Angka Kasus DBD di Kapuas Hulu Menurun Tapi Angka Kematian Meningkat
"Kita terus sosialisasi ke masyarakat, dan meningkatkan juru pemantau jentik nyamuk," ucapnya.
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Madrosid
KAPUAS HULU - Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu, Herberia Karosekali menyatakan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kapuas hulu tahun 2019 jumlah kasus penderita demam berdarah (DBD) di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu hanya sebanyak 19 kasus.
"Namun kalau dibandingkan dengan kasus DBD tahun 2018 menurun. Karena jumlah tahun 2018 sebanyak 472 kasus. Tapi angka kematian akibat dari DBD meningkatkan. Dimana tahun 2018 tidak ada korban jiwa, namun 2019 malah memakan korban jiwa sebanyak 2 orang," ujarnya kepada wartawan, Kamis (9/1/2020).
Dalam hal tersebut, jelas Herberia, tahun 2020 pihaknya akan terus berupaya meningkatkan sosialisasi tentang bahayanya penyakit DBD.
"Kita terus sosialisasi ke masyarakat, dan meningkatkan juru pemantau jentik nyamuk," ucapnya.
• Disdikbud Kapuas Hulu Harap Pemerintah Pusat Tambahkan Guru
Herberia menuturkan, tahun 2019 juru pemantau jentik nyamuk hanya ada di dua kecamatan, kedepannya tahun 2020 manimal dua desa setiap kecamatan.
"Terutama desa atau kelurahan di kecamatan, karena disana biasa rawan terkena DBD," ungkapnya.
Berita data penderita demam berdarah Perpuskesmas di Kapuas Hulu tahun 2020, Putussibau Utara 6 kasus dan korban kematian sebanyak 1 orang, Putussibau Selatan ada 6 kasus, angka kematian akibat DBD kosong, Kalis 2 kasus korban kematian kosong, Bunut Hulu ada 1 kasus, Boyan Tanjung 1 kasus, Silat Hilir 1 kasus dan 1 korban meninggal dunia akibat DBD, dan Embaloh Hulu ada 1 kasus.