Gubernur Sutarmidji Dukung Program Satu Desa Satu Perawat Guna Percepatan Desa Mandiri

Selain itu ia katakan konsep desa mandiri di Kalbar bisa diwujudkan dan diharapkan kontribusi perawat di dalamnya untuk masalah bidang kesehatan.

TRIBUNPONTIANAK/ANGGITA PUTRI
Foto bersama Gubernur Kalbar, H Sutarmidji usai membuka Musyawarah Daerah yang ke-V PPNI Kalbar yang diselenggarakan di Hotel Orcardz Pontianak, Jumat (13/12/2019). 

PONTIANAK - Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Kalimantan Barat menggelar Musyawarah Daerah yang ke-V yang diselenggarakan di Hotel Orcardz Pontianak, Jumat (13/12/2019).

Kegiatan Musda PPNI Kalbar dibuka langsung oleh Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji dan turut hadir Ketua Umum PPNI Pusat dan pengurus PPNI Kalbar perwakilan dari tiap Kabupaten Kota se-Kalbar, dan para Perawat dari berbagai perguruan tinggi.

Pada sambutannya Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengatakan keberadaan perawat di Kalbar memang sudah banyak.

Sehingga PPNI berupaya mencari terobosan untuk perawat ini agar menjadi mandiri dalam menjalankan profesinya.

HUT PPNI ke-45, Tawarkan Solusi Masalah Kesehatan dengan Program Satu Desa Satu Perawat

"Banyak program prefentif kesehatan yang bisa dilakukan . Kalau tidak serius membagun dari desa akan sulit melakukan percepatan pembangunan atau pun perbaikan," ujarnya.

Ia mengatakan dibidang kesehatan ia sangat ingin ada pelayanan yang manusiawi dari tenaga kesehatan yang wajib melayani pasien dengan sepenuh hati.

Selain itu ia katakan konsep desa mandiri di Kalbar bisa diwujudkan dan diharapkan kontribusi perawat di dalamnya untuk masalah bidang kesehatan.

Ia mengatakan dalam mewujudkan desa mandiri di Kalbar ada 52 Indikator yang menjadi acuan satu diantaranya adalah indikator kesehatan.

Ia mengatakan sepanjang fasilitas kesehatan di desa tersebut ada tidak menjadi masalah tapi kalau tidak ada dokter di desa tersebut, maka tenaga perawat bisa menggantikan fungsi itu .

"Sehingga untuk program menempatkan satu perawat di setiap desa yang menjadi program pusat itu silahkan dan saya sangat mendukung."

"Kontribusi perawat dalam program desa mandiri masuk dalam indikator akses kesehatan," pungkasnya.

Target PPNI Pusat 

Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Kalimantan Barat menggelar Musyawarah Daerah yang ke-V yang diselenggarakan di Hotel Orcardz Pontianak, Jumat (13/12/2019).

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah mengatakan bahwa pihaknya tengah serius mengembangkan proyek percontohan.

Yaitu satu desa satu perawat, sebagai upaya membantu percepatan terwujudnya desa mandiri.

Proyek yang mereka namai One Village One Ners (OVON) itu saat ini sedang dikembangkan di enam daerah di Lampung dan Sulawesi Tenggara.

Dengan rata-rata delapan puluh orang perawat di masing-masing kabupaten/kota.

"Sudah ada pilot project yang sudah berjalan setahun lebih."

"Itu kami buat di enam kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara dan Lampung. Program OVON ini atas keprihatinan kita terhadap pelayanan kesehatan di desa karena tidak ada fasilitas layanan kesehatan, kan."

"Karena, Puskesmas biasanya hanya ada di kecamatan. Ada juga puskesmas pembantu (pustu) di tingkat desa, tetapi kan tidak semua desa punya pustu," ujarnya.

Harif mengatakan bahwa program OVON ini disambut positif oleh Presiden Joko Widodo.

PPNI dikatakan dia juga tengah intens menjajaki komunikasi dengan sejumlah kementerian teknis guna mendorong program OVON jadi program nasional.

Dirinya mennjelaskan alasan pentingnya OVON jadi program nasional.

Menurut dia, di samping membantu percepatan desa mandiri, program OVON juga diharapkan bisa menyerap tenaga perawat yang tiap tahunnya mencapai angka 80 ribu hingga 100 ribu orang.

"Perawat-perawat yang ada di desa itu nantinya kami upayakan putra-putra daerah, supaya tidak ada masalah seperti pulang kampung dan sebagainya."

"Harapannya jadi program tingkat nasional, ini menjadi program nasional sebagai kontribusi perawat dalam mencapai Indonesia sehat," jelasnya.

Ia mengatakan diketahui bahwa di Kalbar ada program desa mandiri barangkali secara teknis apa yang bisa diperbuat dengan adanya perawat di desa untuk perkuat program desa mandiri.

"Kami yakin di Kalbar bisa terlaksana dengan adanya desa mandiri ada modifikasi agar perawat bisa berkontribusi di dalamnya," pungkasnya. (*)

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved