KISAH Pilu Korban Terinfeksi Virus Corona Wuhan, Bantuan Terlambat hingga Disebut 'Momen Chernobyl'
Liu sendiri tidak dapat fokus pada studinya. Ia ingin pergi menemui keluarganya, tetapi ibu Liu mengatakan bahwa kondisi di sana tidak aman.
Sebab, peralatan ini terbatas persediaannya di seluruh kota.
Namun, keluarganya disarankan untuk berhenti melakukan panggilan atau mengunggah permintaan bantuan dan hanya mengunggah pesan-pesan positif.
• Ahli Medis Australia Bongkar Dugaan Penyebab Indonesia Bebas Virus Corona, Menkes Terawan Membantah
Bantuan terlambat
Para jurnalis dan teman-teman pun kemudian mencarikan rumah sakit di mana peralatan uji tersedia.
Melihat foto dan video dari kakeknya yang telah dibawa ke rumah sakit setelahnya, Liu merasa lega.
Namun, kakeknya meninggal sebelum diagnosis diperoleh. Tubuh kakeknya pun segera dikremasi setelah upacara singkat.
Keluarga tidak diperbolehkan untuk datang atau mengumpulkan abu dari tubuh kakeknya.
Sementara, ayah Liu telah berada di rumah sakit sejak 29 Januari lalu.
Mengutip The Guardian, dokter mengatakan bahwa ayah Liu sangat ceria.
Ia memberitahu bahwa ayah Liu akan membaik dalam waktu paling lama tiga minggu.
Akan tetapi, tiba-tiba kondisinya menurun secara drastis.
Tidak lama setelahnya, paru-parunya berhenti bekerja. Ayahnya harus menggunakan alat bantu untuk memompa dan mengalirkan oksigen ke darahnya.
Liu berharap ayahnya dapat segera sembuh dan dapat ia ajak jalan-jalan ke Eropa untuk berasantai.
Ibunya yang sendiri di rumah, dibawa untuk tinggal bersama saudara perempuannya. Ibu Liu sering menangis.
Liu sendiri tidak dapat fokus pada studinya.