Polisi Sita 5.200 Liter BBM dan Amankan 6 Kendaraan dengan Tangki Siluman di Melawi

Selanjutnya para penampung ini menjual kembali melalui kios kios dengan harga variatif di wilayah Kabupaten Melawi,

Penulis: Rivaldi Ade Musliadi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Praktek illegal BBM antara SPBU dan penampung minyak bersubsidi berhasil di gagalkan Polda Kalimantan Barat. Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalbar setidaknya berhasil menyita 5.200 Liter BBM jenis solar di Kabupaten Melawi, Kamis (16/1/2020). 

MELAWI - Praktek illegal BBM antara SPBU dan penampung minyak bersubsidi berhasil di gagalkan Polda Kalimantan Barat. Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalbar setidaknya berhasil menyita 5.200 Liter BBM jenis solar di Kabupaten Melawi. Pengungkapan terjadi pada Kamis (16/1/2020).

Direktur Reskrimsus Polda Kalbar, Kombes Pol Mahyudi Nazriansyah mengungkapan bahwa pihaknya berhasil mengamankan 6 tersangka dengan modus menyulap tangki kendaraan dan menyiapkan drum plastik.

"Menindak lanjuti informasi dari masyarakat, Tim Subdit 4 Ditreskrimsus melakukan penyelidikan di salah satu SPBU di Kabupaten Melawi. Pada Kamis 16 Januari, tim menemukan 6 kendaraan yang mengantri bbm jenis solar dimana tanki sudah di modifikasi dan juga membawa drum plastic," ujar Mahyudi Nazriansyah, Minggu (19/1/2020).

Polisi Amankan Tiga Tersangka Sabu, Ini Barang Bukti Yang Disita

Ia melanjutkan, bahwa dari hasil pemeriksaan sementara, pihak SPBU menjual 5.700,- dari harga yang di tetapkan oleh Pemerintah sebesar Rp. 5.150,- sehingga SPBU dengan sengaja telah mengambil keuntungan penjualan BBM jenis solar subsidi perliter sebesar RP. 550

"Selanjutnya para penampung ini menjual kembali melalui kios kios dengan harga variatif di wilayah Kabupaten Melawi," jelas Mahyudi Nazriansyah.

Ia juga mengungkapkan, selain 6 tersangka dengan inisial AS, JA, AM, SW, I dan ED diamankan berikut kendaraannya dengan BBM Solar bersubsidi kurang lebih 5.200 liter, Dit Reskrimsus juga memeriksa manager SPBU yang terdaftar dengan NO. 64.786.07 untuk keterlibatannya.

"Sampai dengan saat ini masih dilakukan pendalaman dan pengembangan," ungkap Mahyudi.

Para pelaku terancam dikenakan Pasal 55 Undang-Undang RI Nomor. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dengan ancaman hukum 6 tahun penjara.

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved