Pembunuhan di Pontianak
Pengakuan Keluarga Pelaku Penusukan di Jalan 28 Oktober, Kelakukan Semasa Hidup
Pelaku menghembuskan nafas terakhirnya di ruang ICU RS Bhayangkara / Anton Sujarwo Pontianak pada pukul 11.44 WIB.
Penulis: Ferryanto | Editor: Madrosid
PONTIANAK - Tak sampai 24 jam mendapat perawatan, Pria berinisial RW yang mengamuk di Cafe Mama jalan 28 Oktober Pontianak Utara akhirnya mati akibat cidera kepala yang parah, Kamis (30/1/2020) siang.
Pelaku menghembuskan nafas terakhirnya di ruang ICU RS Bhayangkara / Anton Sujarwo Pontianak pada pukul 11.44 WIB.
Kapolresta Pontianak, serta Dandim 1207 / BS datang langsung ke rumah sakit untuk memastikan keadaan pelaku.
Di lokasi juga terlihat keluarga dari pelaku, yakni Abang kandung, serta Abang ipar pelaku.
Sementara pihak kepolisian dan rumah sakit mengurus jenazah, keduanya sempat terlihat duduk termangu di kursi tunggu ruang ICU, tanpa banyak bicara antara satu dengan yang lain.
Kepada Tribun, abang kandung pelaku yakni Riman mengatakan bahwa pelaku merupakan adik bungsunya dari 5 bersaudara.
• POPULER - Tragedi Maut di Warkop Pontianak Utara, Dua Bersaudara Jadi Tumbal Amukan Pria Bawa Pisau
Iapun tak mengetahui pasti sebab sang adik melakukan hal itu yang akhirnya menghilangkan nyawa orang lain dan nyawanya sendiri.
"Dia ini adik bungsu saya, anak ke lima, Saya itu baru pulang dari Sambas, saya juga terkejut dapat kabar ini, saya kurang tau kronologinya dia sampai begini,"ungkapnya.
Sementara itu, Abang ipar korban yang bernama Suharto mengungkapkan bahwa sang adik RW mengalami goncangan kejiwaan.
"Psikologisnya itulah lagi gangguan, pas jam 12 siang kemarin (Rabu 29/1/2020) itulah saya udah janji mau membawa dia ketempat orang pandai, karena dia ini mempelajari ilmu - ilmu itu, kemudian banyak yang datang, jadi dia tidak mampu, jadi ada bisikan-bisikan itulah, jadi tidak bisa terkontrol,"ungkap Suharto.
"Orang memang banyak ndak tau kalau kondisi kejiwaannya sedang terganggu, tapikan bisa dibuktikan masyarakat disana (tempat tinggal) sudah tau,"jelasnya.
Empat bulan lalu, Suharto mengungkapkan bahwa RW sempat juga hilang kendali namun hal tersebut tidak sampai menimbulkan hal yang fatal, dan kemudian RW kembali seperti semula.
Namun, sejak 3 (tiga) hari lalu RW kembali hilang kendali.
"Pertama itu empat bulan sebelumnya, tapi terkontrol, ini yang kedua kali,"ungkapnya.
"Sebelum kejadian ini, dia juga sempat terlibat keributan dengan jamaah di mesjid dekat rumah, dia kena pukul malahan, adik saya kena pukul, karena yang mukul juga tidak kami proses, karena mereka juga tidak tau, kalau yang tau maka mereka bakal menghindar semua," jelasnya.
Atas kepergian sang adik, iapun tak ingin memperpanjang hal tersebut dan mengikhlaskan semuanya.
"Ya sudah lah, sudah cukup, semua ini bukan kehendak kita,"tuturnya.
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838