KRONOLOGI WNI di Singapura yang Tertular Virus Corona, Padahal Tak Pernah ke China

Bahkan, sejak wabah itu merebak, ia dikabarkan tidak pernah meninggalkan rumah majikannya yang berada di Jalan Bukit Merah itu.

Editor: Mirna Tribun
AFP/ Roslan Rahman
Para pengunjung mengenakan masker pelindung wajah di kawasan Marina Bay di Singapura, Sabtu, (26/1/2020), menyusul temuan warga diduga terinfeksi virus corona di negara itu. Hingga saat ini, sudah 12 negara di berbagai belahan Bumi yang positif mengumumkan terdampak virus corona yang dilaporkan sudah menjangkiti 1.300 orang dan membunuh 41 orang di China.(AFP/ROSLAN RAHMAN) 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Seorang warga negara Indonesia (WNI) di Singapura dinyatakan positif terpapar virus corona jenis baru (2019-nCoV).

Berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan Singapura (MoH), WNI berjenis kelamin wanita itu baru dinyatakan positif Selasa (4/2/2019) siang setelah sebelumnya disarankan untuk mendatangi Singapore General Hospital (SGH), Senin (3/2/2020).

"WNI ini merupakan pekerja asing yang bekerja pada seorang perempuan warga negara Singapura.
Sebelumnya, ia dilaporkan sempat bersentuhan dengan majikannya yang juga dinyatakan positif terkena virus corona," demikian bunyi keterangan yang disampaikan seperti dikutip Kompas.com dari laman resmi MoH, Selasa malam.

Diketahui, wanita berusia 44 tahun itu tidak pernah berkunjung ke China sebelumnya.

Bahkan, sejak wabah itu merebak, ia dikabarkan tidak pernah meninggalkan rumah majikannya yang berada di Jalan Bukit Merah itu.

Kini, WNI tersebut dinyatakan sebagai kasus ke-21 yang berhasil diidentifikasi otoritas kesehatan Singapura.

Korban Wuhan yang Meninggal Akibat Virus Corona Tak Dimakamkan, Dimusnahkan dengan Cara Tak Biasa

Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura mengaku, telah mendapatkan kabar terkait hal ini secara langsung dari MoH.

KBRI pun mengimbau agar WNI di Negeri Singa dapat lebih waspada.

"WNI yang berada di Singapura diharapkan dapat tetap waspada, menjaga kesehatan dan kebersihan, dan memperhatikan imbauan yang dikeluarkan Pemerintah Singapura melalui jalur resmi Ministry of Health https://www.moh.gov.sg/2019-ncov-wuhan," demikian tulis keterangan KBRI Singapura yang diterima Kompas.com.

Kini Berada di Ruang Isolasi

Padahal, sebelumnya WNI berjenis kelamin perempuan tersebut tidak memiliki riwayat melakukan perjalanan ke China.

Dilansir dari keterangan yang dirilis Kementerian Kesehatan Singapura (MoH), kasus terpaparnya WNI berusia 44 tahun tersebut merupakan kasus ke-21 yang terjadi di Negeri Singa itu.

"Dia merupakan perempuan 44 tahun asal Indonesia yang tidak punya riwayat perjalanan ke China," demikian keterangan tersebut seperti dilansir Kompas.com, Selasa (4/2/2020).

"Dia saat ini berada di ruang isolasi di SGH (Singapore General Hospital)."

Perempuan yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga itu tinggal di Jalan Bukit Merah.

Gejala awal diketahui pada 2 Februari, setelah perempuan itu melakukan kontak langsung dengan seorang wanita yang rupanya terpapar virus corona dan menjadi kasus ke-19.

Adapun pasien ke-19 itu diketahui sebagai orang yang mempekerjakan WNI tersebut.

Kadis Kesehatan Kalbar Minta Masyarakat Sabar Tunggu Hasil Lab Pasien Diisolasi Terkait Virus Corona

Pasien virus corona ke-19 itu tengah menjalani perawatan dan diisolasi di Singapore General Hospital (SGH) sejak Senin (3/2/2020) kemarin.

Adapun, hasil tes baru memperlihatkan bahwa WNI terkena virus corona pada Selasa sore ini.

"Hasil tes mengonfirmasi infeksi 2019-nCoV pada sore ini," demikian keterangan itu.

Sejak wabah virus corona merebak, perempuan asal Indonesia itu diketahui tidak pernah meninggalkan tempat tinggalnya.

Sebelumnya, pemerintah telah melakukan upaya untuk mencegah penyebaran virus corona ke Tanah Air.

Misalnya, pemerintah sudah tidak lagi membuka jalur penerbangan dari dan ke luar China sejak Rabu (5/2/2020) pukul 00.00 WIB.

Langkah ini dilakukan karena selama ini virus corona diketahui berasal dari China, terutama dari kota Wuhan.

Selain itu, pemerintah juga telah memulangkan 237 WNI dari Wuhan.

Hingga saat ini, WNI yang sebagian besar mahasiswa yang berkuliah di Wuhan itu masih dalam observasi di Natuna, Kepulauan Riau.

Observasi dilakukan untuk memastikan WNI yang dievakuasi dari Wuhan itu tidak mengidap virus corona. 

