Wapres Iran Mashoumeh Ebtekar Positif Virus Corona Sama Seperti Wakil Menkes Iran Iraj Harirchi

Tujuh kematian baru dilaporkan di Iran dalam 24 jam karena penyebaran coronavirus tampaknya meningkat.

Editor: Jimmi Abraham
Tangkap Layar aljazeera.com
Wapres Iran Mashoumeh Ebtekar Positif Virus Corona Sama Seperti Wakil Menkes Iran Iraj Harirchi 

Ahmad Amiriabadi Farahani, yang mewakili kota suci, menuduh Menteri Kesehatan "berbohong" tentang wabah Corona dan menyebut jumlah infeksi berkali-kali lipat dari angka resmi.

Namun sang Wakil Menteri Kesehatan, Harirchi bersikeras hanya 61 kasus diketahui dan 12 orang telah meninggal.

Harirchi juga menyebut saat ini sebuah tes sedang dilakukan pada 900 kasus yang diduga Virus Corona.

Dia mengatakan anggota parlemen tidak memiliki akses ke angka-angka tersebut.

Tampak Sakit, Ternyata Positif Virus Corona

Dilansir BBC, dalam konferensi pers TV, Wakil Menteri Kesehatan Iran tersebut tampak sakit, dan pucat.

Ketika seorang juru bicara pemerintah berbicara di sampingnya, dia minum air dan berulang kali melepas kacamatanya untuk mengelap keringat.

Namun pada akhirnya, Harirchi, yang memimpin gugus tugas untuk membatasi penyebaran virus, memposting video di media sosial mengatakan dia telah dites positif.

Para pejabat Iran mendesak orang-orang untuk tetap di dalam ruangan, meskipun tidak ada karantina wajib.

Seorang juru bicara kementerian kesehatan mengatakan kepada TV pemerintah: “Akan lebih aman bagi orang untuk tinggal di rumah."

Sementara ada 34 kasus baru yang dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir, termasuk 16 orang di kota Qom.

Kemarin virus itu dikonfirmasi penyebaranya dari Iran ke Lebanon, Bahrain, Oman, UEA, Kuwait, dan Kanada.

Kasus lebih lanjut muncul di Afghanistan dan Irak, yang berbatasan dengan Iran.

Pakistan dan Turki menutup perbatasan mereka karena khawatir virus itu bisa menyebar di sana juga, dan maskapai menunda penerbangan.

Kritik Pejabat AS

Hari ini Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo meminta Iran dan China untuk "mengatakan yang sebenarnya" setelah Beijing juga dikritik karena menyensor dokter dan media.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved