Wawancara Eksklusif
Firli Bahuri Bicara Ilmu Filsafat Menjawab Pihak yang Meragukan Kualitasnya Sebagai Ketua KPK
Firli Bahuri: Saya adalah manusia biasa, saya hanya berupaya keras. Tetapi yang pasti semua yang terjadi karena kehendak Tuhan dan kuasa Allah SWT.
Dengan meliputi melalui koordinasi, pencegahan, monitoring, melalui penyelidikan, penyidikan, penuntutan. Melalui supervisi dan melalui pemeriksaan peradilan berdasarkan undang-undang dan tetap melibatkan masyarakat.
Jadi tidak ada yang salah seketika kita melakukan koordinasi dengan kementerian lembaga. Kenapa saya melakukan itu karena tugas pokok KPK ada 6, Pasal 6, jumlahnya ada 6.
Mulai dari huruf a sampai dengan huruf f. Yang sebelumnya adalah Pasal 6 ada lima tugas pokok, a sampai e.
Kita lihat sekarang, Pasal 6 huruf a itu disebutkan, KPK melakukan a, melakukan pencegahan supaya tidak terjadi korupsi.
Kalau begitu dengan siapa Anda bisa melakukan pencegahan? Apakah Anda sendiri? Karena sesungguhnya tempat-tempat korupsi dimulai di mana-mana saja dan bisa terjadi di mana-mana saja.
Untuk itu tentu kita akan sampaikan kepada kementerian lembaga, seluruh lembaga negara itu harus kita datangi. Itu yang pertama.
Kedua, juga disebutkan Pasal 6 huruf b, melakukan koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan korupsi dan layanan publik. Itu artinya, ada upaya penindakan, ada upaya pencegahan.
Maka harus kita sampaikan kepada semua lini, jangan sampai KPK berjalan sendiri. "Ah, biarkan saja urusan dia."
Sementara mereka, kementerian, lembaga tidak peduli. Padahal ada peraturan presiden nomor 54 tahun 2018 tentang strategi nasional pencegahan korupsi. Dan itu tidak bisa dikerjakan oleh KPK sendiri.
Di awal banyak yang meragukan Bapak sebagai pimpinan KPK, bahkan ada yang menyebut ini pimpinan terburuk. Bagaimana bapak menanggapi itu?
(Tertawa) Saya sebenarnya waktu di Lemhanas sudah ngomong itu dalam speech saya. Saya katakan ada ilmu filsafat. Filsafatnya begini.
Ketika Anda menunjuk 1 orang, sesungguhnya ada 3 jari yg mengarah kepada anda. kalau anda mengatakan begini, maka 3 jari mengarah ke anda.
Kalau anda mengatakan orang buruk, anda harus berkaca. Jangan-jangan orang yang anda katakan buruk lebih buruk daripada anda.
Karena sesungguhnya konsep buruk dan baik itu yang tahu adalah Allah SWT dan anda tidak boleh menilai seseorang.
Contoh begini, kita lihat orang pakaiannya bagus, ini kayaknya bagus sekali, belum tentu juga.