(Kompas.com/ Dani Prabowo)

Sumber: WNI di Singapura Positif Corona Setelah Bersentuhan dengan Majikan

Ilustrasi polisi China dengan dokter asal Tiongkok.
Ilustrasi polisi China dengan dokter asal Tiongkok. (World of Buzz)

Li Wenliang, Sosok Dokter Kata-katanya Tak Digubris Pemerintah China, Akibatnya Virus Corona Mewabah

Inilah dokter Li Wenliang, sosok ahli medis yang peringatan kerasnya soal bocornya virus corona tak pernah digubris pemerintah China, malah diintimasi oleh aparat keamanan.

Gara-gara nasibnya yang memilukan di masa lalu dan kata-katanya yang tak didengar, virus corona kini mewabah tak hanya di China, tapi juga menelan korban di berbagai negara.

Begitulah. Pemerintah China mungkin telah membuat kesalahan besar mengenai virus corona pada masa lalu.

Kini wabah tersebut telah meluas dan menjadi ancaman nomor satu di negeri panda tersebut.

Sebenarnya wabah tersebut bisa diatasi andaikan perkataan dokter ini didengarkan oleh pemerintah China pada masa lalu.

Bekerja Nonstop Selama 10 Hari, Staf Medis Ini Meninggal Karena Kelelahan Tangani Pasien Corona.
Bekerja Nonstop Selama 10 Hari, Staf Medis Ini Meninggal Karena Kelelahan Tangani Pasien Corona. (Kolase TribunStyle (The Paper dan Sky News))

Mengutip World of Buzz pada Selasa (4/2/20), dokter mata Li Wenliang mungkin adalah pahlawan yang tidak pernah di dengarkan oleh pemerintah China.

Sebenarnya, masalah virus corona sudah diketahui sejak lama namun pemerintah China tutup mata dan mengabaikan peringatannya.

Kisahnya berawal pada 30 Desember 2019, Li Wenliang kala itu mengirim peringatan di kelompok alumni kedokteran di akun WeChat miliknya.

Dia memperingatkan bahwa sudah ada 7 pasien yang berada di bangsal isolasi di departemen oftalmologi di rumah sakitnya.

Mereka mengalami kondisi mengerikan yang diduga berasal dari pasar makanan laut lokal dengan diagnosis sidrom pernapasan akut parah (SARS).

Namun, cuplikan pesan itu bocor, Li dipanggil polisi setempat selama beberapa hari.

Kemudian dia ditegur karena menyebarkan desas-desus online yang mengganggu ketertiban sosial.

Namun, Li terus merawat pasien dan salah satu dari mereka datang karena glaukoma tetapi  mengalami demam.

Kemudian pasien didiagnosis dengan pneumonia setelah melakukan pemindaian paru-paru.

Pada 12 Januari Li akhirnya menderita virus karena merasa tubuhnya tidak sehat, dia dipindahkan ke bangsal isolasi sementara orang tuanya juga terinfeksi.

Ilustrasi dokter mencari vaksin virus corona.
World of Buzz
Ilustrasi dokter mencari vaksin virus corona.

Pada saat ini, berita internasional melaporkan bahwa China telah menangkap pelapor yang telah memperingatkan tentang coronavirus baru pada awal kemunculannya.

Para kritikus khawatir bahwa mungkin ada penutupan pandemi potensial.

Pelapor awalnya dianggap sebagai wartawan atau aktivis, tetapi sekarang telah terungkap bahwa setidaknya satu dari mereka adalah seorang profesional medis. 

Rumor lain yang saat ini beredar di negara Cina bahwa kedelapan yang ditangkap adalah dokter.

Kini, bak nasi telah menjadi bubur Mahkamah Agung Tiongkok mengatakan seharusnya negara mendengarkan perkataan Li Wenliang ketika wabah pertama kali muncul.

Mereka mengatakan delapan warga Wuhan saat itu seharusnya tidak ditangkap karena mereka sepenuhnya tidak bersalah.

"Mungkin jika masayarakat percaya rumor saat itu dan mulai memakain masker dan tindakan sanitasi, serta menghidari pasar hewan liar, mereka akan selamat," katanya.

Pada 29 Januari penngadilan tinggi Tiongkok mengkritik polisi Wuhan karena menegur delapan warga yang menyebarkan desas-desus mengenai virus tersebut.

Kini namanya telah dihapus, Dr Li mengatakan dia akan berada di garis depan untuk ikut memerangi virus tersebut begitu dia pulih.

Dia mengatakan merasa lega setelah pengadilan tinggi mengkritik polisi.

 "Saya pikir seharusnya ada lebih dari satu suara dalam masyarakat yang sehat, dan saya tidak setuju menggunakan kekuatan publik untuk campur tangan yang berlebihan," katanya.

Dia menambahkan bahwa keadilan untuk dirinya sendiri bukanlah prioritas utama, itulah sebabnya dia tidak berencana untuk pergi melalui saluran peradilan resmi untuk mendapatkan penjelasan  itu akan merepotkan.

"Lebih penting bagi orang untuk mengetahui kebenaran, keadilan tidak terlalu penting bagi saya," katanya. (Afif Khoirul/ Intisari.grid.id) 

Diolah kembari dari artikel Intisari Online dengan judul: Andaikan Tidak Main Hakim Sendiri pada Dokter Ini, Mungkin Virus Corona Bisa dikendalikan, Kini Pejabat China Menyesal Atas Kecerobohannya Ini pada Masa Lalu

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved