DLH Pontianak Berhasil Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar, Target Skala Lebih Besar
“Plastik ini kalau tidak ditangani bisa jadi timbunan yang rawan mencemari lingkungan. Berangkat dari situ, kami mencari teknologi tepat guna
Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sampah plastik yang kerap jadi masalah lingkungan kini mulai disulap jadi sumber energi di Kota Pontianak.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak, Syarif Usmulyono, saat menjadi narasumber di Tribun Pontianak Cast (Triponcast), pada Senin 15 September 2025.
Menurutnya, plastik yang menumpuk di TPA berisiko jadi bom waktu apabila tidak ditanggulangi dengan cepat dan tepat.
“Plastik ini kalau tidak ditangani bisa jadi timbunan yang rawan mencemari lingkungan. Berangkat dari situ, kami mencari teknologi tepat guna,” ujarnya.
• Pedagang di Pontianak Khawatir Wacana Penerapan Pajak Gula
Hasil kajian sederhana DLH menunjukkan, sampah plastik bisa diolah menjadi bahan bakar minyak.
“Alatnya tidak rumit, harganya sekitar Rp150 juta. Alhamdulillah prototipe dengan kapasitas tiga ton sudah kami jalankan di TPST Edelweis Purnama 2,” jelasnya.
Ke depan, DLH bersama Wali Kota Pontianak menyiapkan rencana membangun pabrik berkapasitas lebih besar dengan daya tampung mampu mengolah sampah sebanyak 300 ton per hari.
“Kalau skala industrinya jalan, plastik tidak lagi jadi masalah, malah jadi peluang,” tambah Usmulyono.
Pemkot Pontianak kini juga mengusung paradigma Kumpul, Angkut, Olah untuk reformasi sistem pengelolaan sampah. Targetnya, pada 2029, seluruh sampah masyarakat bisa dikelola sepenuhnya.
Saat ini, kemampuan pengelolaan sampah di Pontianak baru sekitar 25 persen dari total produksi yang mencapai 411,96 ton per hari. Jika tak ada percepatan, TPA Batu Layang bisa kehabisan lahan dalam lima tahun.
“Pontianak tidak bisa lagi hanya open dumping. Kita sudah sanitary landfill, bahkan sampah tidak boleh langsung ke TPA, harus lewat TPS3R dulu,” kata Usmulyono.
TPST Edelweis di kawasan Purnama juga berhasil menjadi contoh nyata perubahan. Di sini, sampah dikelola secara menyeluruh. Seperti Organik diolah jadi kompos, biogas, hingga pakan maggot. Lalu, Plastik, karung, dan styrofoam diolah jadi bahan bakar setara bensin, solar, dan minyak tanah.
“Inilah alasan kami menjadikan TPST Edelweis sebagai prototipe untuk transformasi TPA Batu Layang. Dengan dukungan proyek LSDP, kami ingin Batu Layang jadi TPST modern yang mendukung lingkungan bersih sekaligus membuka peluang ekonomi,” tegas Usmulyono.
Kedepan jika memang minyak ini mau dipasarkan, tentu banyak langkah yang harus disiapkan.
Pertama dikatakannya, harus dilakukan uji laboratorium, dan regulasi juga harus disiapkan , diantaranya TPS sebagai tempat daur ulang sampah ini, harus sudah berubah sebagai Perusda karena sudah ada produk yang dijualnya. Baru nanti mengacu ke aturan lainnya.
DLH Pontianak
Dinas Lingkungan Hidup
Syarif Usmulyono
Pontianak
Berita Terbaru Tribun Pontianak
Kalimantan Barat
Kalbar
Senin 15 September 2025
“Anak Saya Tulang Punggung Keluarga” – Jaitun Harap Kematian Mirawati Diusut Tuntas |
![]() |
---|
Semarak Final Kapolres Cup U-40 Tahun 2025, Sapporo Raih Gelar Juara |
![]() |
---|
Pedagang di Pontianak Khawatir Wacana Penerapan Pajak Gula |
![]() |
---|
Bhabinkamtibmas Kelurahan Sungai Beliung Hadiri Kegiatan hadiri Maulid Nabi Masjid Al-Amin |
![]() |
---|
Pemkab Sambas Gelar Pasar Murah di Seberkat, Warga Senang Harga Beras Murah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.