Citizen Reporter

Penerapan Teknologi Pembuatan Pakan Ikan Apung di Mempawah Hilir dan Timur

Solusi yang ditawarkan dalam hal ini adalah penerapan inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam pembuatan pakan ikan apung.

Editor: Mirna Tribun
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) melalui Unit Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (UPPM) membentuk tim untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian Pada Masayarakat (PPM) di Kecamatan Mempawah Hilir dan Mempawah Timur, khususnya untuk membantu para pembudidaya ikan di KJA di Sungai Mempawah dalam menemukan solusi mengatasi permasalahan pakan ikan. 

Solusi yang ditawarkan dalam hal ini adalah penerapan inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam pembuatan pakan ikan apung.

Pelatihan pembuatan pakan ikan apung.
Pelatihan pembuatan pakan ikan apung. (TRIBUNFILE/IST)

Tim PPM ini beranggotakan 9 orang staf pengajar yaitu Ketua Pelaksana Ibu Winarti dan 8 orang anggota (Budiman, Slamet Tarno, Bapak Agus Setiawan, M. Idham Shilman, Susilawati, Farid Mudlofar, Romi Susanti dan  Suparmin), 8 orang teknisi dan 4 orang mahasiswa yang berasal dari Program Studi Budidaya Perikanan Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Polnep.

Ketua Tim pelaksana PPM Polnep, Winarti, menyatakan bahwa kegiatan PPM bagi pembudidaya ikan di KJA Sungai Mempawah ini terdiri dari 3 tahapan yaitu penyuluhan terkait budidaya ikan air tawar di dalam KJA,  pelatihan pembuatan pakan ikan apung dan aplikasi pemberian pakan ikan apung pada budidaya ikan nila di KJA di Sungai Mempawah.

Kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini dilaksanakan pada Kamis tanggal 12 September 2019 di Pusat Unggulan Teknologi (PUT) Politeknik Negeri Pontianak di Jalan M. Thaha, RT/RW 029/002 Desa Terusan Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah.

Peserta utama dari kedua kegiatan ini adalah para pembudidaya ikan di KJA di Sungai Mempawah di Kecamatan Mempawah Hilir dan Mempawah Timur yang berjumlah 22 orang.

Pemaparan materi pengendalian hama dan penyakit ikan di KJA oleh Romi Susanti.
Pemaparan materi pengendalian hama dan penyakit ikan di KJA oleh Romi Susanti. (TRIBUNFILE/IST)

Selain itu, di acara pembukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan juga dihadiri beberapa tamu undangan yang berasal dari instansi terkait yang ada di Kabupaten Mempawah, antara lain dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) yang dihadiri oleh Kepala Bidang Aset Bapak Sabirin, dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disperindagker) yang dihadiri oleh Sekretaris, Kurdiah serta dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan yang dihadiri oleh Plt. Kepala Seksi Budidaya Perikanan Ahmad Kanjawi.

Selain itu acara pembukaan ini juga dihadiri oleh beberapa kepala desa dan lurah yang menjadi fokus lokasi PPM, di antaranya  Kepala Desa Antibar Julkarnaidi Lurah Terusan Riduan dan Lurah Pulau Pedalaman Junaidi.

Lebih jauh Winarti menjelaskan materi penyuluhan yang disampaikan oleh Tim PPM Polnep merupakan materi yang aplikatif yang merupakan rutinitas yang dilaksanakan dan dihadapi  oleh para pembudidaya ikan, meliput budidaya ikan air tawar dalam KJA yang disampaikan oleh Farid Mudlofar dan Suparmin; manajemen pemberian pakan pada budidaya ikan di KJA oleh Agus Setiawan dan Susilawati; pengendalian hama dan penyakit ikan di KJA oleh Winarti dan Romi Susanti; dan manajemen usaha budidaya ikan dan pemasaran oleh M. Idham Shilman dan Slamet Tarno.

Sementara kegiatan pelatihan, dilakukan melalui pemaparan materi terlebih dahulu yang disampaikan oleh Budiman tentang pengenalan bahan (kandungan nutrisi dan sifat bahan) serta peralatan pembuat pakan ikan apung (extruder dan paketannya).

Kemudian dilanjutkan dengan praktek pembuatan pakan ikan apung menggunakan mesin extruder yang ada di PUT Polnep di Mempawah.

Selanjutnya aplikasi pemberian pakan dimulai dengan penebaran benih ikan nila dilakukan pada tanggal yang sama namun di sore menjelang malam hari.

Benih nila yang ditebar adalah ikan nila merah berukuran 5 -8 cm berjumlah 1500 ekor.

Benih ini kemudian dipelihara selama 81 hari sampai dengan tanggal 2 Desember 2019 (± 2 bulan) dan diberi pakan ikan apung yang dibuat saat pelatihan.

Kepala Seksi Bidang Perikanan Ahmad Kanjawi mengatakan usaha budidaya ikan memerlukan biaya operasional untuk penyediaan pakan sangat tinggi.

Kebutuhan pakan bisa mencapai 70-80 persen dari total biaya produksi yang dikeluarkan dalam setiap siklus kegiatan budidaya ikan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved