Pelajar di Perbatasan Kirim Pesan ke Presiden Minta Jembatan Layak
Disebut jembatan apung karena jembatan tersebut dibuat mengapung di atas air. Di bawah jembatan, ada puluhan drum plastik yang dirakit.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Jamadin
Akan tetapi, bertahun-tahun harapan itu belum juga terwujud. Hingga hampir tiga kali pergantian bupati, jembatan itu tak kunjung terwujud.
“Sebenarnya masyarakat sudah mengusulkan dari jaman Simon (Bupati Sintang periode 200-2005). Harapan mereka tinggal ke beliau ini (Jarot Winarno),” kata Kepala Badan Pengelola Perbatasan Setda Sintang, Andon.
• Jelang Cap Go Meh, Tatung Singkawang Liu Miau Fab Bong Jalani Puasa Mutih Tiga Hari
Andon, belum lama ini berkunjung ke Desa Sebadak dan meninjau langsung kondisi jembatan apung yang dibangun swadaya masyarakat.
Menurutnya, jembatan apung dibangun bukan hanya untuk kepentingan anak-anak sekolah menyebrangi sungai ketungau selebar 120 meter tersebut. Lebih dari itu, warga di 10 desa yang ada di perbatasan dengan Malaysia tersebut, juga sangat membutuhkan jembatan yang layak.

“Kepentingannya bukan hanya untuk anak-anak sekolah menyebrangi sungai, tetapi lebih dari itu, sebenarnya itu ada belasan desa sangat memerlukan jemabatan itu. Kalau sudah sudah jembatannya, mereka tidak perlu lagi putar dari Senaning. Itu sangat singkat mau ke Sintang. bukan hanya sebagai kebutuhan lokal di Sebadak. Jembatan itu menjadi jalur alterntif, yang bisa mempersingkat rentang jarak ketika warga ingin ke Sintang atau sebaliknya,” beber Andon.
Disebutkan Andon, ada sejumlah desa yang sangat bergantung dengan jembatan tersebut, mulai dari Desa Sungai Pisau, Engkeruh, Rasau, Jasa Sungai Kelik, Sebetung Paluh, Idai, termasuk Nanga Bayan.
“Semua akses ke situ. Selisih satu jam lebih, kalau mutar pintas keladang-senaning, sudah hampir dekat perbatasan ketungau tengah,” jelasnya.
Jembatan Darurat
Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan Setda Sintang, Andon mengungkapkan Pemkab Sintang sudah berupaya mengusulkan ke Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat supaya mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jembatan di Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu.
“Bupati sudah komitmen dengan masyarakat untuk membangun jembatan sesuai harapan warga. Hanya memang sampai saat ini belum ada kepastian karena masih dalam proses. Kebetulan beliau sudah menandatagani surat untuk menindaklanjuti surat dari anggota DPR RI ke kementrian PU supaya jembatan itu bisa dilaksanakan tahun ini, jembatan jokowi (jembatan gantung baja),” ujar Andon.
Andon, belum bisa memastikan apakah tahun ini proposal pengajuan ke Kementrian PUPR dapat disetujui atau tidak.
“Hanya memang sampai saat ini belum bisa memastikan apakah tahun ini dapat atau tidak. Mudah mudahan, kami optimis dapat,” ujarnya.
Pada tahun 2009, pihaknya sudah pernah melakukan pengukuran. Bahkan, perencanaannya sudah di Kementrian PUPR. “Tinggal menunggu saja,” jelasnya.
Andon memastikan, persoalan tanah dan sebagainya, sudah tidak ada masalah. “Masyarakat di beberapa desa berharap betul dibangun jembatan layak. Kalau dibangun tahun ini tidak ada masalah, perencanan sudah di Kementrian PUPR, tinggal tunggu fisiknya. Lokasi tidak ada maslah, clear. Apapun merka korbankan yang penting jembatannya ada,” tukasnya.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut: