Catatan 2019

POPULER - Kisah Bidan Marjiyah, Dini Hari Mencekam hingga Preman di Bengkayang Minta Maaf

Pasien sudah mau melahirkan dan jarak Rumah Sakit Serukam cukup jauh pihak keluarga menjadi panik, begitu datang langsung marah-marah dan memukul meja

Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Bidan Marjiyah sedang memeriksa pasien, belum lama ini. Kisah Bidan Marjiyah, Sendirian Tolong Pasien hingga Preman di Bengkayang Minta Maaf. 

CATATAN 2019 - Namanya Marjiyah, berprofesi sebagai bidan membuka praktik di Jalan Marhaban, BTN nomor H 1, RT 058/RW 009, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar).

Kisah bidan Marjiyah yang diterbitkan Tribunpontianak.co.id edisi Februari 2019, menjadi satu di antara artikel paling banyak dibaca sepanjang 2019 ini.

Bagaimana kisahnya bidan Marjiyah? Berikut kami rangkum dalam ‘Catatan 2019'.

Keinginan Marjiyah menjadi bidan berawal dari pengalaman masa kecilnya ketika memasuki usia tujuh tahun.

Kala itu di 1981 silam, ibunya hendak melahirkan adiknya. Namun kala itu tidak ada bidan di sekitar rumahnya, bahkan dukun beranak pun jaraknya cukup jauh.

Ayahnya lalu pergi mencari pertolongan, sementara Marjiyah kecil menemani ibunya hingga persalinan terjadi.

Beberapa tahun kemudian tepatnya 1985, hal serupa kembali terjadi. Ibunya hendak melahirkan adiknya.

POPULER - Siswi SD Korban Kebejatan Paman Lahirkan Bayi Laki-laki 2,6 Kg! Kembarannya Juga Korban

Berbekal pengalaman sebelumnya, ia membantu proses persalinan, sementara sang ayah mencari bantuan.

Sejak saat itulah Marjiyah bercita-cita jadi bidan dan menolong orang. Lulus SMP, Marjiyah melanjutkan studi ke Sekolah Kesehatan (SPK) dan lulus 1995.

Marjiyah melanjutkan program D1 dan lulus. Selesai D1, ia menjadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) selama tiga tahun di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, dan melanjutkan studinya mengambil D3 di Poltekkes Surakarta.

Lulus dari sana, ia ke Pontianak ikut sang suami yang bertugas sebagai anggota TNI. Pada 2002, ia sempat bekerja di Klinik Sungai Durian, Kubu Raya sekitar delapan bulan.

Selama menjadi bidan, banyak pengalaman yang sudah ia lalui dalam menangani pasien-pasiennya.

“Sangat senang rasanya bisa membantu pasien-pasien saya, sudah seperti keluarga sendiri. Mereka juga menganggap saya seperti keluarga, kalau ada acara-acara keluarga biasanya saya diundang dan dikirimin makanan kalau berhalangan hadir. Karena ketika mereka datang konsultasi, saya selalu menjadi pendengar yang baik layaknya keluarga sendiri, sehingga mereka nyaman,” kata Marjiyah.

Pernah suatu hari ketika dini hari, Marjiyah dihubungi satu di antara pasiennya yang hendak melahirkan, pasien tersebut sedang sendirian di rumahnya dan tidak ada yang menolong.

Marjiyah langsung sigap mendatangi rumah pasiennya itu dan ternyata didapatinya sudah kesakitan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved