Pelajar di Perbatasan Kirim Pesan ke Presiden Minta Jembatan Layak

Disebut jembatan apung karena jembatan tersebut dibuat mengapung di atas air. Di bawah jembatan, ada puluhan drum plastik yang dirakit.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK/ Foto SC Video Ambresius Murjani
KIRIM PESAN: Pelajar SD dan SMP Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang mengirim pesan kepada presiden untuk meminta bantuan membangun jembatan layak 

SINTANGKami anak sekolah desa Sebadak. Bapak presiden, kami sangat memerlukan jembatan, untuk kami bersekolah. Dukungan dari bapak presiden sangat kami harapkan”

Pesan itu lah yang disampaikan oleh pelajar SD dan SMP yang berasal dari Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang.

Harapan itu ditujukan untuk Presiden RI, Joko Widodo yang diutarakan melalui video berdurasi 0.17 menit yang diunggah oleh Ambresius Murjani, Ketua Kelompok Informasi Pebatasan (Kimtas) melalui akun Facebooknya.

Video itu diambil dengan latar belakang jembatan apung yang membentang sepajang 120 meter di atas sungai ketungau. Jembatan tersebut baru saja rampung dibangun atas swadaya masyarakat.

 "Sebuah kerindun buat anak sekolah di Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu untuk terbangun jembatan penghubung ke SMP Negeri 03 Ketungau Hulu," tulis Ambresius Murjani. 

 Pembangunan Jembatan Pawan VI Rp 100 Miliar Masuk Musrenbang Muara Pawan Ketapang Tahun 2021

Disebut jembatan apung karena jembatan tersebut dibuat mengapung di atas air. Di bawah jembatan, ada puluhan drum plastik yang dirakit.

Jembatan itu baru selesai dibangun pada akhir tahun 2019 lalu. Ini merupakan jembatan kedua yang dibangun swadaya masyarakat. Jembatan yang dibangun sebelumnya rusak. Karena, ketika air pasang, jembatan darurat tenggelam. Akhirnya, masyarakat desa Sebadak membangun jembatan ulang dengan konsep terapung.

“Jembatan ini sangat diperlukan oleh mayarakat, seluruh ketungau hulu. Jadi memang betul-betul, bukan hanya untuk masyarakat Sebadak,” kata Bungu, tokoh masyarakat Desa Sebadak.

Bungu mengatakan, jembatan apung yang dibangun swadaya masyarakat tidak bisa bertahan lama.

Oleh sebab itu, masyarakat sangat berharap pemerintah membangun jembatan layak untuk memudahkan akses masyarakat dan anak sekolah.

TKW Brunei Darussalam Kepincut Atraksi Tatung Singkawang

“Terserah kalau mau beton lebih baik, mau jembatan gantung seperti yang tempat lain, yang penting bisa dilewati. Jembatan dulu sudah putus, sekarang kita kerjakan lagi karena ini betul-betul diperlukan untuk masyarakat.  Yang jelas dikerjakan masyarakat, ndak begitu tahan. Oleh sebabnya kami ndak puas. Kami ndak jemu, minta kepastian supaya jembatan itu diusahakan berdiri di sebadak oleh pemerintah,” harap Bungu. 

Diusulkan Sejak Tahun 2000

Warga Desa Sebadak, Desa Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, tak pernah lelah memperjuangkan harapan untuk mempunyai jembatan layak kepada pemerintah.

Sejak tahun 2000 silam, semasa Elyakim Simon Djalil menjabat Bupati Sintang, warga sudah pernah mengusulkan agar pemerintah membangun jembatan yang layak untuk menyebrangi sungai ketungau.

Akan tetapi, bertahun-tahun harapan itu belum juga terwujud. Hingga hampir tiga kali pergantian bupati, jembatan itu tak kunjung terwujud.

“Sebenarnya masyarakat sudah mengusulkan dari jaman Simon (Bupati Sintang periode 200-2005). Harapan mereka tinggal ke beliau ini (Jarot Winarno),” kata Kepala Badan Pengelola Perbatasan Setda Sintang, Andon.

Jelang Cap Go Meh, Tatung Singkawang Liu Miau Fab Bong Jalani Puasa Mutih Tiga Hari

Andon, belum lama ini berkunjung ke Desa Sebadak dan meninjau langsung kondisi jembatan apung yang dibangun swadaya masyarakat.

Menurutnya, jembatan apung dibangun bukan hanya untuk kepentingan anak-anak sekolah menyebrangi sungai ketungau selebar 120 meter tersebut. Lebih dari itu, warga di 10 desa yang ada di perbatasan dengan Malaysia tersebut, juga sangat membutuhkan jembatan yang layak.

Seperti inilah jembatan apung di Desa Sebadak yang dibangun swadaya oleh masyarakat.
Seperti inilah jembatan apung di Desa Sebadak yang dibangun swadaya oleh masyarakat. 

“Kepentingannya bukan hanya untuk anak-anak sekolah menyebrangi sungai,  tetapi lebih dari itu, sebenarnya itu ada belasan desa sangat memerlukan jemabatan itu. Kalau sudah sudah jembatannya, mereka tidak perlu lagi putar dari Senaning. Itu sangat singkat mau ke Sintang. bukan hanya sebagai kebutuhan lokal di Sebadak. Jembatan itu menjadi jalur alterntif, yang bisa mempersingkat rentang jarak ketika warga ingin ke Sintang atau sebaliknya,” beber Andon.

Disebutkan Andon, ada sejumlah desa yang sangat bergantung dengan jembatan tersebut, mulai dari Desa Sungai Pisau, Engkeruh, Rasau, Jasa Sungai Kelik, Sebetung Paluh, Idai, termasuk Nanga Bayan.

“Semua akses ke situ. Selisih satu jam lebih, kalau mutar pintas keladang-senaning, sudah hampir dekat perbatasan ketungau tengah,” jelasnya. 

Jembatan Darurat

Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan Setda Sintang, Andon mengungkapkan Pemkab Sintang sudah berupaya mengusulkan ke Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat supaya mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jembatan di Desa Sebadak, Kecamatan Ketungau Hulu.

“Bupati sudah komitmen dengan masyarakat untuk membangun jembatan sesuai harapan warga.  Hanya memang sampai saat ini belum ada kepastian karena masih dalam proses. Kebetulan beliau sudah menandatagani surat untuk menindaklanjuti surat dari anggota DPR RI ke kementrian PU supaya jembatan itu bisa dilaksanakan tahun ini, jembatan jokowi (jembatan gantung baja),” ujar Andon.

Andon, belum bisa memastikan apakah tahun ini proposal pengajuan ke Kementrian PUPR dapat disetujui atau tidak.

“Hanya memang sampai saat ini belum bisa memastikan apakah tahun ini dapat atau tidak. Mudah mudahan, kami optimis dapat,” ujarnya.

Pada tahun 2009, pihaknya sudah pernah melakukan pengukuran. Bahkan, perencanaannya sudah di Kementrian PUPR. “Tinggal menunggu saja,” jelasnya.

Andon memastikan, persoalan tanah dan sebagainya, sudah tidak ada masalah. “Masyarakat di beberapa desa berharap betul dibangun jembatan layak. Kalau dibangun tahun ini tidak ada masalah, perencanan sudah di Kementrian PUPR, tinggal tunggu fisiknya. Lokasi tidak ada maslah, clear. Apapun merka korbankan yang penting jembatannya ada,” tukasnya. 

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved