Human Interest Story

Wali Kota Pontianak Kampanyekan Hari Gizi, Sasar Kaum Milenial

Berbagai upaya dilakukan pihaknya, di antaranya dengan melakukan pengawasan terhadap kantin-kantin sekolah hingga pasar-pasar yang menjual jajanan.

Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Didit Widodo
tribun pontianak
KAMPANYE - Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengilutrasikan tinggi tubuh seorang siswa saat membuka kampanye gizi dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-60 di Taman Alun Kapuas, Senin (10/2/2020) TRIBUN/DAN 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hamdan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, TRIBUN - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus berupaya meningkatkan intensitas lebih tinggi lagi dalam memberikan literasi warga masyarakat, baik terhadap orang dewasa hingga anak-anak dalam hal asupan gizi. Hal ini penting agar generasi muda milenial tetap tumbuh produktif. Dengan seimbangkan gizi, serta ditunjang olahraga yang cukup.

"Dengan memberikan pemahaman betapa pentingnya asupan gizi dalam makanan dan minuman bagi keluarga," ujar Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono saat membuka Kampanye Gizi dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-60 di Taman Alun Kapuas, Senin (10/2/2010).

Syarif Saleh Puji Kepanitiaan CGM Kota Pontianak Makin Membaik

Polisi Lumpuhkan Pelaku Jambret di Singkawang, Nekat 10 Kali Beraksi Untuk Modal Berjudi

Ia menambahkan, berbagai upaya dilakukan pihaknya, di antaranya dengan melakukan pengawasan terhadap kantin-kantin sekolah hingga pasar-pasar yang menjual jajanan atau makanan. Pengawasan itu dilakukan untuk memastikan kandungan bahan makanan tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan.

Selain itu, anak-anak juga harus diberikan sosialisasi betapa pentingnya kandungan gizi dalam makanan. "Selain tambahan tablet penambah darah dan vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk daya tahan tubuh," ujarnya

Edi menuturkan, asupan makanan juga harus memperhatikan kandungan gizinya. Makanan yang dimakan hendaknya tidak hanya sekadar kenyang saja. "Tetapi harus tahu juga kandungan gizi di dalam makanan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu menyebut angka stunting balita di Kota Pontianak tahun 2019 berada di angka 17,4.

Angka tersebut dikatakannya masih dalam range angka standar nasional maupun internasional.

Namun apabila di masyarakat masih ditemukan anak dengan gizi buruk, maka pihaknya akan memberikan pelayanan untuk perawatan gizi buruk tersebut.

Menurutnya, hampir sebagian besar penderita gizi buruk bukan disebabkan kurangnya nutrisi tetapi karena adanya penyakit yang diderita, baik itu penyakit akibat infeksi maupun penyakit bawaan.

"Untuk penanganannya di samping kita memberikan terapi gizi, harus juga ditangani penyakit-penyakit yang dideritanya," ujarnya

Sejalan dengan tema Kampanye Gizi kali ini 'Generasi Milenial Sadar Gizi', Sidiq mengatakan, generasi milenial saat ini adalah anak-anak berusia 20-30 tahun.

"Rentang usia itu adalah masa-masa persiapan untuk reproduksi sehingga dalam rangka menurunkan angka stunting ini merupakan saat yang cukup penting," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa ibu hamil dan anemia pada remaja putri masih cukup tinggi di Indonesia.

"Sehingga kita terus mensosialisasikan tentang menu seimbang dan mengkampanyekan tablet penambah darah yang diberikan setiap pekan dalam setahun," pungkasnya.

Belum lama ini Dinas Kesehatan Kota Pontianak bekerjasama dengan DPD Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kalbar menggelar acara karnaval dan konseling gizi pada ibu hamil dan ibu balita gratis di Area Car Free Day, Minggu 28 Januari 2020.

Even karnaval dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) Ke-58 Tahun 2018. Peringatan HGN bertema Bersama keluarga kita jaga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Ketua Persagi Kota Pontianak, Herkulana Farida menerangkan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dalam menciptakan generasi sehat, cerdas dan berkualitas khususnya di Kota Pontianak.

Melalui penyampaian informasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya pemenuhan nutrisi yang baik di periode 1.000 HPK.

"Periode 1.000 HPK adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun," ungkapnya.

Dalam periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Termasuk pertumbuhan sel otak yang pada akhirnya berpengaruh pada kecerdasan.

Jika kekurangan nutrisi pada periode ini, maka dampaknya pada perkembangan anak akan bersifat permanen. "Tidak akan bisa diperbaiki lagi pada periode berikutnya," katanya.

Balita yang mengalami kekurangan gizi pada 1.000 HPK memiliki risiko gangguan pertumbuhan tinggi badan anak menjadi pendek atau stunting. Kemudian, risiko mengalami hambatan pertumbuhan kognitif sehingga anak kurang cerdas, serta risiko terkena penyakit tidak menular.

"1000 HPK adalah kunci untuk menciptakan generasi berkualitas pada masa depan," tukasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved