di pemasaran.
“Kami ada masalah pada pemasaran jagung manis, kami masih takut menanam jagung manis dalam jumlah besar,” ungkap Kepala Desa Jerora Satu, Bertolomeus Rupiyanto.
• Warga Kapuas Hulu Minta Penyelenggara Pilkada Proporsional
Agro Wisata
Bupati Sintang, Jarot Winarno mengungkapkan ada 9 bahan pokok penyumbang inflasi Sintang. Bahkan, Kota Sintang kata Jarot sudah ditetapkan oleh BPS sebagai kota paling inflasi nomor 4 di Indonesia.
“Artinya, harga sembako di Sintang masuk kategori mahal. Penyumbang inflasi tersebut adalah ikan baong, cabe cakra, buncis, tomat, kacang panjang dan yang lainnya,” beber Jarot Winarno
Oleh sebab itu, Jarot mendorong masyarakat untuk tanam cabe cakra, buncis, tomat, kacang panjang dan komoditas lainnya.
“Daerah seperti Jerora Satu ini sangat strategis karena masuk daerah sub urban sehingga bisa mensuplai kebutuhan orang kota terhadap sayur karena lahannya masih luas,” ungkap Jarot Winarno.
Selain sayur mayur, Jarot juga mendorong agar warga menanam teh dataran rendah, serai wangi, kopi, jambu kristal, dan lengkeng.