Virus Corona Wuhan Kini Miliki Nama Baru SARS-CoV-2, Ternyata Berbeda dengan Covid-19

Alhasil, virus yang sedang mewabah ini diberi nama severe acute respiratory syndrome-related coronavirus 2 atau SARS-CoV-2.

Editor: Dhita Mutiasari
NIAID-RML via Livescience.com
Hasil scanning mikroskop elektronik SARS-CoV-2 (kuning). Virus Corona Wuhan Kini Miliki Nama Baru SARS-CoV-2, Ternyata Berbeda dengan Covid-19 

Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengerjakan hal-hal ini adalah virologis sehingga penamaan virus diserahkan kepada Komite Internasional untuk Taksonomi Virus atau International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV).

Sementara itu, penyakit diberi nama untuk mempermudah diskusi pencegahan penyakit, penyebarannya, keparahannya dan penanganannya.

Hal ini menjadi tanggung jawab WHO sehingga pemberian nama penyakit dilakukan oleh WHO dalam International Classification of Diseases (ICD).

Nama Baru 'Covid-19

Jumlah kematian akibat Virus Corona, terus meningkat setiap harinya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (11/2/2020) mengumumkan bahwa - Covid-19 - menjadi nama resmi baru untuk coronavirus yang pertama kali diidentifikasi di China pada 31 Desember 2019.

Pengumuman itu diungkapkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa, Swiss.

"Kami sekarang memiliki nama untuk penyakit ini, yaitu Covid-19," kata Tedros, seperti dikutip AFP, Senin (11/2/2020).
Ia memberikan penjelasan tentang asal-usul nama tersebut, yaitu bahwa "co" berarti "corona", "vi" untuk "virus", dan "d" untuk "disease (penyakit)".

Alasan penamaan Tedros mengatakan, nama itu telah dipilih untuk menghindari referensi ke lokasi geografis tertentu, spesies hewan, atau sekelompok orang sesuai dengan rekomendasi internasional untuk penamaan dan menghindari stigmatisasi.

WHO sebelumnya memberi virus nama sementara "penyakit pernapasan akut 2019-nCoV" dan Komisi Kesehatan Nasional China Minggu ini mengatakan bahwa sementara waktu menyebutnya "novel coronavirus pneumonia" atau NCP.

Berbicara pada hari pertama konferensi ilmiah internasional di Jenewa yang akan melihat kemungkinan opsi vaksin untuk memerangi virus, Tedros juga mengatakan, dia melihat "peluang realistis" untuk menghentikan wabah."Kami bukannya tidak berdaya," ujar Tedros.

"Kita harus menggunakan peluang yang ada saat ini untuk berusaha keras dan berdiri bersama untuk melawan virus ini di setiap sudut. Jika tidak, kita bisa memiliki lebih banyak kasus dan biaya yang jauh lebih tinggi di tangan kita," katanya.

WHO: vaksin dalam 18 bulan

Dikutip dari Aljazeera, WHO juga menyebutkan, vaksin pertama Covid-19 ditargetkan dapat tersedia dalam 18 bulan.

"Jadi kita harus melakukan semuanya hari ini dengan menggunakan sumber daya yang tersedia", kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved