Pembunuhan di Pontianak

Sosiolog Sebut Ada yang Abnormal Pada Kejadian Pria Mengamuk di Warkop Jalan 28 Oktober 

Hal yang abnormal pada kejadian tersebut seperti diantaranya tingkat pendidikan sehingga minimnya informasi yang seorang peroleh.

TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Keluarga korban melihat video saat peristiwa keributan berdarah di satu di antara warung kopi di Jalan 28 Oktober, di RS Yarsi, Jalan Tanjung Raya II, Pontianak, Kalimantan Barat Rabu (29/1/2020). Dalam peristiwa tersebut satu orang dirawat karena luka sabetan senjata tajam dan satu orang meninggal dunia. 

PONTIANAK - Terkait kasus seorang Pria Ngamuk di Warung Kopi di jalan 28 Oktober Pontianak Utara.

Sosiolog Kalbar menyebut adanya fenoma unik di awal tahun 2020 ini yang diantaranya hal yang abnormal akibat meningkatnya industri perkotaan.

Pengamat Sosiologi Kalbar M Sabran Achyar menuturkan dirinya memandang secara kacamata sosiologi.

Hal yang abnormal pada kejadian tersebut seperti diantaranya tingkat pendidikan sehingga minimnya informasi yang seorang peroleh.

TERPOPULER - Maut di Warkop 28 Oktober, Penemuan Jenazah Perempuan, hingga Alasan Ritual Pawang Ular

"Hal itu bisa di kaitkan pada apa yang terjadi akibat dari tingkat Pengaruh lingkungan, tingkat pendidikan, tingkat strees yang tinggi di kawasan atau lingkungan meningkatnya industri perkotaan yang tinggi," ‎kata Dosen Fisip Untan pada Kamis (30/1/2020)

Dikatakannya lagi, "Masa-masa abnormal di lingkungan industri perkotaan tinggi itu, dan orang yang terjebak di dalam pengaruh itu bisa mengambil sikap sendiri seketika yang berdampak bisa merugikan orang lain dan bahkan diri sendiri tanpa sebab musabab," kata Sabran.

Lanjutnya, Wakil Dekan III Fisip Untan Pontianak menuturkan hal ini perlu segera disikapi bijaksana secara bersama, dan perlu di analisis dari berbagai pihak dengan perspektif.

"Ini PR semua pihak, tak hanya kepolisian dan juga pemerintah, semua peran perlu baik dari tokoh masyarakat dan tokoh agama serta tetangga dan pihak keluarga, jangan sampai masalah pribadi menjadi masalah individu," kata

Dikatakannya lagi, "Saya kira ini akibat dari seseorang yang sedang putus asa menghadapi punya tingkat stress tinggi, atau faktor minimnya agama atau faktor ekonomi dan faktor asmara juga harus di lakukan cek lebih dalam lagi, apabila si pelaku bisa di ajak bicara bisa jadi kajian ilmiah," pungkasnya. (*)

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved