Makam Seratus Tahun
FAKTA BARU Misteri Makam Ratusan Tahun di Jalan Kutilang, Kakek 75 Tahun Ungkap Cerita di Masa Lalu
Urai Sabirin Saleh (75) mengungkapkan bahwa saat ia kecil, ia kerab melintasi Jalan Sipan yang saat ini Jalan Kutilang.
Penulis: Ferryanto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
PONTIANAK - Makam berusia ratusan tahun terbengkalai di Jalan Kutilang, Kelurahan Tengah, Kecamatan Pontianak, Kota Pontianak Kalimantan Barat (Kalbar).
Makam tersebut berada di tengah-tengah pemukiman penduduk, terlihat terbengkalai.
Bahkan ada oknum masyarakat yang membuang sampah di makam tersebut.
Sejarawan Pontianak Syafaruddin Daeng Usman menerangkan bahwa makam tersebut merupakan makam warga yang bernama Sipan, yang telah ada sejak tahun 1903.
• BREAKING NEWS - Misteri Makam Tua di Jalan Kutilang Pontianak Terungkap
Dimana Sipan merupakan warga yang memulai tinggal di Kampung Tengah, yang saat ini telah menjadi kelurahan.
Sementara itu, warga setempat Urai Sabirin Saleh (75) mengungkapkan bahwa saat ia kecil, ia kerab melintasi Jalan Sipan yang saat ini Jalan Kutilang.
Saat itu, ia menceritakan bahwa Jalan Sipan, atau Kutilang saat ini dahulu merupakan jalan yang sepi.
Makam tersebut sudah berada di sana.
Dengan Nisan yang terbuat dari Kayu Belian ukuran besar, ia mengungkapkan makam tersebut terlihat angker di masanya.
"Kalau dulu, kita lihat pas masih kecil, pas setiap kita lewat itu kita takut-takut, nisannya itu besar, keliatannya agak angker gitu, nisannya itu ada tulisannya Arab-Arab nya, dan itu nisannya Belian semua." katanya, Rabu (12/2/2020).
"Dulu saya kelas 1 SD, tahun 1955, dulu sering lewat sini, setiap hari pas sekolah lewat sini tiap hari, kecuali hari minggu," ungkapnya.
Sejarah Orang Pertama di Kelurahan Tengah
Menurut sejarawan Pontianak Syafaruddin Daeng Usman makam tersebut merupakan makam suami istri bernama Sipan.
Keduanya merupakan warga pertama yang tinggal di kampung tengah yang kini berganti nama menjadi Kelurahan Tengah.
Bahkan, dahulu kala, nama Sipan sempat di abadikan menjadi nama jalan.
Makam yang dipagar keliling dengan semen setinggi 50 cm dan panjang sekira 3x1 meter berwarna ungu itu terlihat sangat tidak terurus.
Bahkan seperti lokasi pembuangan sampah sementara, karena di dalam makam tersebut banyak terdapat sampah.
Kepada Tribun, Syafaruddin Usman menceritakan bahwa dari Sipan merupakan warga perantauan yang datang dari tanah Jawa ke Kalimantan Barat, Pontianak.
Ia bersama istri datang ke Pontianak bersama dengan rombongan lainnya, dimana saat itu Pontianak masih berjuluk Kota Tanah Seribu.
"Pada saat pertumbuhan kolonial, Pontianak ini hanya terdiri dari beberapa kampung, Kota Pontianak pada jaman dulu namanya Kota Tanah Seribu, yang luasnya hanya 1000 meter persegi,"katanya.
Sementara untuk warga pendatang dari Jawa, Kolonial menempatkan mereka di Kampung Jawa atau daerah sumur bor yang saat ini menjadi jalan Pangeran Nata Kusuma.
"Kemudian pada masa itu tahun 1890 menjelang akhir abad tersebut berdatangan lah Masyatakat dari Jawa, mereka di tempatkan di kampung Jawa atau namanya daerah Sumur Bor sekarang, ada diantara pendatang itu ada yang bernama Sipan beserta istri, tidak menetap disana dan membuka kawasan lain, yang mana kawasan itu mereka namanya kampung tengah, ada namanya kampung darat, kampung laut mereka ditengah-tengah, makanya mereka namakan kampung tengah,"ungkapnya.
Ia mengungkapkan bahwa Sipan merupakan sosok yang sangat terkenal pada masanya sehingga ketika Sipan meninggal, masyarakat setempat mengabadikan namanya menjadi nama jalan.
"Alih-alih saat Sipan wafat pada tahun 1903, itu nama daerah yang dihuninya dinamakan jalan Sipan atau Gang Sipan, dan sekarang ini sudah berganti dengan nama Kutilang,"tutur Syafaruddin.
Seiring perkembangan jaman, kota semakin lebar semakin lebar, sehingga letak makam seakan terletak di tengah pusat kota.
"Tapi mirisnya pada hari ini makam Pak Sipan ini dipenuhi onggokan sampah, bau-bau yang tidak mengenakan,"katanya.
Iapun berharap atas makam ini, pihak terkait dapat melakukan pembenahan dan memperhatikan makam yang telah berusia ratusan tahun tersebut, karena bagaimana pun juga ia menilai almarhum merupakan sosok yang memiliki jasa terhadap Pontianak.
"Inikan sesepuh kota pada jamannya, orang yang terkemuka pada eranya, orang yang suatu memiliki pemikiran bagaimana kedepan terlepas dia ini siapa, tetapi tentulah kita mengklaim dia ini adalah tokoh," ujarnya. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak