KISAH Remaja Putus Sekolah Demi Rawat Sang Nenek! Bertahan di Rumah Tak Layak & Urungkan Cita-cita
Kondisi rumah yang sangat tidak layak huni harus ditinggalinya bersama sang nenek.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Maudy Asri Gita Utami
PONTIANAK - Andika Pratama alias Ari (17) remaja yang harus putus sekolah karena keterbatasan biaya dan memilih untuk merawat sang Nenek seorang diri.
Ketika sang ibu meninggal dunia, Ari harus tinggal berdua bersama sang nenek yang bernama Halipah (70).
Mereka adalah warga Jalan parit Tengah Gang Melati 2, RT 004 , RW 029 Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak barat, Kalimantan Barat.
Dua tahun terakhir setelah menyelesaikan pendidikan di jenjang SMP Ari harus mengurus sang nenek di rumah.
• KISAH Jeki Anak Pasutri Viral Hidup di Gubuk Reyot! Dituduh Larikan Uang hingga Alasan Putus Sekolah
Karena tidak ada lagi selain dirinya yang merawat nenek Halifah karena ibu tercinta sudah meninggal.
Selama dua tahun itu pula ia tidak bekerja karena tidak bisa meninggalkan sang nenek yang memang sejak satu tahun terkahir sudah mulai sakit-sakitan.
Ia dan neneknya harus bertahan hidup dalam berkekurangan.
Kondisi rumah yang sangat tidak layak huni harus ditinggalinya bersama sang nenek.
Tak hanya itu ia harus putus sekolah demi merawat nenek tercinta dan memang ia akui untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA ia tak memiliki biaya sama sekali.

Saat Tribun Pontianak berkunjung ke Rumah Nenek Halifah tampak dirinya sedang terbaring sakit karena memang usia yang sudah cukup tua.
Ketika masuk ke bagian belakang rumah tampak sudah tidak layak huni.
Tampak bagian dapur yang sudah reot dengan kondisi lantai kayu yang sudah rapuh dan jebol, atap yang bocor, dinding yang sudah jebol dan kondisi wc yang tidak layak pakai.
Selain itu tempat memasak juga berada di bagian dapur yang sudah tidak layak dan tampak barang dan perabotan yang berserakan dan bertumpuk di bagian belakang.
Saat ini kondisi Halipah terbaring lemah dan sakit-sakitan dan sudah tidak mampu untuk mengingat secara detail.
Bahkan untuk makan, minum dan mandi dirinya harus dibantu sang cucu.
Andika Pratama alias Ari (17) cucu dari Halipah mengatakan dirinya sudah hampir satu tahun merawat sang nenek sendirian.
Kondisi tersebut terjadi setelah ibu kandung Ari meninggal dunia sejak satu tahun lalu.
"Saya merawat nenek sejak ibu meninggal satu tahun yang lalu, setelah itu nenek sakit-sakitan, " ucap Andika Pratama alias Ari (17) cucu dari Halipah saat diwawancarai pada Minggu (5/1/2020).
Ari menyampaikan sejak ibunya meninggal dunia untuk bertahan hidup dirinya bersama sang nenek hanya mengandalkan uluran bantuan dari tetangga dan dari berbagai pihak.
Hal tersebut dilakukan karena dirinya tidak bekerja dan hanya tinggal berdua dengan sang nenek.

Sang ayah pun hanya sesekali memberikan uang karena sudah sejak lama bercerai dengan ibunya dan tinggal terpisah dengan dirinya.
Ia menambahkan selama ini ada bantuan seperti beras, gula, mie instan, sandal, sampo, sabun, pasta gigi dan sikat gigi yang ia dan neneknya terima.
Sedangkan untuk pembelian beli gas dan pembayaran listrik hanya mengandalkan uang dari pemberian tetangga.
Dirinya sendiri telah lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di Kota Pontianak sejak 2017 lalu.
Namun ijazah miliknya tidak bisa diambil karena tidak ada biaya untuk menebus pengambilan ijazah tersebut.
"Ijazah belum diambil karena uang tidak ada, biaya pengambilan ijazah sekitar Rp 400 ribu sampai sekarnag belum saya ambil dan belum pernah ke sekolah lagi," kata Ari.
Dirinya sendiri merasa kebingungan mendapatkan uang untuk menebus ijazah yang tertahan.
Karena selama bersekolah ia dibiayai oleh sang ibu yang kini telah meninggal dunia.
Demi merawat sang nenek dirinya juga harus mengurungkan niatnya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi.
Karena keterbatasan biaya dan kondisi sang nenek dan niat tersebut harus dipendamnya.
"Niat untuk melanjutkan ke SMA memang ada namun uang tidak ada dan juga tidak ada yang merawat nenek," ucapnya.
Dirinya sendiri berharap ada bantuan untuk merawat sang nenek yang sakit.
Karena selama ini hanya mengandalkan obat dari warung.
Ia juga berharap ada bantuan untuk dirinya bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.
"Saya kepengennya nenek di bawa ke rumah sakit kemudian beli obat," ucapnya.
Ketika ditanya oleh Tribun Pontianak tentang cita- citanya.
Ia mengatakan jika bisa melanjutkan sekolah lagi ia berkeinginan menjadi seorang dokter.
Namun dirinya sadar sejauh ini jangankan untuk biaya sekolah untuk sehari- hari saja hanya mengharapkan bantuan dari tetangga.
Dibantu BNPT
Ketua Rukun Warga (RW) 29 Kelurahan Sungai Beliung, Ahmad Husaini mengatakan berdasarkan konfirmasi dan koordinasi dari Rukun Tetangga (RT) setempat.
Nenek Halipah telah dibantu pemerintah Kota Pontianak melalui Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Ia menambahkan nenek Halipah juga sudah di ajukan untuk mendapatkan program bantuan bedah rumah.
Saat ini dokumen pengajuan bantuan bedah rumah sudah berada di kelurahan.
"Untuk bantuan bedah rumah sudah diajukan bulan 10 atau 11 tahun lalu," ucapnya.
Dirinya menjelaskan pengajuan bantuan bedah rumah yang baru diajukan karena terkendala masalah alas tempat.
Tanah tempat tinggal nenek Halipah dahulu masih berstatus milik keuskupan.
Namun saat ini masalah tersebut telah selesai dan hanya tinggal balik nama.
Husaini menyampaikan nenek Halipah juga sudah di ajukan ke dinas sosial Kota Pontianak untuk mendapatkan bantuan.
Hal tersebut berdasarkan kondisi nenek Halipah yang sudah lansia, tinggal sendirian dan tidak mampu.
"Kemungkinan eksekusinya pada tahun ini," katanya.
Ketua RW 29 ini juga menegaskan kondisi nenek Halipah memang layak untuk mendapatkan bantuan.
Dengan kondisi yang sudah tidak bisa beraktivitas sejak dua bulan terakhir.
Kondisi rumah nenek Halipah juga menurutnya memang tidak layak huni.
Namun karena sebelumnya terkendala alas tempat sehingga menyulitkan untuk pengajuan bantuan.
"Kondisi rumahnya memang tidak layak, namun sudah diajukan, tinggal Pemkot mengeksekusinya," jelas Husaini.
Ia menyebutkan nenek Halipah sudah sejak lama mendapatkan bantuan Beras Miskin (Raskin) dari pemerintah.
Namun bantuan tersebut berubah menjadi Beras Sejahtera (Rastra). Kini bantuan tersebut berubah menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui e warung.
Dirinya berharap agar nenek Halipah juga mendapatkan perhatian dari pemerintah Kota Pontianak.
Ia juga berharap nenek Halipah mendapatkan program lansia dari dinas sosial.
"Mudah-mudahan kedepannya bisa ditangani semuanya," ucapnya.
Tetangga Kasihan
Salah satu tetangga nenek Halipah, Asmah mengatakan membantu nenek Halipah karena kasihan.
Dikatakannya selama ini yang mengurus nenek Halipah memang sang cucu sendirian.
Dirinya mengatakan biasa membantu memandikan nenek Halipah.
Karena kondisi nenek Halipah saat ini sudah tidak bisa mandi sendiri.
"Kasian melihatnya dia (nenek Halipah) tidak punya anak, hanya ada cucu saja," ucapnya.
Ia menambahkan keseharian nenek Halipah masih baik-baik saja.
Karena untuk makan dan minum masih mau.
Namun karena usia yang sudah tua sehingga tidak bisa beraktivitas sendirian.
Asmah menyampaikan dirinya bersama tetangga nenek Halipah membantu karena kasihan melihat kondisi keluarga tersebut.
Dengan keterbatasan yang ada harus bertahan hidup seadanya.
"Biasa bergiliran dengan tetangga untuk memandikan nenek Halipah," pungkasnya. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak